Home / Romansa / Upik Abu jadi Nyonya / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Upik Abu jadi Nyonya: Chapter 81 - Chapter 90

111 Chapters

Wanita yang Memiliki Wajahku

"Ingat? I-ngat apa, Om?"Apa Om Tezza ingat lagi sama mendiang istrinya, ya? Aku jadi merasa iba padanya. Pasti sangat berat ditinggal orang yang teramat kita kasihi. Terlebih kelihatannya Om Tezza masih begitu sayang dan cinta sama istrinya itu. Seakan baru saja tersadar dari lamunan, Om Tezza tersentak. "Maaf, maafkan saya, Dek," ucapnya seraya menyeka wajahnya dengan kedua tangan. "Sudah selesai siap-siapnya? Yuk, kita ke masjid sekarang. Biasanya malam pertama akan ramai, makanya harus cepat berangkat.""Udah, Om. Eh, Mas. Yuk."Saat berjalan menuju ke masjid, Om Tezza terus menggenggam erat tanganku sambil bershalawat. Membuatku merasa begitu nyaman. "Mas, apa sampai sekarang Mas masih cinta sama almarhumah istri Mas?"tanyaku perlahan. Terdengar pria di sebelahku menghela napas dalam-dalam, lalu mengempaskannya kasar. "Kalau saya bilang tidak, itu artinya saya tidak jujur, Dek."Aku mengerucutkan mulut. "Tapi, rasa cinta saya ke Lisfi, sudah saya alihkan ke kamu, kok. Pel
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Mendua

Sekali lagi kuperhatikan foto wanita yang tengah menggunakan baju adat Jawa Tengah itu. Malah rasanya aku seperti sedang bercermin. Terus kubalik lembaran foto sampai di lembar terakhir. Di sana tercantum undangan pernikahan Om Tezza dengan seorang perempuan bernama Lisfi. Oh, jadi ini yang namanya Mbak Lisfi? Jadi, yang banyak terpajang di atas lemari kaca di depan adalah foto-fotonya dan bukan fotoku? Apa jangan-jangan karena inilah Om Tezza memperistriku, karena wajah mantan istrinya sama dengan wajahku. Biar dia bisa terus melihat wajah istrinya melalui wajahku. Enak saja! Itu, mah, sama saja artinya dengan selingkuh. Dia berani mencintai wanita lain di depanku! Pikiranku terus mengingat-ingat sesuatu. Aku sangat yakin 100% kalau aku tidak punya saudara perempuan lain. Tidak mungkin aku punya kembaran yang aku tidak tahu, kan? Tanpa menghiraukan panggilan Mas Tezza di dapur, segera kututup album foto dan menelepon ibu. Kutunggu sampai tiga kali nada dering, tapi tidak jua diang
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Nomor Asing

Akibat suara Bu Gwen yang menggelegar, beberapa ibu-ibu yang sedang berbelanja dan berada di sekitar warung sayur mengerubungi kami bagai lalat yang langsung datang ketika mencium bau yang tidak sedap. Ampun, deh, baru juga hari pertama belanja sayur udah jadi pusat perhatian gini. "Bu Gwen, ada apa, toh, ribut-ribut? Nggak baik, lho, puasa-puasa gini malah ribut," ujar salah seorang ibu berhijab panjang yang kullihat tadi sedang asyik belanja sayuran. "Ini, lho, Bu RT, Mbak ini katanya istrinya Mas Tezza."Oh, ternyata Bu RT. Pantas auranya beda."Jengkel banget saya, Bu RT. Kok, bisa, saya yang merupakan teman dekatnya Mas Tezza nggak dikasih tahu? Ini, sih, habis manis sepah dibuang namanya. Hubungan kami sudah sedekat ini-" Bu Gwen mendekatkan telunjuk dan jari tengahnya, "-masak saya ditinggal nikah gitu saja. Udah gitu dia nikah nggak bilang-bilang sama saya." Bu Gwen bersungut-sungut yang membuatku ingin tertawa. Untung masih bisa kutahan. "Atau jangan-jangan kamu itu cuma n
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Ada yang Terbakar

Akhirnya aku memilih untuk membiarkan saja panggilan sampai deringnya berhenti. Akan tetapi tidak lama kemudian nomor asing itu kembali muncul di layar ponsel."Hallo," jawabku pada akhirnya."Hallo." Suara perempuan. "Maaf ini siapa ya?""Gwen. Mas Tezza mana? Kenapa dari tadi saya telponin nggak bisa-bisa?"Bu Gwen? Kenapa nomornya beda sama yang tadi pagi kusimpan? Ngapain dia nelpon magrib-magrib gini? Mana suaranya ketus banget lagi."Oh, Ibu Gwen. Ada apa ya, Bu, mencari suami saya?""Udah nggak usah banyak tanya. Mana Mas Tezzanya?"Belum sempat aku menjawab, dari arah depan terdengar deru suara mobil memasuki halaman. Syukurlah, akhirnya Mas Tezza pulang. Untung masih sempat berbuka di rumah. Yah, meski nggak sempat ke rumah ibu, sih, tapi yang penting aku nggak buka sendirian. Kuabaikan sementara panggilan dari Bu Gwen. Kumasukkan ponsel ke dalam saku baju dengan kondisi masih menyala. Kalau panggilan aku matikan secara sepihak, nanti dikiranya aku tidak sopan lagi. Andai
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Surat Rumah Sakit

Dadaku naik-turun seiring dengan kerasnya usahaku menahan desakan air mata yang sudah siap meluncur turun, saat melihat mobil Mas Tezza mulai meninggalkan halaman rumah malam ini. Ujung-ujung jemariku sampai memutih karena kukepal terlalu kuat. Yah, aku akui, aku memang belum secinta itu sama Mas Tezza, tapi tetap saja aku nggak suka kalau dia lebih perhatian sama wanita lain! Titik. Lagian Bu Gwen itu, sudah tahu sudah malam, masak harus diusir dulu baru mau pulang. Kemalaman, kan, jadinya! Mana pake pura-pura jatuh segala lagi. Orang rumahnya cuma jarak lima rumah dari sini aja, minta pake dianter mobil segala. Nyebelin! Bisa kubayangkan, saat ini pasti dia lagi tersenyum puas karena sudah berhasil membuat Mas Tezza meninggalkanku malam-malam begini. Beruntung dia lebih tua dariku, jadi aku harus menahan diri. Kalau tidak! Di luar jendela yang masih kubiarkan terbuka, langit tampak muram. Bintang-bintang pun enggan menunjukkan kecantikannya. Tarian pelan daun kersen yang tumbuh d
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Cerita Gita

SURAT PERNYATAAN DONOR ORGAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Altezza PranataputraUsia : 37 tahunAlamat: Jalan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta. Bertindak atas nama almarhumah istri saya yang bernama: Nama : Lisfi Susanti Bin AbdulazizUsia : 35 tahunAlamat: Jalan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta. Dengan ini bermaksud melakukan donor organ tubuh milik almarhum berupa jantung, hati, dan pankreas kepada:Penerima: Nama : Danantya HeryawanUsia : 52 tahunAlamat: Jalan Akasia, Cempaka Putih, Jakarta. Bertindak atas nama anak kandung saya yang bernama:Nama : Ananta HeryawanUsia : 15 tahunAlamat: Jalan Akasia, Cempaka Putih, Jakarta. Surat ini dibuat dengan penuh kesadaran di depan tim dokter dan penasihat hukum. Kedua belah pihak dalam perjanjian ini telah sepakat bahwa pihak penerima selanjutnya berjanji tidak akan mengajukan tuntutan lebih jauh terkait peristiwa kecelakaan yang telah melibatkan kedua belah pihak keluarga. Dibuat d
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Aku Mau Cerai

"Sebenarnya pengemudi mobil yang telah menabrak kalian itu adalah ...."Ibu memutus kalimatnya. "Siapa, Bu?" Sesuaikah dengan apa yang ada dalam pikiranku?"Mendiang Lisfi, mantan istrinya Nak Tezza." Tubuhku yang tadi sedang bersandar di sofa mendadak tegak. Mataku kembali membulat. "A-apa, Bu? Jadi Lisfi yang sudah membunuh ayah? Jadi ... Nanta menerima donor organ dan wajah dari seorang pembunuh?""Ananta, nggak boleh ngomong gitu. Biar bagaimanapun dia sudah tenang di alam sana. Kita seharusnya mendoakan, bukan mencerca.""Tapi, Bu, gimana mungkin Ananta bisa berhadapan dengan ayah nanti, sedangkan seumur hidup wajah yang Ananta miliki adalah wajah pengemudi yang sudah membuatnya celaka?" tangisku kian tidak terbendung. Sambil histeris terus kupukuli wajahku. "Ananta, hentikan, Nak. Hentikan! Kepergian ayahmu itu sudah takdir. Itu kecelakaan. Kita tidak bisa menolaknya. Semuanya sudah menjadi ketetapannya bahkan sebelum DIA menciptakan dunia ini. Tenangkan dirimu. Tidak sepan
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Sikap Fenita

Tanpa kusadari, Fenita sudah berada di belakangku. Aku tidak tahu kalau tadi dia mengekoriku. "Ta, lo kenapa?" tanyanya seraya terus memijat pelan tengkukku, sedangkan aku hanya diam dan masih terus berusaha mengeluarkan isi dalam perutku, tidak mampu menjawab pertanyaannya. Beberapa menit kemudian akhirnya perutku pun berhenti bergejolak. Cepat kuminum air teh hangat yang Fenita ulurkan dan menandaskannya hingga setengah. "Gimana? Udah enakan?""Udah, Fen. Nggak tahu kenapa, ni, perut rasanya mual banget. Sampe lemes gue.""Masuk angin kali lo, Ta. Ya, udah hari ini nggak usah puasa dulu aja. Nanti gue anter berobat ke klinik.""Iya, Fen. Kayaknya dari kemarin badan gue emang udah rada nggak enak, tapi gue tetep maksain puasa. Hari ini gue juga coba puasa dulu, aja, Fen. Nggak enak kalau bolos. Semoga aja kuat."Setelah membantu memapahku ke kamar, Fenita mengoleskan minyak angin di leher, punggung, dan pergelangan tanganku. Kemudian kulanjutkan dengan membaluri dada dan perutku d
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Kepulangan Alfa

"Fenita? Fenita temannya Ananta? Iya, Fen. Ada perlu apa, ya? Apa kamu tahu di mana Ananta sekarang?"Aku menggeleng sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada. Pandanganku terus memohon penuh iba pada Fenita. "Nggak, Om, Saya justru mau bicara pada Ananta. Soalnya ponselnya nggak bisa dihubungi. Kalau gitu, udah dulu, ya, Om. Assalamu'alaikum."Sontak, kupeluk erat Fenita dan menciumi kedua pipinya. "Makasi, ya, Fen. Lo emang sahabat gue yang paling baik."Fenita mendengkus kasar. "Terpaksa, deh, gue bohong. Ilang, deh, pahala puasa gue. Untung gue lagi nggak puasa."Kami pun tertawa."Satu minggu, ya, Ta. Gue kasih waktu satu minggu lagi, soalnya minggu depan gue juga mau pulang kampung. Gue harap, lo udah punya keputusan tentang sikap apa yang harus lo ambil terkait masalah lo sama suami lo.""Iya, Fen. Gue usahain.""Ya udah, lo lepasin. Gue mau pergi ngaji dulu.""Fen, gue ikut, ya? Bosen, ni, di rumah terus.""Serius lo mau ikut? Ya udah cepet. Sebenarnya udah lama gue ma
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Godaan sang Mantan

Ragaku langsung beku saat Mas Tezza menyebut nama seseorang yang satu bulan belakangan ini sudah hampir aku lupakan. Apakah benar Alfa yang ada di dalam sana? Kenapa dia tiba-tiba muncul saat aku sudah mulai membuka hati untuk Mas Tezza? Mau apa lagi dia? Masih sambil merangkul bahuku, Mas Tezza membuka pintu dan mengucapkan salam. Ia terus mengayun langkah menuju ruang makan di mana terdengar suara piring beradu dengan sendok. "Alfa? Kamu sudah pulang? Kapan datang, Nak?" Alfa, benar itu dia. Sosok lelaki yang dulu sempat menyatakan cinta dan memiliki hatiku, kini berada tepat di hadapanku. Meski sudah menghilang selama kurang lebih satu tahun, tetapi wajahnya tidak banyak berubah. Tetap tampan. Bedanya hanya pada rambut-rambut halus yang ia biarkan tumbuh di sekitar dagu. Dengan pandangan tajam dan perasaan yang sulit kugambarkan, terus kupandangi lelaki yang sempat memporak-porandakan hidupku dulu. Bahkan, aku hampir lupa kalau sekarang Alfa adalah anak tiriku. Alfa tidak la
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status