Home / Romansa / Upik Abu jadi Nyonya / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Upik Abu jadi Nyonya: Chapter 61 - Chapter 70

111 Chapters

Rahasia Ferdi

"Kamu mau bicara apa sama Danan? Awas kalau ngomong macam-macam!" Ia pun mendadak disergap cemburu. "Enggak, Mas. Aku cuma mau minta izin buat ajak Ananta jalan-jalan. Setelah dia pulang sekolah besok.""Oh, OK," ucap Yasa yang kembali tersenyum sambil mengajak Gita menghampiri Danan. Setibanya di meja bar, ia pun langsung menyapa Audi. "Hai, Di. Kapan balik dari Singapur? Makin cantik aja." "Hei, Yas. Kemarin. Lo juga makin ganteng." Audi memutar tubuhnya lalu mencium pipi kanan Yasa. Namun, sekejap kemudian alis hitamnya sontak merapat. "Siapa ni, Yas?" ucap Audi sambil memandang Gita yang berdiri di belakang Yasa dengan mata mengecil. "Calon istri gue.""Hah, nggak salah, lo?" Sekali lagi Audi mencibir hingga membuat Gita melebarkan mata. "Ternyata selera lo udah banyak berubah, ya.""Maksud anda apa ya? Memangnya saya kenapa?" ujar Gita tak terima. Ia memang tidak secantik Audi, tapi harga dirinya terusik saat tadi Audi merendahkannya. "Nggak pa-pa. Sensi banget. Yas, cewe
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Ancaman Ferdi

Sudah sekitar lima menit Yasa mondar-mandir di ruangannya. Ia tengah memikirkan bagaimana cara untuk merebut Ananta dari tangan Danan. Gita memang ibu kandungnya, tapi sialnya pengajuan adopsi Ananta sudah disetujui pengadilan. Danan melakukannya saat Gita masih belum bisa menemui Ananta. Tak lama kemudian pintu ruangan Yasa diketuk. "Masuk," ucap Yasa sambil cepat-cepat kembali ke kursinya. "Permisi, Pak Yasa.""Oh, Pak Dirga. Ada apa, Pak? Mari silakan duduk." Dirga lekas mendekat lalu duduk di hadapan Yasa. "Begini, Pak Yasa. Kondisi Prisma grup beberapa bulan belakangan ini sedang tidak baik. Saham kita terus turun di pasaran. Transaksi dalam dan luar negeri juga sedang sepi."Yasa menarik napas dalam lalu membuangnya kasar. Kabar mengenai kondisi keuangan Prisma grup yang sedang kritis memang sudah sampai di telinganya. "Kalau terus-terusan begini, kondisi Prisma grup akan semakin terpuruk, Pak. Dan kemungkinan yang paling buruk akan banyak karyawan yang terpaksa kita rumahk
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Kecemburuan Danan

Miranda tersenyum miring. "Justru kalau aku menyerah dan Yasa sampai tahu, anakku itu akan hancur, Fer." Ia lalu menyambungnya dengan tawa hambar. "Di mata Yasa aku adalah sosok ibu yang sempurna tanpa cela. Nggak mungkin aku tega membunuh orang lain.""Itu hanya pikiranmu, Mir. Yang utama, sekarang kau harus mengaku. Sisanya biar jadi urusanku. Aku beri waktu satu minggu untuk berpikir. Jika kau masih menolak, video itu akan aku serahkan ke polisi. Dan Yasa pasti akan lebih syok," ucap Ferdi lalu bangkit dari kursinya. "Aku pamit, Mir."Sepeninggal Ferdi, Miranda kembali tercenung. Dia mengambil sebatang cerutu dari dalam laci mejanya lalu menyalakannya dengan korek gas. "Fer, sejak dulu kau masih tidak berubah, sejak dulu kau selalu berada di pihakku. Sayangnya posisimu tidak cukup bagus untuk membuatku menurutimu." Sambil menghisap cerutunya dalam-dalam, mata Miranda sudah berembun. ***"Nan, nanti sepulang sekolah saya nggak bisa jemput, ya," ucap Danan saat ia menepikan sepeda
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Dua Pria

Bunyi bel pulang sekolah berpadu dengan suara bising para murid yang saling berebut keluar, menguar di udara. Danan masih tetap berada di tempatnya semula tanpa bermaksud untuk mendekat. Ia malah berniat untuk pulang dan tidak jadi ikut jalan-jalan bersama dengan Gita dan Ananta. Toh, sudah ada Yasa yang menemani. Tak lama kemudian, terlihat Ananta yang berjalan keluar. Gadis kecil itu terlihat riang sambil berlari menuju gerbang. "Mamaaa!" ucapnya menghambur ke pelukan Gita yang sudah menunggu sambil berdiri tepat di depan gerbang. "Hai, Sayang. Gimana tadi sekolahnya?" ucap Gita seraya mengendurkan pelukan dan menuntun putri semata wayangnya. "Baik, kok, Ma. Kita jadi jalan-jalan, kan?""Jadi dong, Sayang. Yuk, kita jalan sekarang." "Asyiiik," ucap Ananta sambil menggandeng erat tangan Gita. Namun, ia segera melepasnya lagi saat Gita mengajaknya masuk ke mobil merah. Wajah mungilnya yang semula cerah, berubah muram saat Yasa menurunkan kaca jendela dan menyapanya. "Hai, Anant
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Penolakan Ananta

Bunyi klakson yang saling bersahutan memecahkan fokus Danan pada dua sosok manusia yang sangat ia kenal. Ia pun terpaksa menaikkan tongkat standar dan memutar tuas motor ke bawah. "Apa yang bisa membuat Ferdi dan Tante Miranda bisa duduk sedekat itu?""Bukankah selama ini mereka selalu bertentangan?" "Apa ada hubungannya dengan peristiwa kematian Kakek?""Apa Ferdi menghianatiku?"Aneka tanya menyambangi kepala Danan satu per satu di tengah aktivitasnya menatap jalanan. Suasana hatinya pun mendadak buruk. Setengah jam kemudian, Danan dan Ananta tiba di pintu masuk Ancol yang siang itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan hari libur. Cuaca pun cukup mendukung. Langit memang tidak secerah biasanya, sinar mentari pun muncul malu-malu, tetapi tidak ada awan kelabu di atas sana. Danan menghentikan motor beberapa meter dari loket, lalu menghubungi Gita. Gita yang tiba beberapa menit lalu, sudah duduk bersama Yasa di depan pantai. Suara ombak berkejaran dan tiupan angin laut tak mam
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Cerita Dirga

Raga Ferdi mendadak beku. Ia memang akan bicara jujur pada Danan, tetapi tidak secepat itu. Ferdi berencana mengatakan semuanya saat nanti Miranda menyerahkan diri. "Tuan Danan kenapa, sih? Aku tidak menyembunyikan apa pun." Demi kebaikan semuanya, Ferdi terpaksa berbohong. Ia tidak ingin membuat perseteruan antara Danan dan Yasa yang sudah memanas semakin berkobar. Namun, Danan masih menatap curiga. Pemuda 30 tahun itu yakin kalau Ferdi merahasiakan sesuatu. Danan akan mencecar Ferdi lagi sampai ia mengaku, tetapi Ferdi beruntung karena teriakan kurir pengantar paket membuat konsentrasi Danan terpecah. Danan terpaksa memendam rasa ingin tahunya dalam-dalam. Ia melangkah ke pintu masuk hingga membuat Ferdi membuang napas kasar. Setelahnya pun Danan disibukkan dengan aktivitas membuka paket yang berisi aneka jenis biji kopi lokal yang ia pesan dari daerah aslinya. ***Di ruangan berukuran 20 meter persegi, kesepuluh orang direksi dan kepala divisi PT. Prisma grup duduk melingkari me
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Strategi Danan

"Ming-minggu depan, Mas?" Dengan tangan gemetar. Gita terpaksa menyerahkan dokumen yang Yasa minta. "Kita nikah secara resmi dulu di rumahku. Setelah itu baru kita pikirkan kapan akan mengadakan resepsi," ucap Yasa tegas dan tidak ingin dibantah. Gita menarik napas dalam dan membuangnya kasar. Saat itu ia bagai memakan buah simalakama. Jika menolak menikah dengan Yasa, pria itu pasti akan menjebloskannya kembali ke klub malam dan memaksanya untuk menjalani profesi lamanya. Sedangkan jika menerima, Gita masih belum memiliki perasaan apa pun pada Yasa. Dengan gerakan cepat, Yasa meraih dokumen dalam amplop cokelat itu seraya tersenyum. Ia lalu bergegas keluar dan menuju mobilnya. "Setidaknya untuk masalah Gita, aku selangkah lebih maju dari Danan." Yasa terus tertawa puas. Sepeninggal Yasa, Gita langsung menghubungi Danan. Gita yakin pasti Danan bisa membantunya. "Kenapa, Git?" ucap Danan setelah mengucap salam. "Nan, Yasa maksa nikahin gue minggu depan. Gue harus gimana?" Suara
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Kemarahan Yasa

Amarah Yasa Heryawan yang tengah duduk di ruangannya mendadak muncul saat membaca undangan rapat umum pemegang saham di atas mejanya. "Sial! Kenapa tanggalnya bersamaan dengan hari pernikahanku! Ulah siapa ini!" Yasa pun langsung memanggil Pak Dirga ke ruangannya. Tak lama kemudian, Dirga pun hadir. "Permisi, Pak Yasa.""Silakan masuk, Pak! Duduk!"Dirga patuh. Ia pun sedikit bergidik saat melihat raut wajah Yasa yang tidak ramah. "Ada apa, ya, Pak?""Siapa yang menjadwalkan RUPS minggu depan? Kenapa nggak tanya jadwal saya dulu?"Dirga menarik napas dalam-dalam. Sebelumnya ia sudah berkoordinasi dengan Danan untuk menghadapi sikap Yasa. Danan sudah menduga kalau reaksi Yasa akan seperti itu, tapi Danan meminta agar Dirga tidak terpengaruh dan tetap pada keputusan semula. Karena biar bagaimanapun, Dirga adalah CEO Prisma grup. Kedudukan Dirga lebih tinggi dibandingkan Yasa. "Saya sudah konfirmasi ke sekretaris Anda, Pak. Dia bilang minggu depan jadwal Anda kosong. Saya juga sudah m
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Senyum Bahagia Salim Heryawan

Gita melangkah cepat menuju ruang IGD Rumah Sakit Medika Permata saat Miranda mengabarkan kalau Yasa kecelakaan. Ia pun lekas menelepon Danan."Iya, gue udah tahu. Ni lagi otw rumah sakit. Lo ke sana juga?""Iya, Nan. Perasaan gue nggak enak banget, Nan. Gue takut Mas Yasa kenapa-napa. Gue takut guelah penyebab kecelakaan itu," ucap Gita sambil terisak di atas taksi online yang sedang ia naiki. "Kenapa jadi nyalahin diri sendiri sih, Git? Itu kan kecelakaan." Danan berusaha menghibur Gita. Meski pada kenyataannya, dia pun merasa bersalah pada saudara sepupunya itu. Damar mendapat kabar dari Ferdi kalau lokasi kecelakaan Yasa. dekat dengan Tempat Ngopi. Itu artinya saat itu Yasa sedang menuju kafenya. Danan menduga pasti itu ada hubungannya dengan ulahnya yang bermaksud mengerjai Yasa, dengan mengadakan rapat pemegang saham bersamaan dengan hari pernikahan Yasa. Setelah panggilan terputus, Danan langsung melajukan motornya menuju rumah sakit. Tak sampai setengah jam lelaki itu sudah
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Lamaran

Hari itu, seharusnya Ananta Heryawan menjadi wanita yang paling berbahagia, tetapi semuanya berubah di saat-saat terakhir. Bahtera pernikahan yang sudah menepi dan hanya tinggal satu langkah lagi ia arungi, mendadak kembali terbang menjauh. Namun, seperti pepatah yang sudah kerap kali ia dengar, manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan. Kalau Tuhan bilang belum saatnya, ia bisa apa? Sekuat apa pun digenggam kalau itu belum rezeki, ya, nggak akan pernah dapat. Jarum pendek yang terpasang di dinding sudah menapak di angka sebelas, tetapi sosok yang gadis itu tunggu bagai hilang ditelan bumi. “Mana Mas Alfa, Mba? Katanya mau datang. Kita udah nunggu sejam lebih, nih,” keluh Abqo, adik laki-lakinya. Pemuda itu mendatangi Ananta yang sedang duduk gelisah di dalam kamar. “Tunggu sebentar lagi ya, Dek. Mba juga nggak tahu. Biasanya dia nggak pernah terlambat gini.”“Mba udah hubungin dia? Atau Mba mau aku jemput dia ke rumahnya?”“Ga usah, Dek. Nanti yang nemenin Ibu ngobro
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status