"Tasya nggak laper, kok, Juna, tenang aja." Tasya tersenyum madu. "Juna ngomong aja langsung."Kebohongan yang tidak sempurna karena Juna dapat mengetahuinya. Dari gerakannya ia tahu Tasya tengah berdusta. Ia yakin, wanita ini pasti menahan laparnya, setidaknya haus. Ia tak ingin membuat Tasya pingsan nanti setelah mendengar apa yang ingin dikatakannya. "Mending lu pesen dulu, deh, Sya. Minimal minum, gitu. Gue nggak mau lu kelaperan karena nungguin gue." Juna juga tahu, pasti Tasya sudah lama menunggunya. Sepertinya wanita ini mengira mereka akan berbicara masalah hubungan mereka, padahal ia hanya ingin memperingatkannya agar tidak mengganggu wanitanya. Ia tak ingin kejadian seperti sebelas tahun yang lalu terulang. Ia ingin Diva merasa aman di sampingnya, bukan sebaliknya. Kali ini ia akan ekstra hati-hati, mungkin akan menyewa bodyguard untuk mengawal Diva ke mana pun wanitanya pergi, jika ia tidak dapat menemani. Tasya mengangguk. Meskipun semua lapar, haus, dan perasaan lainny
Read more