Semua Bab Gairah Liar Atasanku : Bab 181 - Bab 190

360 Bab

Memutuskan Untuk Menikah

Jam makan siang telah tiba, Aron yang ingin mengajak Arion makan bersama pergi ke ruangan adik sepupunya, saat dia membuka pintu betapa kagetnya dia ternyata di dalam Arion dan Rebecca saling berpelukan tentu hal ini membuat Aron sakit hati dan marah. Aron kembali ke ruangannya dengan perasaan yang hancur, meskipun dia telah ditolak oleh Rebecca tapi rasa cinta terhadap sekertarisnya tersebut seolah tak pernah padam. "Kenapa, rasa ini terus menyiksaku," kata Aron. Hari Ini adalah akhir bulan dimana Arini terakhir magang di kantor Aron, oleh karena itu dia ingin menemui Aron untuk mengantar berkas-berkasnya sesuai petunjuk dari atasannya. "Permisi pak." Arini langsung masuk dan menghadap Aron yang duduk di kursi kebesarannya. "Ada apa?" tanya Aron. "Saya mau memberikan berkas saya pak," jawab Arini. "Taruh saja lalu keluarlah!" titah Aron. Arini perlahan membalikan badan namun dia kembali lagi dan memohon pada Aron untuk memaafkan kesalahannya waktu itu dan menerimanya kembali
Baca selengkapnya

Diajak Ke Rumah

Senyum Arion benar-benar membuat Arini meleleh, jantungnya tiba-tiba berdebar hebat seperti genderang yang ditabuh dengan cepat. Tak bisa dipungkiri wajah Arion tak kalah dengan Aron, bahkan wajah Aron bak oppa-oppa Korea. "Apa yang terjadi denganku?" gumam Arini dengan memegangi dadanya. Meski Arion telah pergi namun mata Arini terus memandang arah dimana Arion berjalan. Dengan hati yang riang Arini kembali ke meja kerjanya, pikirannya melayang memikirkan Arion. "Rin kamu kok senyum-senyum sendiri, habis kesambet ya?" tanya Vilia yang heran melihat temannya. "Hooh kesambet Pak Arion," jawab Arini tanpa sadar. Sontak Arini menutup mulutnya lalu dia meralat ucapannya. "Eh maksudnya Pak Aron," ucap Arini. Arini sengaja bilang Aron karena sebentar lagi Aron akan menjadi suaminya. "Kamu bahagia akan menikah dengan Pak Aron?" tanya Vilia. Raut wajah Arini kini berubah, tentu dia sangat bersedih menikah dengan Aron pasalnya setelah sakit hati Aron sembuh dia diceraikan yang otomat
Baca selengkapnya

Menikah

Pernikahan Aron dan Arini yang serba dadakan membuat semua persiapannya juga dadakan dan semua dilakukan dengan sederhana pula. "Nggak papa lah Ma, yang penting sah dulu nanti baru resepsinya kita buat semeriah mungkin," kata Aron. "Kamu itu anak satu-satunya Aron, kami ingin merayakan pesta pernikahan kamu dengan meriah," sahut Renata. "Iya Ma, Aron paham. Tapi gimana lagi Aron ingin secepatnya menikah daripada Aron tidak kuat iman dan cicip dulu," timpal Aron beralasan. Renata menghela nafas memang benar apa yang dikatakan anaknya daripada sebelum menikah mereka melakukan hal-hal yang dilarang lebih baik mereka menikah lebih dahulu. "Baiklah tapi beberapa bulan ke depan kami akan merayakan pesta pernikahan kamu dengan meriah," tukas Renata. Aron mengangguk sambil tersenyum licik, beberapa bulan ke depan bukan pernikahan mewah yang akan terjadi melainkan perpisahannya dengan Arini. Keesokannya di kantor saat Arini berangkat tak sengaja dia melihat Arion baru turun dari mobilny
Baca selengkapnya

Muntah Di Pesawat

Untuk bulan madu Dion sudah membelikan tiket ke Selandia baru, menurut Dion Selandia Baru adalah negara yang cocok dijadikan tempat bulan madu. "Papa sudah membelikan tiket bulan madu untuk kalian berdua, semua sudah Papa persiapkan jadi lusa kalian tinggal berangkat saja," kata Dion. Aron yang tidak ingin pergi berbulan madu mengemukakan berbagai alasannya, harus bertemu klien lah, harus mengurusi kantor cabang lah, masih sibuk dengan urusan lah dan lain-lainnya. Dion merasa kesal dengan Aron yang lebih mementingkan pekerjaan daripada berbulan madu. "Papa sudah menyuruh Arion untuk menghandle semua urusan kantor," sahut Dion. "Tapi kasian Arion jika harus mengurus kantor sendiri," sahut Aron. Dion dan Renata menatap sikap tak wajar anaknya, padahal pasangan suami istri yang baru menikah sangat antusias untuk berbulan madu. "Kamu khawatir sekali, bukankah Arion dibantu oleh Rebecca. Sudahlah Aron kamu nggak usah khawatir jika Arion dan Rebecca tidak sanggup menangani pekerjaan d
Baca selengkapnya

Egois

Arini menghela nafas hatinya merasa sakit dengan ucapan Aaron, tak ingin debat lagi dia memutuskan untuk diam sembari berdoa agar pesawat bisa mendarat dengan selamat. Tak terasa waktu cepat berlalu pesawat mulai terbebas dari awan hitam yang sedari tadi membuat semua penumpang panik. Kini pesawat telah berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Internasional kota Wellington. "Akhirnya mendarat juga," kata Arini. Aron turun terlebih dahulu meninggalkan Arini yang masih di tempat duduknya, saat akan beranjak Arini mengambil baju Aron, dia berniat untuk mencucinya karena sayang dengan baju Aron yang masih bagus. Cuaca di negara Selandia Baru cukup dingin setelah Aron mendapatkan travel bag-nya dia segera mengambil jaket dan memakainya begitu pula dengan Arini. Untung Renata mengingatkan Arini kalau di negara Selandia Baru tengah musim dingin sehingga Arini membawa jaket tebal dan sweater. Berapa jam di burung besi, membuat Arini sangat lelah dan setibanya di kamar hotel dia langs
Baca selengkapnya

Sikap Hangat Aron

Aron yang kelelahan tertidur tepat di samping Arini dengan tangan yang masih memegang kompres.Berkat perawatan yang baik dari Aron suhu tubuh Arini cepat kembali normal dan perlahan dia membuka matanya.Mata Arini berputar melihat sekelilingnya dan saat melihat ke samping dia melihat Aron yang tertidur."Kalau tidur manis sekali," gumam Arini.Bibir Arini menyunggingkan senyuman meskipun Aron sangat jahat terhadapnya tapi ketika dia sakit Aron tetap merawatnya dengan baik."Terima kasih Pak sudah merawat saya dengan baik," kata Arini dengan mata yang tak terlepas dari wajah Aron.Aron mulai menunjukkan pergerakan dan Arini menutup matanya kembali, lebih baik dia berpura-pura tidur sebelum Aron kembali ke mode iblis.Tiba-tiba Aron membuka matanya dengan tersentak dia melihat Arini, tangannya tergerak untuk mengecek suhu tubuh Arini."Sudah normal tapi dia belum bangun," gumam Aron.Aron meletakkan kompres yang dia bawa dan perlahan membuka selimut yang paling atas agar Arini tidak kep
Baca selengkapnya

Ikut Bahagia

Arini sangat senang karena Aron mengajaknya untuk melihat Aurora, sungguh tak disangka kalau dia akan melihat Aurora dengan orang yang tidak dicintainya. "Siapa sangka untuk pertama kali aku melihat Aurora dengan Pak Aron, padahal dulu aku selalu berharap melihat Aurora sambil bergandengan tangan dengan orang yang amat aku cintai," batin Arini dengan tersenyum. Arini mulai berkemas tak lupa dia membawa beberapa jaket, sweater dan juga syal untuk disana, ia juga mengemas pakaian Aron. Beberapa waktu kemudian travel sudah menjemput Aron dan Arini di depan loby hotel, Arini sungguh bahagia karena malam ini dia akan melihat Aurora. "Pak saya sungguh bahagia," kata Arini. "Aku tidak," sahut Aron. Arini berdecak kesal sungguh Aron sangat menyebalkan sekali, ucapan Aron benar-benar mematahkan rasa senangnya. "Tidak bisakah anda berbohong sedikit saja Pak, Bilang kek ikut seneng atau apa, jujur sekali," gerutu Arini. "Wanita aneh, orang berkata jujur malah disuruh berbohong," sahut Aro
Baca selengkapnya

Malah Sebaliknya

Hari ini Aron akan pergi ke larnach castle, dia penasaran sekali dengan cerita mistis yang mengatakan kalau kastil tersebut sangat berhantu. Entah mengapa tiba-tiba muncul ide licik di otak Aron, dia ingin mengerjai Arini di sana. "Arini aku ingin pergi ke Larnach Castle kamu ingin ikut denganku?" tanya Aron. "Saya mau ikut Pak," jawab Arini. Aaron tersenyum licik mendengar jawaban Arini kali ini Arini pasti ketakutan karena memang kastil tersebut terkenal sangat angker. Dahulu Larnach Castle adalah milik seorang pria yang bernama Larnach dia dikabarkan meninggal karena bunuh diri setelah mengetahui perselingkuhan putranya dengan istri ketiganya. Istri pertama dan kedua Larnach juga meninggal di usia yang ke-38 tahun, begitu juga dengan putrinya yang meninggal di usia 26 tahun. Inilah yang membuat orang sangat penasaran dengan Larnach tersebut konon katanya di sana sering terjadi penampakan. Melihat Larnach Castle membuat Arini sungguh takjub, kastil tersebut benar-benar indah
Baca selengkapnya

Bagaimana Kalau Kita Berteman

Arini benar-benar meminta maaf kepada Aron, dia tidak sadar saat mengupload foto-foto mereka di grup kantor. Dia menjelaskan kalau sebenarnya dia ingin mengupload foto-foto tersebut di grup pribadi miliknya."Ngapain kamu ingin mengupload foto kita di grup pribadi milikmu?" tanya Aron."Ya saya ingin membuat teman saya iri Pak," jawab Arini.Aron memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Dia sungguh heran dengan Arini, untuk apa ingin membuat temannya iri lagipula pernikahan mereka juga pernikahan pura-pura yang mungkin sebentar lagi akan tinggal cerita."Nggak usah mengumbar pernikahan kita agar nanti setelah kita cerai nggak terlalu malu," sahut Aron.Ucapan Aron seolah menampar Arini dengan keras, dirinya baru sadar kalau tidak perlu menunjukan apapun mengenai pernikahannya kepada siapapun meski semua teman di kampus dan teman kerja pada bertanya.Tak ingin lebih lama di Selandia baru bersama Arini, Aron memutuskan pulang lebih cepat dari hari yang ditentukan oleh papanya."L
Baca selengkapnya

Pulang Bulan Madu

Aron yang awalnya memilih truth kini tiba-tiba beralih ke dare, sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan namun lagi-lagi Aron menggunakan kekuasaannya untuk menguasai permainan. "Ya sudah kalau begitu, anda harus berjoget di depan saya," kata Arini. Bola mata Aron seakan ingin keluar dari tempatnya, seumur hidup inilah kali pertama ada seseorang yang mintanya untuk berjoget namun Aron harus sportif bagaimanapun juga dialah yang beralih meminta Dare ( tantangan). Tak tahu harus berjoget apa dan bagaimana Aron mencoba mencari referensi dari internet, dia mencari video yang menunjukkan orang berjoget. "Satu, dua, tiga." Aron mulai menirukan artis dangdut berjoget, harga dirinya benar-benar jatuh sebagai CEO besar. "Astaga Arini mana ada CEO besar sepertiku berjoget seperti ini," protes Aron. Arini tertawa sangat keras melihat Aron yang luwes berjoget, kapan lagi bisa mengerjai atasan seperti ini. "Wanita ini renyah sekali tawanya." Entah mengapa saat melihat Arini tertawa Aron juga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
36
DMCA.com Protection Status