Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Ayah Untuk Anakku: Chapter 61 - Chapter 70

294 Chapters

Bab 61. Satpam Mulai Mengendus Keberadaan Kenzo

Hari berganti, Amelia meninggalkan Kenzo seperti biasanya. Namun, kali ini satpam tidak biasa. Saat majikannya berlalu, dirinya mengetuk pintu utama hingga Amanda membukanya. “Ada apa, Pak?” Senyuman ramahnya. “Barusan tuan memerintahkan saya untuk membersihkan halaman belakang sekalian aquariumnya,” alasan satpam supaya bisa masuk ke dalam rumah. “Eu-tunggu sebentar ya, biar aku siapkan dulu alat-alatnya,” alasan Amanda karena saat ini bibi sedang mengasuh Kenzo di ruangan keluarga, tepat keberadaan aquarium. “Tidak usah repot-repot, saya bisa siapkan sendiri.” Senyuman teduh satpam yang mulai memiliki ketertarikan pada Amanda. “Iya sudah ....” Amanda menyadari ketertarikan si pria. Maka, dirinya memanfaatkan hal ini, “duduk dulu sebentar, aku akan siapkan kopi dan camilan.” Senyuman manis ditarik hingga satpam semakin terpanah asmara. Maka, selama pria itu duduk di ruang tamu, wanita ini segera memberi tahukan bibi untuk membawa Kenzo ke kamar Amelia karena satpam tidak akan mele
Read more

Bab 62. Apa Tio Bisa Menjadi Ayahnya Kenzo?

“Saya harap Nona mau menunggu sebentar lagi sampai saya memastikan pelakunya.” Pria ini mengerti jika Amelia akan mendapatkan masalah besar andai hingga Adhinatha kembali masalah ini belum terpecahkan. “Baiklah. Saya menunggu!” tegas Amelia sebagaimana atasan yang harus menunjukan wibawa dan kekuasaannya karena jika dirinya terlihat lemah mungkin akan mudah sekali ditindas. “Tuhan ..., Amei tidak tahu siapa pelakunya dan bagaimana cara Amei menjelaskan pada papa kalau Amei tidak pernah membangun sebuah pemandian ....!” raungannya saat pria kepercayaan Adhinatha meninggalkan ruangan. Namun, tanpa Amelia ketahui jika sebenarnya pria itu belum pergi. Maka dirinya mendengar raungan Amelia dengan sangat jelas. Amelia yang berlaga seperti nyonya, padahal wanita itu bagaikan bayi saat sedang sendiri. Pada jam makan siang, Amelia menghubungi Amanda. “Kenzo sedang apa?” “Kenzo sedang main, Mei. Eu-Mei, maaf ya Kakak sedang tanggung, kamu telepon bibi saja ya,” alasan Amanda karena dirinya t
Read more

Bab 63. Mungkin Kita Akan Hidup Bersama Tio

Pertemuan ini membuat Amelia berpikir keras tentang menyatukan Tio dan Kenzo hingga dirinya banyak bergeming. “Mei, apa yang kamu pikirkan. Apakah kamu sedang menimbang keputusan tentang hubungan kita? Aku harap kamu mau kembali menjalin hubungan kita.” Tio meraih satu tangan Amelia yang menganggur di atas meja, tetapi kali ini si wanita tidak menampiknya sama sekali. Amelia mulia membicarakan hal insten. “Bagaimana jika kita menikah lalu aku menghadirkan seorang anak asuh, apa kamu siap menerima anak itu?” Tio tersenyum teduh. “Ternyata kamu tipe tidak sabaran Mei, pasti kamu ingin segera punya anak kan, padahal cuma menunggu kurang lebih tiga bulanan untuk hamil kalau kita berdua sama-sama subur.” “Jawab saja. Apa kamu mau menerimanya?” “Mau, Mei. Aku tidak akan egois, dan aku akan selalu berusaha membuat kamu bahagia bagaimanapun cara dan jalannya, termasuk menghadirkan anak asuh di tengah-tengah kita.” “Bagaimana dengan keluarga kamu?” Senyuman Tio semakin teduh saja. “Aku s
Read more

Bab 64. Amelia Sedang Memikirkan Jawaban Menikah Denganku

Matahari baru saja muncul, bahkan masih pelit memberikan sinarnya, tetapi Tio mengunjungi ruangan William. “Aku dan Amelia sudah membicarakan pernikahan!” celetuknya tanpa basa-basi. Bukan maksud ingin pamer, tetapi pria ini sedang membagi kebahagiaan bersama seorang sahabat. Namun, William menunjukan reaksi di luar dugaan Tio, “Apa maksudmu membicarakan pernikahan dengan Amei!” tubuhnya segera condong ke arah Tio yang duduk dipisahkan meja kerja berlogo CEO, sedangkan sahabatnya hanya duduk santai kecuali saat reaksi William ini. “Maksudku, aku ingin menikahinya dan menerima semua hal yang ada pada Amei. Tidak terkecuali!” Sebelah alisnya terangkat heran akibat reaksi William yang seolah tidak terima. “Jangan bercanda.” Sunggingan bibir getir William. Tio segera meraih air dalam gelas milik William, menegaknya hingga tandas. “Sama sekali tidak. Kali ini aku sedang sangat serius. Tio yang ada di hadapan kamu sekarang adalah Tio si pria perfeksionis.” Tanpa sadar Wiiliam menunjukan
Read more

Bab 65. Keberadaan Kenzo Terbongkar

“A-apa maksud Tuan?” Tentu saja Nitara tidak mengerti, pun saat ini dirinya sangat panik karena merasa dituduh. “Mengapa nona Amei meminta laporan keuangan pada Anda?” Pria ini sangat berhati-hati karena siapa saja bisa menjadi tersangka. “Saya tidak tahu, pokoknya nona Amei memerintahkan saya,” lugas Nitara bersama wajah dan tatapan lugunya, tetapi pria ini sama sekali tidak percaya. “Kembali saja ke ruangan, biar saya yang mengantarkan laporannya!” tegasnya bersama tatapan tidak bersahabat, tetapi Nitara tetap santun walau jantungnya berdebar kencang. Wanita ini kembali ke posisinya. “Kenapa Amei suruh aku kalau laporan itu tidak bisa dilihat sembarang orang?” Nitara ingin segera mendapatkan jawabannya, tetapi dirinya harus bersabar hingga kesempatan bertanya tiba. Beberapa menit kemudian, pintu ruangan Amelia diketuk oleh pria tinggi besar ini. “Nona, ini laporannya,” sodornya setelah dipersilakan masuk. Seketika, dahi Amelia berkerut, “Kenapa Anda yang mengantarnya?” “Memang
Read more

Bab 66. Kepergian Amelia dan Kenzo

Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata. “Menyebalkan sekali pria itu. Mengaku hanya bekerja pada papa. Oke, lihat saja nanti apa yang akan papa lakukan padanya karena alasan Amei pergi karena dia!” “Tapi kita akan pergi kemana, Mei?” risau Amanda karena emosi Amelia sedang dalam keadaan tidak stabil. “Ke hotel dulu saja, ya Kak.” Tatapan sendu Amelia. “Mei, biar Kakak saja yang menyetir.” Segera, Amanda mengambil alih karena hati beraduk bisa berpotensi kecelakaan. Kini, keduanya bertukar posisi, sekarang Amelia memeluk Kenzo. “Sayang ..., maaf ya karena rumah nenek masih bukan rumah Kenzo ....” Amelia berusaha menahan kesedihannya. Bibi berkata pilu, “Bibi sama Amanda meminta maaf karena ternyata kami gagal menyembunyikan Kenzo.” “Kenapa bisa ketahuan, Bi?” Suara Amelia selaras dengan suara pilu bibi. “Satpam memaksa masuk karena katanya sering mendengar tangisan Kenzo. Kami sudah berusaha menahan, tetapi pria itu mengancam akan melapor saat ini juga. Maka, kami tidak punya pi
Read more

Bab 67. Rencana Pernikahan William dan Nitara

Sontak William terhenyak, “Pa, biar William saja karena tanggal pernikahan harus dibicarakan dengan Nitara!” Segera, pria ini mencari alasan karena dirinya terlalu takut jika Bagaswara yang menentukan tanggal pernikahan karena jika hari spesial itu terjadi dekat-dekat ini maka kemungkinan Erland sadarkan diri sangat tipis, sedangkan kemungkinan Amelia menikah dengan Tio sangat besar. Itu sangat berbahaya. Bagaswara mencoba menilai pemikiran putranya. “Papa ragu kamu bisa melakukannya!” celetuknya di luar dugaan William. “Loh, kenapa papa harus meragukan William? Bukankah dalam bidang bisnis saja William mampu, apalagi mengurus kehidupan pribadi.” Pria ini tidak tersinggung sama sekali, maksud ucapannya adalah usaha untuk mencegah ayahnya mengatur tanggal pernikahannya dengan Nitara. “Karena kamu terlalu banyak membuang waktu, padahal kamu dan Nitara bisa menikah kapan saja!” Tatapan Bagaswara memicing tajam seolah sedang memindai sesuatu di luar jalurnya. “Bukan begitu, Pa. William
Read more

Bab 68. Bagaimana jika Anak Hasil Hubungan di Luar Nikah?

Amelia kembali ke dalam ruangannya. “William terlihat mencurigakan. Apa iya, dia tidak suka aku menikah sama Tio?” Wanita ini berniat menyelidikinya walau mungkin urusan ini akan dikesampingkan karena kini dirinya harus mengurus Cakra-satpam panatik pada ayahnya, sedangkan sejak tadi Amanda mencoba bicara pada pria tersebut, ditambah rayuan karena memanfaatkan ketertarikan Cakra padanya. “Kalau kamu memihak nona Amelia dan Kenzo, kamu akan selamat. Nona Amelia punya kunci kasih sayang tuan Adhinatha dan nyonya Sopia, tapi kalau kamu memihak tuan dan nyonya, kamu juga yang akan celaka, bagaimana jika nona Amei tidak ingin kembali, pergi karena sikap kamu.” “Saya juga sempat memikirkannya, tapi mana mungkin tuan dan nyonya menyalahkan saya karena saya sudah bekerja sangat propesional.” “Propesional saja tidak cukup jika akhirnya putri satu-satunya tuan dan nyonya pergi. Kamu tetap disalahkan!” Cakra tidak ingin terlihat lemah di hadapan Amanda walau keraguan dalam hatinya sedikit men
Read more

Bab 69. Malam Panas Amelia dan William

Bukan maksud William membongkar rahasia besar Amelia karena rahasia wanita itu termasuk rahasianya juga yang dianggap sebagai Erland, tetapi pria ini harus berusaha keras mencabut keinginan Tio menikahi Amelia. Sejenak, sahabatnya mengerjap, tetapi kemudian tertawa hambar. “Tidak mungkin. Keluarganya sangat mementingkan keselarasan dan sebagainya, bisa-bisa Amei dihukum gantung jika melakukannya.” “Bisa saja Amelia menyembunyikan kenyataan tentang anak yang disebutnya hanya anak adopsi.” Sebelah alis William terangkat seakan menunggu reaksi Tio. “Tunggu!” Alih-alih memberikan jawaban, Tio segera menyelidik sengit, “apa kau tidak setuju aku dan Amelia menikah? Sikap kamu selalu seperti ini. Mengaku saja, kamu keberatan kan!” tukasnya di akhir. “Tidak. Aku hanya kasihan pada Amei, setelah hatinya terluka lalu kamu akan membuat luka baru.” Datar William saat berdusta. “Ck. Aku tidak pernah menyakitinya, kamu sudah mendengar sendiri cerita sebenarnya. Sudahlah, mengaku saja!” “Jangan
Read more

Bab 70. Penyesalan William dan Rasa Sakit Amelia

Setelah kemeja William terbang entah kemana, kini giliran pakaian Amelia yang berusaha dimusnahkan olehnya. “Tu-tunggu,” cegah si wanita bersama desahan, “aku tidak mau melakukannya. Hidup Kenzo sudah cukup sulit, aku tidak mau melahirkan seorang manusia yang bernasib sama.” “Kamu tidak akan hamil.” Suara berat William yang sedang memaksa melepaskan pakaian Amelia. “Jangan lakukan.” Di titik ini bukan kenikmatan yang dicari Amelia, tetapi masa depan anaknya. Segera, kedua telapak tangannya mendesak William supaya menjauh, tetapi sayangnya kekuatan tenaga mereka berbeda hingga Amelia dibuat kalah seperti dua tahun lalu. Saat ini milik William segera masuk ke dalam inti si wanita hingga erangan kenikmatan keduanya menjadi satu-satunya musik di ruangan tersebut. “Sangat sempit.” Desah William yang baru pertama kali merasakan seorang wanita, sedangkan Amelia sibuk mencari cara untuk menghentikan si pria walau tubuhnya melarang karena gerakan pria ini memabukan, tetapi cukup berbeda deng
Read more
PREV
1
...
56789
...
30
DMCA.com Protection Status