Home / Pernikahan / Gairah Liar Atasanku / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Gairah Liar Atasanku : Chapter 211 - Chapter 220

360 Chapters

Menyindir Aron

Dengan perasaan kecewa Arini kembali ke kamar perawatan yang dibooking oleh Aron, ketika dia masuk dia langsung mengemasi barang-barangnya. Arion yang kebetulan sudah bangun merasa heran dengan apa yang dilakukan Arini apalagi Arini terlihat menangis. "Ada apa Arini?" tanya Arion. Segera mungkin Arini menghapus air matanya lalu dia menjawab pertanyaan Arion. "Saya mau pulang pak, banyak pekerjaan di kantor yang harus saya selesaikan," jawab Arini berbohong. "Pekerjaan apa?" tanya Arion lagi. "Pak bulan depan saya sudah selesai magang sehingga saya harus melaporkan beberapa tugas serta pekerjaan yang selama enam bulan ini," jawab Arini. Arion menarik tangan Arini, sehingga kini Arini menghadapnya, sebisa mungkin Arini membuang tatapannya dari tatapan Arion karena masih ada sisa-sisa air mata di sekitar matanya. "Kamu jangan berbohong, aku yakin pasti terjadi sesuatu," kata Arion. Arini tersenyum lalu dia menatap Arion, Arini benar-benar tidak ingin mengatakan apa yang terjadi k
Read more

Lagi Dan Lagi

Ucapan Arini benar-benar membuat Aron tersindir hingga raut wajahnya berubah. "Kamu kenapa bilang seperti itu Arini, sebelum mengenalmu Aron memang seperti ini," sahut Rebecca dengan lirih. "Iya maafkan saya Ibu Rebecca," timpal Arini. Arini mengira kalau setelah dia menyindir Aron tidak akan menyuapi Rebecca tapi kenyataannya Aron masih menyuapi Rebecca dan ini membuat harga diri Arini sangat jatuh. Mama dan Papa Rebecca bertanya banyak hal kepada Arini seperti asal usul Arini yang tentu hal ini membuat Arini sangat kesal. Saya adalah yatim piatu dan saat ini masih kuliah semester 6," jawab Arini. "Oh kasihan sekali," sahut Mama Rebecca. "Iya memang kasihan kedua orang tua saya sudah dipanggil Tuhan, tapi tak apalah saya masih memiliki seorang suami yang begitu sangat mencintai saya." Lagi-lagi Arini menyindir Aron tapi Aron masih saja menyuapi Rebecca dan mengabaikannya. Setelah disuapi Rebecca meminta Aron untuk membantunya ke kamar mandi, jelas Arini kaget karena Aron haru
Read more

Lelah dan Muak

"Maafkan aku Arini tapi jika aku tidak ke sana dia tidak akan makan dan minum obat," ucap Aron. Arini tidak memberikan respon apa-apa dia berharap Aron mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah sakit namun harapannya pupus sudah karena Aron tetap pergi ke rumah sakit. "Aku berangkat dulu, aku janji akan segera pulang," pamit Aron. Dengan meringkuk Arini menangis di atas tempat tidurnya, bahkan dia sampai terisak. Aron benar-benar telah mempermainkan hati dan perasaannya. Hingga malam larut Arini masih menangis, dia berharap Aron memenuhi janjinya namun kenyataannya hingga esok pagi Aron tak kunjung pulang. "Sampai pagi anda masih belum pulang padahal semalam anda bilang akan segera pulang," gumam Arini. Dengan mata yang membengkak Arini memutuskan tetap berangkat ke kantor, entah alasan apa yang dia buat nanti ketika para sahabatnya bertanya. Benar saja setibanya di lobby Arini bertemu dengan Vilia yang juga baru datang, melihat mata Arini yang membengkak membuat Vilia heran dan
Read more

Rebecca Shock

Aron yang kesal dengan Arion membuang semua benda yang ada di meja kerjanya, dia tau kini kalau Arion juga ingin memiliki Arini itulah sebabnya kenapa Arion berkata seperti itu padanya. "Dia istriku Arion, dia milikku, tidak akan aku biarkan orang lain memilikinya," ucap Aron dengan mengepalkan tangannya. Berapa saat Arini mengerjakan pekerjaannya Aron sudah berada di sampingnya dan mengajaknya keluar. "Ikut aku keluar, aku belum sarapan," ajak Aron. Tak ingin mempermalukan suaminya Arini mengangguk dan tersenyum, dia mencoba bersikap biasa meskipun malas sekali keluar bersama Aron. "Tunggu sebentar saya akan memberesi meja dulu," kata Arini. "Baiklah sayang," sahut Aron. Semua staf yang mendengar cara panggil Aron terhadap Renata nampak senyum-senyum sendiri terlebih Vilia yang bahagia karena Aron sangat menyayangi sahabatnya. Selain sarapan Aron ingin berbicara hal serius dengan Arini mengenai Rebecca dan sikapnya akhir-akhir ini. Aron sengaja memesan ruangan VVIP agar dia b
Read more

Sudah Siap?

Tatapan Rebecca kini mengarah ke Aron, dia ingin protes karena Aron hanya diam saja melihat Arini berbicara seperti itu. "Aron kenapa kamu hanya diam saja. Lihatlah sikapnya yang sangat kurang ajar," adu Rebecca. "Sikapnya bukan kurang ajar Rebecca tapi memang wajar, seharusnya kamu makan sendiri kalau memang kamu tidak bisa kan masih ada kedua orang tua kamu atau perawat, aku rasa kamu juga bisa memperkerjakan suster bantu di sini untuk mengurusimu," sahut Aron. Untuk kedua kalinya Rebecca kena mental dia benar-benar tidak menyangka kalau Aron berbicara seperti itu dengannya. "Tapi aku menginginkan kamu Aron," timpal Rebecca. "Mengertilah Rebecca, aku kini bukan seorang single lagi tapi aku kini seorang suami yang mana aku harus menjaga perasaan istriku," ujar Aron. "Tapi dia hanya istri kontrak Aron, aku yakin dengan wajahnya yang pas-pasan dan body yang nggak bagus kamu tidak benar-benar mencintainya," tukas Rebecca. "Wajah dan tubuh bukan alasan utama seseorang mencintai, ka
Read more

Seperti Gatotkaca

Seketika jantung Arini tidak sehat, dirinya sangat gugup saat Aron meminta jatah malam pertama. Mendapati istrinya yang memucat membuat Aron tersenyum licik karena dia tidak akan membatalkan acara malam pertama mereka. "Tenang sayang, rasanya enak kok ntar kamu pasti ketagihan," bujuk Aron. Tak mau menunggu lama lagi, Aron segera menjelajah bukit kembar milik istrinya, secara bergantian kiri dan kanan Aron seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Arini menggeliat bak cacing kepanasan, sembari mendesah Arini terus menarik rambut Aron dan sedikit menekannya. "Sayang, rambut aku," protes Aron. "Maaf Mas," sahut Arini. Inilah saat yang ditunggu-tunggu yaitu penyatuan miliknya dan milik Arini. "Mas sakit," pekik Arini. Aron mencoba menerobos dengan pelan namun goa Arini yang masih belum terjamah masih dilindungi oleh selaput yang mana untuk masuk harus melewati selaput itu terdahulu. Meski jalan kesana tidak seperti jalan tol yang bebas hambatan namun akhirnya Aron berhasil juga men
Read more

Lebay

Arini langsung sok mendengar permintaan Aron bagian bawahnya benar-benar sangat perih namun kini Aaron malah menginginkannya kembali, sungguh seperti makan buah simalakama menolak tak mampu menyetujui juga tak sanggup."Mas tapi ini sudah siang kita harus pergi ke kantor," bujuk Arini.Aron menunjuk bagian bawahnya kepada Arini, benar saja senjata Aron sudah berdiri sempurna persis sekali dengan tugu Monas.Mendapati suaminya yang sangat berhasrat membuat Arini tak tega hingga akhirnya dia pun mengizinkan Aron untuk menggagahinya kembali."Baiklah Mas," sahut Arini.Aron sangat senang karena Arini memberikan ijin padanya untuk menengok gua sempit yang membuatnya mulai ketagihan.Setengah jam telah berlalu namun Aron masih belum mendapatkan pelepasannya padahal hari semakin siang.Sepuluh menit kemudian Aron berada di puncak kenikmatan, setelahnya Arini mengajak Aron untuk membersihkan diri dan bersiap ke kantor."Aku bisa dimarahi kepala divisi Mas," kata Arini."Kamu itu adalah istrik
Read more

Bucin Arini

Hari ini adalah hari pertama Arini datang ke kampus setelah 6 bulan magang di perusahaan Aron. Dia sangat merindukan suasana kampus, dengan langkah pelan Arini memandang setiap sudut kampusnya. "Sekarang tidak ada lagi yang menggangguku," batinnya. Baru beberapa detik membatin tiba-tiba ponselnya berbunyi dan benar saja itu adalah panggilan video dari Aron. "Sayang, kamu ngapain?" tanya Aron. "Aku baru saja sampai kampus Mas," jawab Arini. "Awas, jaga pandangan kamu dari mahasiswa-mahasiswa genit," pesan Aron. "Iya iya Mas," sahut Arini. Saat bersamaan tiba-tiba salah satu teman lelaki Arini langsung merangkul Arini dari belakang sontak hal ini membuat Aron langsung cemburu. "Hay Arini, lama nggak ketemu aku kangen banget," kata salah satu teman cowok Arini di kampus. Arini nampak memucat sontak dia langsung memindahkan tangan temannya yang bernama Revan. "Jangan begini Revan," kata Arini. Di dalam layar kaca ponselnya, Aron sudah memasang wajah marah, hal ini membuat Arini
Read more

Kepergian Pak Ferdi

Sama seperti sebelumnya Rebecca nampak bermanja-manja dengan Aron, padahal Aron telah mengingatkan Rebecca agar tidak terlalu dekat dengan dirinya. "Apakah kamu tidak ingat dengan janji kamu dulu Aron, dulu kamu bilang akan selalu menyayangiku meski tidak berjodoh," kata Rebecca yang mengingatkan Aron dengan janji di masa lalunya. "Itu kan dulu Rebecca lagi pula aku masih menyayangimu sama halnya dengan Arion tapi rasa sayangnya jelas berbeda dengan rasa sayangku terhadap Arini," jelas Aron. "Arini adalah orang baru, apakah secepat itu dia menggeser posisiku di hatimu?" tanya Rebecca. Aron terdiam sembari mengusap rambutnya dengan kasar, entah mengapa saat berhadapan dengan Rebecca hatinya seakan lemah dan tidak tegas. "Tapi kan dulu kamu yang menolakku Rebecca, kamu bilang sangat mencintai Arion dan memintaku untuk melupakanmu," ucap Aron dengan lirih. "Aku bodoh dan aku tidak sadar kalau sebenarnya orang yang aku cintai adalah dirimu Aron bukan Arion," sahut Rebecca. Melihat A
Read more

Ulang Tahun yang Sama

"Mengapa wajah kamu lesu begitu Rebecca? bukankah klien yang selama ini kamu prospek akhirnya mau bekerja sama dengan kita," tanya Aron.Rebecca meletakkan berkas yang dari tadi dia bawa di atas meja kerja Aron kemudian dia menatap Aron dengan nanar."Selama kenal denganmu tidak sekalipun kamu melupakan hari ini, tapi kini kamu telah melupakannya," jawab Rebecca.Aron mengerutkan alisnya ia bener-bener merasa ambigu dengan jawaban Rebecca, apa yang dilupakan? memangnya ada apa dengan hari ini? Beberapa pertanyaan muncul di benak Aron."Aku tidak mengerti apa maksud kamu Rebecca?" tanya Aron lagi.Dengan wajah yang semakin sedih Rebecca menghela nafas, dia berusaha mencari simpati Aron."Tidak Ingatkah kamu hari ini tanggal berapa?""Tanggal sebelas," jawab Aron.Seusai menjawab pertanyaan Rebecca Aron membolakan matanya, dia kini baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun Rebecca."Astaga aku baru ingat," ucap Aron."Kamu benar-benar telah melupakanku Aron, aku tahu kalau kamu s
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
36
DMCA.com Protection Status