Home / Pernikahan / Gairah Liar Atasanku / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Gairah Liar Atasanku : Chapter 201 - Chapter 210

360 Chapters

Aron Memanas

Aron langsung terdiam, ucapan Arini benar-benar membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi, memang ketika bersama Rebecca Aron selalu meletakkan ponselnya di dalam tas dan tak lupa dia selalu menggunakan mode diam agar tidak ada yang mengganggu. Malas berdebat dengan Aron Arini memutuskan untuk segera menutup matanya karena dengan begitu obrolan mereka akan berakhir. Sepanjang malam Aron memikirkan Arini, istri kontraknya kini benar-benar berbeda, inilah yang tidak Aron sadari kalau wanita memiliki titik lelah, ketika selalu dipermainkan dia akan menyerah dan diam. Keesokan harinya di kantor Aron memanggil ketua devisi keuangan tanpa bertanya lebih lanjut dia langsung memarahi bawaannya tersebut. "Kenapa kamu menyuruh anak magang untuk lembur dan pulang larut, kamu kan tahu dia adalah istriku," maki Aron. Ketua devisi yang tidak tahu apa-apa hanya terdiam sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mohon maaf Pak Aron, saya tidak mengerti maksud anda," sahut ketua divisi. "Peke
Read more

Apakah Kamu Memiliki Rasa Kepadaku?

Renata sangat sok setelah mendengar perkataan Arion, dirinya benar-benar tidak menyangka kalau anaknya melakukan pernikahan kontrak. Dengan langkah lemas Arini mendekati Aron yang kini tertunduk seolah tak berani menatap wajah kedua orang tuanya. "Apa benar pernikahan kalian hanya pernikahan kontrak?" tanya Renata dengan lirih. Aron benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan mamanya, dia terus saja menunduk tanpa berani mengangkat kepala. "Aron! jawab!" bentak Dion yang ikut mendekat. Perlahan Aron mengangkat kepalanya lalu dia menatap kedua orang tuanya secara bergantian. "Iya," jawab Aron dengan lirih pula. Plak Renata enampar pipi anak tercintanya, seumur-umur inilah kali pertama dia menampar Aron. Arini dan Arion terperangah melihat Renata menampar Aron. "Keterlaluan kamu Aron! Kamu pikir pernikahan itu main-main! beraninya kalian menipu kami semua," maki Renata dengan menangis. "Ma jangan salahkan Mas Aron." Dion mengkode Arini untuk tidak mendekat. "Tetap di tempat k
Read more

Aron Menang Banyak

Arini membuang wajahnya membelakangi Aron, dia sama sekali tidak memiliki jawaban atas pertanyaan Aron karena memang Arini sendiri tidak tau apa yang dirasakannya."Kamu kenapa membalikan badan?" tanya Aron."Nggak papa Pak," jawab Arini dengan gugup.Sebisa mungkin Arini mengalihkan topik pembicaraan mereka namun Aron yang sangat penasaran terus saja mengejar Arini."Jawab dulu pertanyaanku," pinta Aron."Tentu saja tidak, mana mungkin saya memiliki perasaan berlebih kepada anda, saya bilang begitu kepada Mama agar mama nggak sedih," jawab Arini.Sebenarnya Aron merasa kecewa dengan jawaban Arini tapi ya sudahlah yang terpenting sekarang masalahnya sudah kelar.Untuk membuktikan ucapannya kepada Renata, Arini mengajak Aron untuk benar-benar totalitas dalam berperan menjadi suami istri. Dia tidak ingin membuat mertuanya sedih lagi."Kita harus meyakinkan Mama kalau kita adalah suami istri yang saling mencintai Pak," kata Arini."Benar Arini, mulai sekarang dan seterusnya aku akan meman
Read more

Liburan

"besok kita akan liburan bersama mama dan papa," kata Aron saat dia masuk ke dalam kamar. Arini menatap Aron tatapan bingung bukankah seharusnya besok mereka harus ke kantor kenapa malah liburan? "Pak besok kan kita harus pergi ke kantor kenapa malah liburan?" tanya Arini. Jelas Aron gengsi mengatakan kalau ini adalah rencananya sehingga dia memilih mengambinghitamkan kedua orang tuanya agar tidak malu di depan Arini. "Mama dan Papa mengajak kita liburan udah nggak papa dituruti saja, jarang-jarang kita bisa liburan bersama," jawab Aron. Meskipun Arini kurang setuju namun dia tidak bisa menolak karena memang edisi kali ini adalah membuat mertuanya percaya benar-benar menganggap kalau mereka kini saling mencintai. Setelah makan malam Arini dan Aron memutuskan pergi ke kamar untuk istirahat namun sebelum tidur Aron menghubungi Arion terlebih dahulu. "Arion besok handle dulu pekerjaan di kantor, aku masih belum bisa masuk," kata Aron dalam sambungan teleponnya. Mendapati kakak
Read more

Kerjaan Untuk Arini

Selama liburan Aron benar-benar membuat Arini tidak bisa berkutik, tubuh Arini selalu dalam dekapan Aron bahkan kening dan pipinya menjadi sasaran bibir Aron setiap saat setiap waktu."Astaga wajahku kini sudah tidak suci lagi, bagaimana bisa dia terus menciumku bertubi-tubi," batin Arini.Dua hari telah berlalu, meski Aron masih ingin liburan tapi Dion dan Renata meminta kembali, tiba-tiba Dion dihubungi Andika untuk membahas sesuatu dengan Pak Ferdi.****************Di kantor Aron melamun memikirkan Arini, baru saja mereka berpisah di loby kini dia sudah rindu.Tak ingin disiksa oleh rasa rindu, Aron mengirimkan pesan kepada Arini dia ingin tau apa yang dikerjakan oleh Arini."Kamu lagi ngapain?"Lima menit telah berlalu tapi Arini tak kunjung membalas pesannya."Kenapa tidak dibalas?"Aron kembali mengirimkan pesan namun lagi-lagi Arini tidak membalas pesan yang dikirimkannya."Apa-apaan wanita ini, apa jari-jarinya patah sehingga tidak membalas pesanku," omel Aron.Lima belas men
Read more

Gagal Bercinta

Arini menggaruk kepalanya yang tidak gatal dia enggan sekali untuk mempraktekkan hal tersebut. "Maaf Pak Aron tapi saya tidak bisa," kata Arini. Aron mengerutkan alisnya hanya berciuman saja apa susahnya. "Kamu ini apa-apaan tinggal membuka mulut saja apa susahnya," protes Aron yang tidak terima kalau Arini tidak mau melakukan apa yang diperintahkan sebelumnya. Aron tidak mau tahu pokoknya Arini harus mempraktekkan persis seperti video yang dia kirim tadi pagi. Jiwa penguasanya mulai turun tangan, dia tidak mau tau Arini harus mengikuti perintahnya. "Aku nggak mau tahu ini perintah jadi kamu harus melakukannya," ancam Aron. Kelihatannya Aron tidak bisa ditawar dan kali ini Arini harus benar-benar mempraktekkan apa yang dia lihat tadi pagi. Dengan memejamkan mata Arini mengecup bibir Aron namun saat dia ingin membuka mulutnya tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. "Ada apa?" tanya Aron. "Tunggu sebentar Pak," jawab Arini. Arini memegangi kepala Aron sama seperti video yang dia li
Read more

Memiliki Rasa yang Sama

Arini segera mengambil selimut dan menutup tubuhnya yang hampir polos begitu pula dengan Aron yang segera memakai celana pendek ketat miliknya.Dia yang merasa frustasi mengambil minuman kaleng di kulkas mini yang terletak di pojok kamar.Aron langsung meneguk minuman kaleng yang dibawanya lalu dia pergi ke balkon untuk meredam hasrat yang tidak bisa tersalurkan.Melihat Aron yang seperti ini membuat Arini merasa bersalah tapi bagaimana lagi dirinya benar-benar dalam masa periode lagipula hal ini terlalu cepat untuknya.Setelah memakai pakaiannya Arini berjalan menyusul Aron, dia meminta maaf atas kejadian yang baru saja terjadi."Pak," panggil Arini.Aron menoleh lalu meminta Arini berdiri di sampingnya."Kemarilah," titah Aron."Maafkan saya Pak," kata Arini."Nggak mau," sahut Aron dengan tertawa.Meski dirinya kesal tapi semua juga bukan kesalahan Arini, lagipula perintah tadi pagi adalah perintah untuk praktek ciuman bukan praktek bercinta.Aron membalikkan tubuhnya lalu menatap A
Read more

Rebecca Tau

"Pak Aron, anda bisa nggak cepat sedikit, kita ini harus bertemu klien tapi dari tadi anda malah asik memainkan ponsel!" maki Rebecca. Aron yang asik mengirim pesan kepada Arini mengabaikan makian Rebecca sehingga membuat Rebecca marah dan kesal. "Ya sudah lanjutkan saja bermain dengan ponselmu itu, mana berkas yang harus aku berikan kepada klien." Sudah mentok dengan sikap Aron Rebecca meminta berkas karena dia sendiri yang menemui klien. Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel Aron mengambil berkas yang berada di depannya kemudian memberikannya kepada Rebecca. "Lama-lama kamu jadi nggak waras," ucap Rebecca lalu pergi meninggalkan Aron. Sepanjang koridor Rebecca terus menggerutu, dia sungguh kecewa dengan Aron yang akhir-akhir ini tidak profesional padahal meeting dengan klien kali ini sangat penting. Saat bersamaan Rebecca menabrak Arion yang kebetulan Arion juga ingin ke ruang Aron. "Maaf maaf aku nggak sengaja kata Rebecca," kata Rebecca. "Kamu mau kemana?" tanya Rebec
Read more

Kecelakaan

Setelah di ruangannya, Aron langsung menjatuhkan tubuh Arini ke sofa dia merasa kesal karena Arini tidak menurut dengan perintahnya."Pak!" teriak Arini yang kaget karena Aron langsung menjatuhkannya begitu saja."Anda ini apa-apaan!" protes Arini kemudian."Kamu yang apa-apaan, kenapa kamu mempermalukan aku di depan semua staf?" tanya Aron dengan kesal juga."Itu karena saya kesal kepada anda Pak," jawab Arini."Memangnya aku melakukan kesalahan apa?" tanya Aron kembali.Arini menceritakan semua pembicaraannya dengan Rebecca, hal ini sontak menyulut emosi Aron. Dia sungguh tak menyangka kalau Rebecca bisa senekad itu padahal semua sudah jelas."Beraninya Rebecca bilang seperti itu," kata Aron.Arini mencoba menenangkan suaminya, meskipun Rebecca menyakiti hatinya namun dia juga tidak ingin Aron sampai menyakiti Rebecca."Sudahlah Pak, jangan emosi kita kan mau makan siang," bujuk Arini."Tapi dia sungguh keterlaluan," sahut Aron.Tak ingin trus membicarakan Rebecca Arini meminta Aron
Read more

Bertahan atau Berpisah

"Apa maksud kamu Arini?" tanya Aron. Tiba-tiba air mata Arini merembes keluar, siapa yang nggak sakit melihat suami sangat mengkhawatirkan wanita lain, tak hanya itu Aron juga terlihat sangat rapuh. "Jujur ada perasaan berlebih terhadap anda Pak dan melihat anda seperti ini benar-benar menyakiti saya," jawab Arini. "Tapi anda tenang saja saya tidak akan memaksakan perasaan ini jika anda ingin kembali mencintai Ibu Rebecca silakan saya sadar diri kok siapa saya," sambung Arini. Ucapan Arini benar-benar membuat Aron tertampar dirinya tidak sadar kalau apa yang dilakukannya menyakiti Arini. "Bukan begitu Arini, maafkan aku jika aku menyakitimu tapi kamu kan tahu Rebecca adalah sahabatku kami berteman semenjak kuliah, aku menganggapnya sama seperti Arion," jelas Aron. Arini tersenyum sambil menggangguk dia mencoba memahami keadaan Aron, siapa tahu apa yang diucapkan Aron benar adanya. "Maafkan saya pak," kata Arini. Beberapa saat kemudian Arion datang, dia datang dengan membawa ba
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
36
DMCA.com Protection Status