Semua Bab Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat: Bab 111 - Bab 120

129 Bab

MENGACAUKAN

Eleanor menggendong Kaisar yang terus menangis, berusaha menenangkannya. Mereka sudah berada di depan ruang perkawinan. Berkas berkas mereka sudah di urus oleh Andika sebelumnya. Laki-laki itu meminta KTP dan dan berkas berkas personal Ele untuk kelengkapan yang diserahkan pada asistennya, Junaedi, yang sekarang setia mengawal mereka. Laki laki itulah yang mengurus kelengkapan persyaratan pranikah mereka."Seharusnya kamu menuruti perintahku untuk membiarkan ia di asuh Bu Ratmi dulu," tegur Andika dengan airmuka tidak senang. "Lihat, semuanya jadi chaos kalau begini."Ele tak menjawab, dia terus berusaha menenangkan Kaisar. "Aku harus menyusuinya," ungkap Ele pula. Andika mendengus gusar secara halus. "Yasudah, ke toilet saja." Ucapnya. Dia merasa sedikit kesal dan memilih duduk di kursi yang di sediakan di luar. Junaedi hanya berdiri tenang di sana seolah ia transparan.Eleanor dalam diam melangkah ke toilet wanita untuk menyusui bayinya. Kaisar akhirnya bisa tertidur. Dia bergegas k
Baca selengkapnya

MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN

Begitu keluar dari mobil, Effendy tidak sedikitpun menatap Ele. Dia berjalan lurus masih menggendong Kaisar yang terus tertidur. Ele mengekor sampai ke dalam kamar bayi, dimana Effendy perlahan lahan meletakkan putranya di ranjang khusus miliknya.Tidak ada yang berubah dari kamar bayi itu, masih seharum dan sehangat biasanya.Lama, Effendy berdiri memandangi Kaisar sambil membelakangi Eleanor. Ele menjadi serba salah. Dia hanya bisa berdiri mematung.Ponsel di saku celana Effendy bergetar, laki laki itu mengeluarkan gawainya, melihat ada pesan masuk dari Andika.[Kamu tidak bisa membawanya. Aku akan datang mejemputnya, Eleanor telah menandatangani surat perjanjian denganku, jika dia melanggarnya, aku bisa menyeretnya ke penjara.]Effendy mengerutkan alisnya. Dia membalik.Saat Eleanor hendak membuka mulut, Effendy telah berlalu ke pintu, dia menatap Ele sembari memegang gagang pintu, "Keluar." Pintanya dengan tatapan tajam. Ele hanya bisa menurut."Aku minta penjelasanmu sekarang jug
Baca selengkapnya

ISTRIKU

Eleanor menatap heran pada Effendy, namun sebelum mulutnya kembali bertanya lebih jauh, pintu telah di ketuk dari luar.Ketika Effendy membukanya, ia melihat Ambar berdiri dengan ekspresi cemas, "Tuan, dokter Andika datang bersama Polisi, ingin menemui Tuan."Mendengar perkataan Ambar, Effendy tidak menunjukkan reaksi apapun."Beritahu mereka, aku akan turun ke bawah.""Baik,"Ambar pun meninggalkan kamar Tuannya. Effendy menatap pada Eleanor yang kini telah berdiri di sisinya."Mari, kamu harus ikut denganku dan meluruskan semuanya."Saat mereka turun ke ruang tamu, Andika sudah duduk di sana bersama dua orang petugas kepolisian. Effendy duduk di depan mereka. "Ada apa tuan-tuan di ikutsertakan menemui saya?" Tanya Effendy pada kedua petugas kepolisian itu. Sedang Andika hanya menatapnya dengan senyum miring."Kamu sudah menyalahi aturan, Chislon. Aku membawa kedua penegak hukum ini agar kamu bisa sekaligus di amankan."Effendy tahu, bahwa tidak akan semudah itu kedua penegak kepoli
Baca selengkapnya

JANJI

Sepanjang hari, Eleanor tak pernah mengajak Effendy bicara. Dia menghabiskan waktunya di kamar Kaisar. Saat hari telah beranjak sore, Ele terlihat meninggalkan kamar bayi dan berjalan ke lantai bawah. "Mau kemana?" Effendy lekas lekas menyapa.Eleanor mengacuhkannya. Dia terus menuruni tangga ."Kamu lapar? Tadi aku sudah suruh maid mengantar makanan siang ke kamar Kaisar...""Aku kenyang." Jawab Ele singkat padat dan jelas. Dia terus berjalan ke pintu utama dengan Effendy yang berjalan menyusul dengan langkah lebar.Ketika Ele telah sampai di pintu keluar dan hendak pergi, Effendy menahan tangannya. "Tunggu dulu. Kamu mau kemana?""Mau ke apartemen, aku butuh membersihkan diri.""Memangnya kamu tidak bisa mandi disini?" Effendy mengernyit. "Kamarmu di lantai bawah itu tidak kekurangan pakaian," cetusnya kemudian. Ele menatap Effendy sekejab. Tanpa mengatakan apapun dia berjalan ke kamar lamanya. Kamar yang ia tempati dulu saat dia datang sebagai istri Chislon, juga kamar yang sama s
Baca selengkapnya

SEBUAH PESAN

Eleanor tak menyangka bahwa hal yang tak pernah berani di impikannya menjadi nyata. Dia, Effendy dan Kaisar menjadi sebuah keluarga yang utuh. Subuh itu, Ele terbangun dengan Effendy di sisinya. Sebuah perasaan nyaman yang sudah demikian lama tak dirasakannya. Rasa hangat yang menjalar dan membuatnya merasakan kebahagiaan.Dia menatap Effendy berlama-lama, mencium pipi laki laki yang masih tertidur tenang itu dan bergegas bangun untuk melihat putranya.Ketika Ele masuk ke kamar Kaisar, dia melihat putranya masih tertidur lelap. Ele akhirnya berinisiatif turun ke dapur, dia bertemu beberapa maid yang baru bangun. Sepertinya mereka yang bertugas di dapur hari ini.Para maid yang ada masih merasa bingung dan heran dengan kehadiran Eleanor. Namun mereka memilih bersikap biasa akhirnya."Nona, hendak membuat apa?""Nona? Jangan memanggilnya Nona, dia adalah Nyonya Eleanor, istri Tuan Abimanyu." Tukas Ambar yang sedang mengkoordinir dspur. Sang kepala maid menoleh pada Ele dan tersenyum se
Baca selengkapnya

MAMA

Eleanor baru saja selesai menyusui Kaisar ketika Maritha menemuinya untuk melapor di kamar sang bayi."Nyonya, Nyonya Dewi ingin bertemu dengan Anda."Ele sedikit mengernyit. "Mengapa dia tidak langsung masuk kesini?""Maaf, Nyonya, tapi Tuan Effendy tidak mengijinkan siapapun dari keluarga Bimantara masuk jika tidak mendapat persetujuan dari dia ataupun Anda.""Em, kamu sudah memberitahu Tuan?"Maritha menggeleng. "Nyonya ada disini, Tuan sedang di kantor, jadi saya seyogyanya memberitahu Nyonya saja."Eleanor mengangguk mengerti. Setelah memastikan putranya sudah benar-benar terlelap, Eleanor pun bergerak turun. Maritha sudah mendahuluinya. Saat ia tiba di ruang tamu, Maritha baru saja mempersilakan Dewi masuk dan duduk.Wanita itu terlihat tidak secemerlang biasanya. Gerak geriknya lemas. Ketika ia melihat Ele, Dewi bahkan tak sanggup tersenyum.Ada rasa iba yang merayap di hari Ele. Namun dia tak tahu harus menyapa bagaimana. Dia akhirnya hanya diam menunggu ibu kandungnya bicara
Baca selengkapnya

MENJEMPUT IRLIANA

Chislon melirik arlojinya, itu adalah pukul empat sore, dan dia berada di bandara, menjemput kedatangan Irliana. Hari ini adalah hari jadi Ele, berdasarkan tanggal dimana ia di temukan di depan pintu panti asuhan. Tanggal itu yang kemudian di masukkan ke dalam berkas sekolah dan kartu tanda penduduk istrinya. Chislon membelikan sebuah kalung sederhana namun elegan untuk Eleanor. Dia sudah bersiap hendak memberikannya sepulang dari kantor. Namun, dia harus menjemput Irliana yang baru sampai di Indonesia sebelum pulang ke kediaman.Hanya sepuluh menit, dan Chislon mengenali sosok wanita tinggi dengan wajah pencampuran Indonesia Prancis itu melangkah dengan senyum di wajahnya yang tampak lelah."Chislon. Cela fait longtemps qu'on ne s'est pas vu. Lama tidak berjumpa," sapa Irliana, melepas kopernya sejenak dan memeluk Chislon yang membalas pelukannya dengan hangat. Irliana Legrand, sahabat masa kecil dan remaja Chislon, sekaligus cinta pertama laki-laki itu. Mereka terakhir berhubungan
Baca selengkapnya

CERITA IRLIANA

Ketika Effendy terbangun pagi itu, ia merasakan sebuah kebahagiaan yang tak dapat diberinya nama.Eleanor berada dalam pelukannya. Tertidur lelap dengan ketenangan yang menggemaskan. Dia mengec*p kening istrinya. Kegiatan mereka semalam cukup melelahkan, rasanya tidak tega untuk membangunkan Eleanor.Effendy turun dari tempat tidur, melihat ponselnya di nakas bergetar. Ia meraih ponselnya dan menjauh dari ranjang, tak ingin mengganggu tidur istrinya."Hallo?" Irliana menyapa di seberang sana."Hallo, Irry.""Kamu ke kantor pagi ini?" tanya wanita itu."Hmm," "Kesini nanti jam berapa?" tanya Irry pula."Nanti aku akan menyuruh salah satu orang kepercayaanku menjemput.""Baiklah, good morning.""Morning." jawab Effendy. Dia kemudian bergegas mandi, meninggalkan Ele yang masih terlelap di peraduan mereka.***Seperti yang di janjikan Effendy, saat menjelang jam makan siang, seseorang datang menjemput Irliana di apartemen.Dia di antarkan di sebuah restoran VIP, menyewa ruangan terbuka n
Baca selengkapnya

MENCIUM KEBERADAAN

Effendy kembali ke kediaman saat sudah menjelang pukul tujuh malam. Tadi sore dia sempat singgah di apartemen yang ditempati Irli hanya untuk memastikan ia baik-baik saja dan memberi tahu Irli bahwa dia akan mengantarkan Irli ke rumah yang dia sediakan besok.Ketika masuk ke dalam kamar, Effendy tidak melihat Eleanor. Dia lekas membersihkan diri kemudian bergegas ke kamar putranya untuk melihat Kaisar. Di sana, kosong.Effendy merasa tidak enak. Dimana anak dan istrinya?Dia gegas keluar, dan langsung menghela napas lega ketika melihat Eleanor menaiki tangga bersama sang putra dalam gendongannya. Bayi itu tampak anteng dan tidak rewel."Kamu sudah kembali?" Ele bertanya ketika matanya menumbuk sosok Chislon yang sudah berdiri di atas tangga."Come here...." Chislon merentangkan tangannya lalu maju memeluk Ele dan Kaisar dalam satu rengkuhan."I really Miss you both." Katanya seolah ia telah pergi bertahun-tahun. Dia melepas pelukan dan mencuri ciuman di kening istrinya, lalu mencium p
Baca selengkapnya

KECURIGAAN

Rumah yang dimaksud Effendy untuk ditinggali Irli adalah sebuah rumah di tempat yang terpencil, harus melewati banyak liku liku dan menyusup untuk sampai ke sana.Itu adalah rumah minimalis dengan gaya Mediterania.Effendy yang keluar dari mobil bersama Irli tepat di depan rumah berhalaman luas itu menoleh pada wanita itu dan bertanya. "Bagaimana, apakah kamu menyukainya?"Irliana Legrand menoleh ke sekeliling dan mengangguk dengan antusias. "Tempat ini terlihat sempurna.""Ayo masuk," ajak Effendy.Mereka melintasi halaman dan masuk ke rumah tersebut. Setelah mereka melakukan tour singkat di dalam rumah, keduanya pun berbicara di dekat pantry dapur."Kamu tidak akan sendiri, para bodyguard akan berjaga, disini juga ada dua orang maid, mereka akan tiba besok pagi,"Irliana mengangguk."Aku harus kembali," Effendy melirik arloji. "Kalau ada apa apa hubungi aku."Dia tersenyum sebentar pada Irliana lalu hendak membalik, namun tak jadi ketika Irliana menahan tangannya. Ketika Effendy ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status