Home / Pernikahan / Pernikahan Tak Sempurna / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pernikahan Tak Sempurna : Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

51. Mabuk

***"Selamat pagi, Nyonya, Tuan." Sapa dua orang yang baru datang dari arah belakang, secara bersamaan.Andita menatap kedua wanita di depannya. "Pagi, Bik. Helmi-nya ada, kan?""Ada, Nyonya. Semalam pulang larut, jadi mungkin masih tidur," jawab Bik siti dengan sopan."Baiklah kami ke atas dulu.""Baik, Nyonya."Setelah satu langkah, Andita menahan lengan suaminya. Dia meminta kepada sang suami agar menunggu saja di ruang tengah. Sementa dia yang akan naik ke lantai dua, membagunkan Helmi. Tapi sebelumnya ada sesuatu yang harus dia lakukan."Ya udah, papa tunggu di sana."Bara pun meninggalkan istrinya. Sesuai kesepakatan mereka, saat berdiskusi di rumah semalam, Bara membiarkan sang istri menyelesaikan hal lain terlebih dahulu.Andita mengajak kedua ART itu ke belakang. Ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka. Sementara itu Sherra hanya berdiri mematung melihat kedua orang tua Helmi. Tak tau harus berbuat apa, dia pun memutuskan untuk ikut ke ruang tengah. Karena kalau dia ke belak
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

52. Disita

***Di ruang tamu, saat ini Helmi sedang duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya. Bara dan Andita menatap sang anak dengan tatapan yang tajam.Di belakang Helmi, Sherra berdiri menunduk, saling meremas jari jemari satu sama lain. Tidak pernah terpikirkan olehnya akan bertemu dengan kedua orang tua Helmi dengan cara yang seperti ini. Sherra memberanikan diri menatap Andita, tapi sedetik kemudian, dia kembali menundukkan pandangannya melihat tatapan Andita yang seperti ingin menelannya.Helmi merasa kali ini sedang bersiap untuk disidang, dengan papanya yang berlaku sebagai hakim. Suasana di ruangan itu terasa sangat mencekam, tak ada yang bicara sama sekali.Helmi menghela napasnya, dia bersiap untuk menjawab pertanyaan apa pun yang keluar dari mulut papanya."Angkat wajah kamu!" Bara berkata dengan ketegasannya. "Katakan, apa kamu sudah tidak menganggap kami lagi sebagai orang tua kamu?" Nada suara Bara terdengar datar, tapi mengandung kemarahan.Helmi tidak berani mengangkat kepal
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

53. Semua gara-gara aku

***"Pa, apa ini tidak terlalu berlebihan?" Andita tiba-tiba bertanya pada sang suami.Bara yang baru saja masuk ke dalam mobil, mengerutkan keningnya. "Berlebihan? Bukannya mama yang mau Helmi sadar?""Iya, tapi kenapa mama merasa bersalah, seperti menelantarkan anak sendiri, Pa."Sebesar apa pun kesalahan yang Helmi lakukan. Sebagai seorang ibu, Andita tentu masih punya rasa kasihan kepada sang putra. Bagaimanapun juga, seorang ibu akan berharap anaknya baik-baik saja."Kita tidak menelantarkan, Ma. Helmi itu sudah dewasa, dia seharusnya bisa berpikir mana yang baik dan tidak untuk kehidupannya. Lagipula kita tetap memantau semuanya kan?" jelas Bara kemudian."Iya sih, Pa." Andita menghela napasnya sesaat. "Mama jadi ragu, anak yang dikandung Sherra bukanlah anak Helmi.""Entahlah, papa juga sedikit ragu, Ma. Semoga saja perkiraan kita salah, dan semoga tujuan Sherra tidak lebih dari pada ini.""Iya, Pa."Melihat kesedihan di wajah sang istri, membuat Bara merasa bersalah. Dia mera
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

54. Naima panik

***Sudah lebih satu minggu Naima pergi meninggalkan rumahnya. Membiarkan sang suami bersama dengan istri yang lain. Madu yang pernah tinggal bersamanya selama seminggu lebih. Wanita ular berkepala dua, yang merebut semua perhatian Helmi darinya. Yang selalu mencari-cari masalah dan berusaha Ingin mencelakainya.Naima lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bermain dengan Kiran, mengobrol dengan mamanya. Kadang jika bosan dia melukis di halaman belakang rumah, hanya sekedar mengisi waktu luangnya, selain mengerjakan desain pesanan pelanggan.Entah bagaimana kelanjutan dari kisah rumah tangganya. Naima masih belum bisa memberi kepastian. Apakah dia masih ingin melanjutkan atau ingin mengakhiri semuanya. Jika dia meneruskan, maka semakin banyak tekanan batin yang akan diterima. Jika Naima mengakhirinya, anak-anaknya akan kekurangan kasih sayang seorang ayah. Dan semua itu tidak akan mudah, Helmi belum tentu mau bercerai dengannya. Di sisi lain hatinya masih sangat berat untuk kehilang
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

55. Terlalu takut

***Saat berlari keluar dari restoran, mereka berpapasan dengan Nara yang baru saja sampai. Tanpa banyak bicara lagi, Sakti langsung menarik tangan wanita itu. Nara yang terkejut mendengar berita singkat itu pun ikut mereka ke mobil.Di perjalanan ke rumah sakit, Naima terus menangis. Dia sangat khawatir pada sang putra yang sedang dalam penanganan dokter. Naima baru saja dihubungi oleh pihak rumah sakit, bahwa Arthur sedang mengalami masa kritis."Bang! Cepatlah, Arthur, Bang!" Naima merengek dalam tangisan.Sementara Nara yang duduk di samping Naima, berusaha menenangkan, merangkul pundak sahabatnya itu."Iya, Ini Abang udah cepat. Bentar lagi kita sampai," jawab Sakti sambil fokus pada jalanan."Gimana ini ... tadi pagi hingga siang Arthur baik-baik saja. Sudah dua bulan, dan dokter bilang dia sehat. Tapi kenapa …?" Tangan Naima menekan pada dada yang mulai terasa sesak.Nara pun mengusap lengan Naima. "Sabar Naima."Meninggalkan sang putra di rumah sakit sendiri sudah sangat berat
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

56. Cemburu

***Naima dan Helmi telah duduk di hadapan dokter yang merawat Arthur. Dengan perasaan cemas Naima menunggu penjelasan. Telapak tangannya sudah basah, wajahnya pucat pasi. Rasa takut dan khawatir dengan kondisi terkini kesehatan sang putra."Bayi yang lahir secara prematur, kerap kali akan mengalami komplikasi. Yaitu komplikasi jangka pendek dan jangka panjang. Saya akan menjelaskan satu persatu kepada Ibu dan Bapak," ucap sang dokter dengan hati-hati. "Jadi, saya mohon, dengarkan baik-baik, dan jangan panik, ya!"Wanita itu mengangguk pelan, setelah sebelumnya melirik Helmi sesaat. "Baik, Dokter. Saya akan berusaha untuk tenang." Naima menjawab dengan lirih.Helmi yang sadar bahwa Naim tidak baik-baik saja. Mulai menggenggam tangan wanita itu. Memberi sentuhan saat dokter akan menjelaskan. Sentuhan itu sedikit memberi ketenangan untuk Naima. Walaupun dalam pikirannya menolak untuk disentuh oleh Helmi. Namun, dalam hati kecilnya menerima perhatian dari sang suami.Saat ini Bayi Naima
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

57. Demi fasilitas

***Naima keluar dari dalam ruangan, matanya merah dan basah. Kondisi putranya terlihat sangat menyedihkan. Sekarang alat-alat yang menempel di tubuh mungil itu jadi bertambah. Dan Naima semakin tidak sanggup untuk membayangkan bagaimana sakit yang Arthur rasakan. Sebagai seorang ibu, tentu saja hatinya tidak sanggup, ketika melihat keadaan Arthur yang seperti itu. Jika saja bisa, ingin sekali dia menggantikan rasa sakit yang dirasakan putra kecilnya.Helmi dan Sakti mendekat secara bersamaan. Sesaat mereka saling pandang dengan tatapan mata kemarahan. Sherra yang melihat hal itu merasa kesal. Bagaimanapun juga dia tidak ingin Helmi kembali dekat dengan Naima."Sayang," panggil Helmi ingin mendekap tubuh istrinya.Namun, Naima menghindar. "Bang, Sakti." Naima menangis, menghambur ke dalam pelukan Sakti.Helmi terdiam dengan rasa panas di dalam hatinya. Kedua tangannya mengepal melihat kejadian di depan mata.Sakti cukup terkejut dengan Naima yang tiba-tiba memeluknya. Wanita yang sela
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

58. Kalian selingkuh

***Mata Helmi terbelalak saat melihat layar ponselnya. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Siapa yang mengirimkan ini padanya?"Apa apaan ini?"Naima tidak peduli dengan apa yang Helmk lihat, dia memalingkan wajahnya. Hatinya sudah terlalu panas, marah dengan apa yang suaminya katakan tadi."Naima, Apa ini?" Helmi menunjukan layar ponselnya menghadap pada Naima.Sebuah foto Naima dan Sakti saat berada di rumah sakit tempo hari. Dari pandangan Naima tidak ada masalah dengan foto itu. Pasalnya saat kejadian, dia dan Sakti hanya berinteraksi seperti biasanya. Namun, sudut pengambilan foto itu terlihat aneh. Sakti terlihat sedang mendekat pada Naima dengan posisi menunduk. Sehingga terlihat seperti mereka sedang berciuman. Dan hal itu yang membuat Helmi menjadi salah paham.Naima pun terbelalak. "Apa maksudnya? Siapa yang mengambil foto itu?""Gak penting siapa yang mengambil. Yang Abang tanyakan, apa yang kalian lakukan?" Kemarahan Helmi semakin menguasai dirinya."Kami
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

59. Tuduhan Helmi

***Malam harinya Naima memutuskan untuk tinggal di rumah sakit, menemani sang putra yang masih belum ada perkembangan. Dengan ditemani Nara, Naima menginap di kamar VVIP khusus untuk keluarga pasien. Sementara Sakti pergi untuk mengurus urusan lain. Selang beberapa lama, Radit dan Rinjani datang melihat keadaan Arthur. Naima menceritakan bagaimana tadi Helmi menuduhnya dan Sakti yang tidak-tidak.Radit dan Jani tampak sangat marah. Semua yang terjadi hari ini juga disampaikan pada besan mereka. Helmi sudah sangat keterlaluan, terpengaruh dengan perkataan Sherra pasti. Semenjak Bara dan Andita mengusir Helmi dari rumahnya, Helmi bahkan tidak menghubungi sepasang suami-istri itu lagi.Di sini lain, Helmi yang masih dikuasai emosi mengamuk begitu sampai di rumah. Sherra bertanya apa yang terjadi, tapi dia tak menjawab pertanyaan apa pun. Yang Helmi lakukan adalah masuk ke kamar dan melampiaskan kemarahannya pada benda-benda di sekitar."Aaaarrggg …!" Dia marah entah karena kebodohannya
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

60. Mabuk berat

***Seorang Helmi Antaraksa, putra tunggal Bara Antaraksa, pemilik Antaraksa property Group. Menyerahkan dirinya ke kehidupan yang serba kacau. Diawali dari ketidak jujurannya, terlalu percaya kepada seorang wanita, dan mudah tertarik dengan sesuatu yang membuatnya penasaran. Saat ini telah pun merasakan bagaimana akibat dari kesalahannya.Siapa yang peduli padanya sekarang? Pekerja tidak punya, keluarga tidak ada. Semua orang sudah meninggalkannya. Terlihat sangat dia sedang tidak bersemangat untuk hidup. Helmi membiarkan dirinya dikuasai rasa bersalah. Helmi tak sadarkan diri, sudah terlalu mabuk.Dua orang pria datang menghampiri Helmi. Mereka membawa Helmi keluar dari klub malam itu. Helmi dibopong keluar menuju parkiran. Dua pria tak dikenal tersebut akan mengantarkannya pulang ke rumah."Kalian siapa?" Dalam keadaan setengah sadar, Helmi menatap nanar pria yang berada di sampingnya, lalu beralih pada pria yang sedang menyetir."Kami ...."Belum sempat pria di sampingnya menjawab
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status