"Kamu mungkin yang salah, Erma. Nyonya minta beli bukan tiga, tapi lebih." Vemy menenangkan Erma."Nggak mungkin, Bu. Jelas sekali dia bilang tiga kotak." Erma memastikan dia tidak mendengar jumlah yang salah."Ya sudah. Kamu belikan tiga sisa uangnya kamu kembalikan." Dengan tenang Vemy menjawab."Aku sih, merasa ada yang aneh, Bu." Erma mengerutkan kening.Wanita muda itu membawa ingatan pada perbincangannya dengan Siska."Nyonya nanya soal Tuan Besar, juga nanya Tuan Muda," kata Erma."Nanya apa?" Vemy jadi ingin tahu.Singkat, Erma menuturkan apa saja yang Siska tanyakan."Aneh ga aneh, menurutku. Cuma, mengingat mereka selalu saja ribut ... ya pantas kamu merasa gimana, gitu." Vemy mengangkat kedua bahunya."Jadi ini gumana, Bu? Uangnya?" Erma bertanya lagi."Pergi saja sana, sesuai pesanan. Lalu antar dan kembalikan sisa uangnya. Daripada jadi pikiran, lebih baik kamu urus segera saja." Vemy memberi saran."Iya, Bu." Erma manut.Dia pun pamitan keluar untuk mengurus pesanan Siska
Read more