"Kamu melukainya?"Eleanor mengernyit. Dia memandang Effendy yang menatapnya tajam. Ruang bayi itu terasa menyempit, Ashley memandangnya dengan aura permusuhan, lalu menyerahkan Astakara pada Yanti yang kemudian menenangkan bayi itu dengan ASI dalam dot."Melukai apa?"Ashley menunjuk tubuh Astakara, "Lihat, kamu mencubitnya dimana-mana! Itu hanya anak kecil, mengapa kamu demikian tega?!""Aku tidak mencubitnya." Tukas Ele, keningnya masih berkerut."Kamu mencubitnya! Jangan menyangkal perbuatanmu!"Sebelum Ele bicara lebih banyak, Effendy telah menyela. "Aku kecewa dengan perbuatanmu, Eleanor."Merasa di pojokkan, Ele lekas menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak-""Mau tidak mau, aku akan menjadwalkan pemeriksaanmu dengan psikolog keluarga ini. Kamu tidak bisa menolak, ibu penyusu untuk putraku harus memiliki kesehatan mental yang baik." Tandas Effendy. Lalu dia melihat pada Eleanor, "Jangan mengulangi perbuatanmu, sekali lagi kamu berusaha menyakitinya, maka kamu akan tahu akiba
Read more