Semua Bab Pernikahan Tak Sempurna : Bab 61 - Bab 70

117 Bab

61. Ketakutan Helmi

***Keesokan harinya, Naima dikejutkan oleh semua orang yang berkumpul di ruang keluarga. Dia yang baru pulang dari rumah sakit, diminta untuk ikut duduk bersama mereka. Radit, Rinjani serta Sakti, memintanya untuk membuat keputusan, antara melaporkan perselingkuhan sang suami atau melaporkan sherra yang mencoba mencelakainya.Itu sebuah pilihan yang berat bagi Naima. Dia memang berniat melapor pada polisi mengenai masalah yang ditimpanya, tapi tidak dengan keadaan sekarang. Lagi pula saat ini Naima keberatan dengan pilihan yang pertama. Tidak mungkin dia melaporkan suami sendiri. Ayah dari anak-anaknya. Walaupun rasa sakit yang dirasakan akibat dari perbuatan Helmi masih perih di dadanya. Tapi dia benar-benar tidak tega melihat kedua buah hatinya kehilangan sosok ayah. Baginya ini, masalah rumah tangganya masih bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan.Lalu, bagaimana dengan pilihan yang kedua. Melaporkan Sherra yang mencoba menyakitinya. Tapi dia sangat tidak tega melihat keadaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

62. Firasat buruk

***"Sherra sebenarnya adalah pion yang digunakan Liany untuk balas dendam pada kita. Terutama pada keluarga kita. Sebab itulah kamu dan Naima menjadi sasaran utamanya," jelas Bara kemudian."Balas dendam seperti apa?" tanya Helmi yang semakin penasaran. Dia tidak pernah tau tentang semua masalah ini."Rencana untuk memisahkan kalian. Kamu dan Naima, dan sekarang rencana mereka berhasil. Liany adalah ibu kandung Sherra. Dia adalah mantan kekasih Papa dulu. Kalian berpisah gara-gara perbuatannya." Kata-kata Bara terdengar lirih."Tidak mungkin, Sherra punya orang tua." Helmi mulai emosi."Mereka hanya orang tua angkat Helmi. Mereka masih ada hubungan keluarga." Kali ini Andita menjawab, dia sudah marah dengan sang putra."Helmi, apa kamu tidak sadar kalau semua ini juga adalah kesalahanmu? Lihat, bagaimana dengan rumah tanggamu sekarang!" Bara juga mulai emosi.Helmi terdiam, di saat seperti ini dia seharusnya memikirkan masa depan rumah tangganya. Tapi, Kasih sayang yang dia berikan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

63. Cemas

*** Kejadian yang tiba-tiba ....Wanita itu tergeletak di lantai. Sontak membuat Helmi berjongkok merangkulnya.Helmi menepuk pelan pipi wanita itu. "Sherra, bangun!" Kepanikan langsung terjadi, dia segera berteriak meminta bantuan. "Tolong! Pak … tolong!" Bagaimanapun juga, Sherra adalah wanita yang pernah membuatnya jatuh hati. Semarah apapun Helmi saat ini, masih saja ada rasa kepeduliannya. Namun, apakah rasa cinta masih dia rasakan?Sesaat kemudian, seorang petugas yang berjaga di depan pintu ruang interogasi itu masuk. "Ada apa, Pak!" "Istri saya pingsan. Tahan pintunya, saya akan bawa dia ke rumah sakit!" Helmi pun bangkit dengan tubuh Sherra di gendongan. Tanpa pikir panjang dia keluar bergegas keluar dari ruangan. "Ba–baik, Pak!" Saat berada di luar, seorang petugas menghampirinya. “Ada apa, Pak Helmi?” “Saya harus segera ke rumah sakit, dia tiba-tiba pingsan.” Sambil terus berjalan dengan cepat Helmi menjawab. “Tapi Pak, harus lakukan prosedur keluar dulu.” Langkah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

64. Tolong hentikan

***Rinjani langsung merasa ada yang salah. "Sakti, ada apa? Kenapa kamu seperti ini?"Dia ingat kebiasaan sang putra yang langsung meminta maaf jika melakukan kesalahan. Dan benar …."Ma, maaf … maafkan aku. Naima hilang …," ucap Sakti tertunduk di bahu Rinjani.Lengan Sakti lantas di dorongnya. "Hilang? Hilang bagaimana?"Sakti terdiam sejenak. "Papa pingsan di gerbang depan. Kata satpam, Papa jatuh setelah mengejar mobil dari arah dalam.""Lalu?""Aku rasa ... itu kerena Papa berusaha ngejar Naima."Degh … Rinjani mulai panik. "Ma-maksud kamu, Naima ... dibawa orang?""Iya, Ma. Pak Ahmad juga sedang diobati di dalam. Beliau terluka karena nyoba nolongin Naima tadi," lirih Sakti.Seketika itu Rinjani limbung, kakinya terasa lemas. "Ya ... Tuhan …."Dengan sigap Sakti menopang bahu mamanya. "Ma, Mama …." Lalu menuntun wanita itu duduk di kursi koridor.Sungguh pukulan berat bagi seorang ibu jika mendengar kabar buruk seperti ini. Rinjani tak berpikir, firasatnya buruknya akan menjadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

65. Naima disekap

***Setelah melihat rekaman CCTV itu. Sakti keluar dari ruangan kontrol dengan amarah yang tertahan. Di tangannya sudah menggenggam hasil rekaman CCTV. Tapi sayang wajah pelaku tidak terlihat. Hanya nomor plat kendaraan yang mereka dapat.Di tempat parkir, mereka mulai mengatur strategi. Kali ini jangan sampai ada yang salah."Daff, hubungi Komandan Irwan sekarang. Minta tolong lacak nomor plat mobilnya!" perintah Sakti setelah menyerahkan Flashdisk di tangannya pada Daffa."Baik, Bos. Kira-kira siapa pelakunya?"Wajah Sakti sudah merah padam. "Hanya satu orang yang kita curigai, tidak ada orang lain yang punya dendam dengan keluarga Helmi. Sekarang malah Naima yang jadi korban. Sial!"Braakk!!Satu pukulan ringan Sakti berhasil membuat kap mesin mobil berbunyi keras. Kepalanya tertunduk dan matanya terpejam. Pukulan itu lumayan keras, sehingga Daffa pun tersentak mendengarnya. Itu baru sebagian kecil kemarahan yang dia luapkan.Daffa terdiam sejenak, lalu memberanikan diri untuk berb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

66. Kamu mau apa?

***Semua orang tampak sedang sibuk saat ini, sudah dua jam sejak Naima menghilang dari rumah sakit. Usaha pencarian pun dilakukan. Dimulai dari melacak nomor polisi kendaraan pelaku. Memeriksa CCTV di setiap sudut kota. Hingga menugaskan beberapa anggota polisi untuk patroli di titik tertentu.Sakti, Daffa serta Bara menunggu dengan tenang di kantor polisi. Melihat orang-orang yang sedang sibuk bekerja. Mereka mempercayakan Komandan Irwan untuk melakukan apa pun. Bagi mereka yang terpenting adalah keselamatan Naima."Yeeaahh … dapat!" Seru seorang anggota polisi yang membuat semua orang menoleh padanya.Komandan Irwan langsung menghampiri, salah satu bawahannya yang sangat ahli meretas apa pun."Sudah dapat lokasinya, Jo?" tanya Komandan Irwan pada anggotanya yang bernama Joshua."Ini, Ndan." Joshua menunjukan titik koordinat di komputernya."Bagus, kita akan segera lokasi." Kemudian Komandan Irwan memberi kode pada asistennya. "Perintahkan anggota di lokasi terdekat untuk melakukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

67. Syok berat

***Setiap insan manusia di muka bumi ini pantas untuk mendapat kebahagiaan. Siapa pun itu, tak peduli dari tempat apa dia berasal.Mencari kebahagiaan bisa terlihat rumit bila dilihat dari rintangan hidup yang ada. Disadari atau tidak, ada banyak hal-hal baik di sekeliling kita yang sepatutnya disyukuri dan menjadi tanda bahwa kebahagiaan sebenarnya bisa kita ciptakan sendiri. Meski kebahagian tak selalu punya definisi yang sama. Namun, kebahagiaan adalah perasaan yang pasti ingin dimiliki semua orang.Lalu, kenapa ada saja orang-orang yang tidak puas dengan melihat kebahagian orang lain? Apa dengan begitu mereka bisa bahagia melihat orang lain menderita? Tidak, sebenarnya itu adalah bagian dari penyakit jiwa dalam dirinya. Kebahagiaan yang mereka rasakan hanyalah semu."Tidak, ini semua tidak benar. Bukan aku yang harus disalahkan." Naima bergumam sendiri.Rasa takut membuatnya berpikir yang tidak-tidak. Kenangan indahnya bersama mama dan papa mertuanya terlintas di benak. Ketika di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

68. Tinggalkan Naima

***Helmi terdiam ketika Bara meneriakinya sekeras itu. Bagai suara gemuruh menggelegar memekakkan telinga. Tak ada orang di rumah itu yang tidak terkejut mendengarnya. Andita yang duduk di depan Bara saja sampai menutup telinga. Apalagi Helmi yang wajahnya baru pertama kali ditunjuk oleh sosok pria yang memberinya kehidupan. Helmi pun mundur selangkah, tapi tatapannya kosong saking terkejutnya.Namun, saat dia tersadar. "Naima di mana, Ma?" tanyanya pada Andita tak peduli dengan teriakan Bara.Andita menatap sang suami yang sedang mengepalkan tangannya, menunduk menopang kepala. Begitulah cara Bara setelah meluapkan emosinya. Kemudian dia beralih melihat Helmi yang masih menunggu jawabannya."Ma, Naima baik-baik aja, Kan?" tanya Helmi sekali lagi."Mama mau bicara sama kamu." Andita menatap sekilas putranya dan pergi dengan wajah kesal.Helmi mengikuti langkah mamanya. Wanita itu membawanya menjauh dari Bara yang masih sangat marah. Membiarkan Helmi berada dekat dengan Bara akan sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

69. Trauma

***Semalam pada saat kejadian itu. Bara dan pihak kepolisian tidak berhasil mengejar pelaku penculikan. Penjahat itu selalu waspada sebelum lokasi itu ditemukan polisi. Hanya jejak ban tertinggal di aspal yang bisa dijadikan petunjuk. Mereka melakukan pencarian hingga menjelang pagi, tapi mereka sudah kehilangan jejak.Namun, Bara tidak kehilangan akal kala itu. Dia punya suruhan yang bisa bekerja di luar batas kemampuan polisi. Keistimewaan dari sebuah benda yang dinamakan uang. Orang-orang yang mau bekerja demi uang sangat banyak. Bara hanya perlu menunggu hasilnya saja."Bagaimana, Pa?" tanya Andita yang menghampiri suaminya setelah selesai menelepon. Mereka kini ada di halaman belakang rumah.Bara menghela napas sejenak. "Tak selamanya bekerjasama dengan pihak kepolisian bisa berhasil. Orang kepercayaan kita telah menyewa detektif swasta. Kita tunggu saja, Ma."Andita percaya pada suaminya. Semua masalah pasti bisa teratasi. Hanya saja pikirannya masih terganggu dengan Helmi yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

70. Rasa curiga

***Helmi Antaraksa, pria yang kini telah menjadi pengangguran. Akibat dari keserakahan dirinya untuk memiliki cinta yang lebih dari dua orang wanita. Helmi yang dirampas haknya untuk mengendalikan kekuasaan, masih berharap untuk tidak terjerat dengan dua pilihan yang dia punya.Jika pria itu masih punya kesempatan untuk memperbaiki, masihkah ada waktu untuk membalikkan keadaan? Akankah Helmi menggunakannya dengan baik? Tidak, pertanyaannya bukan itu. Apakah Helmi masih ada harapan untuk memperbaiki kesalahan? Entahlah, jika dia punya kesempatan sekali pun, belum tentu dia masih ada harapan.Pagi berlalu hingga menjelang siang. Tubuhnya yang lelah, terlelap di kursi tunggu koridor dengan posisi duduk. Helmi yang kurang beristirahat semalam, tadinya ingin merebahkan badan sejenak di rumah, sebelum kembali lagi untuk menemani Sherra. Dia bahkan lupa istri keduanya itu akan keluar rumah sakit siang ini. Tak ada yang mempedulikan wanita itu di sana.Dua jam yang lalu Nara melihat Helmi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status