"Iya, Tsa. Makanya, hari ini Papa nyuruh Rendra datang pagi ke pabrik, untuk membahas itu."Punggung aku sandarkan pada sofa seraya mengembuskan napas pelan. Aku yang pernah ikut mengurus pabrik, merasa sedih dengan kabar ini. Pasalnya, mengembalikan kepercayaan pelanggan yang kecewa, lebih sulit daripada mencari pelanggan baru. Dan kerugiannya pun pasti besar. Apalagi jika pelanggan itu biasa mengambil teh dalam jumlah yang banyak. Sedangkan yang baru, belum tentu membeli dengan jumlah yang sama.Biasanya, pelanggan baru membeli teh dalam jumlah sedikit karena masih coba-coba. Tidak seperti pelanggan lama yang sudah tahu rasa dan kualitas produk kami. "Maafkan Mas Rendra, ya, Mah? Karena dia sering bolos, jadinya pelanggan kita pada pergi," kataku dengan sesal. "Gak apa-apa, Tsa. Palingan, nanti Rendra akan dibuat sibuk karena harus mencari konsumen baru, juga promosi sana sini. Pasti lelah, sih, tapi mau gimana lagi? Semua tindakan pasti ada konsekuensinya."Aku mengangguk kecil
Read more