Semua Bab Pendekar Dekrit Dewa: Bab 21 - Bab 30

83 Bab

bab 21: Memurnikan Pil

"Aku sudah memeriksa dengan seksama. Ada orang yang menanamkan pengetahuan miliknya padamu. Kemungkinan besar dia merupakan orang tua atau kerabatmu."Mendengar perkataan Naga Kecil, ekspresi penasaran Il-Pyo seketika berubah menjadi masam. Lagi-lagi itu berkaitan dengan orang tua yang telah membuangnya. Apa gunanya menanamkan pengetahuan mereka padanya? Bukankah dia anak yang tak dinginkan? "Segel pengetahuannya melemah seiring kau bertambah kuat. Aku rasa tujuannya untuk membantumu berkembang," lanjut Naga Kecil. "Berkembang?" Il-Pyo terkekeh dengan tawa yang miris. Ekspresinya nanar ketika menambahkan, "Kalau begitu kenapa mereka menyegel bakatku sejak lahir? Aku menjadi kesusahan dan menderita karena hal itu."Selama 15 tahun, Il-Pyo harus terus menerima beragam penghinaan karena kelemahanya. Ada banyak kejadian di mana ia tidak berdaya sama sekali ketika diperlukan tidak adil. Dan karena hal itu dia harus menerima dan menelan banyak kesusahan tanpa bisa melawan. Semua terjadi ka
Baca selengkapnya

bab 22: Menuju Lelang

-Seminggu kemudian"Aku dengar nona muda Hou Yanqi telah berada di puncak ranah Semi Petarung. Dan beberapa hari ini sepertinya tuan muda Hou akan menyusulnya. Aku rasa tahun ini keluarga Hou akan sangat unggul dari 5 keluarga lain," celetuk seseorang pria yang tidak jauh dari Il-Pyo berjalan. Tanpa ragu Wanita di samping pria itu mengangguk lalu menjawab, "Tahun ini keluarga Zhou sama sekali tidak bisa mengharapkan bakat jenius muda mereka. Sekalipun tuan muda Zhou Yubei telah mengatasi masalahnya baru-baru ini, dia tetap tertinggal. Posisi pertama benar-benar akan direbut oleh keluarga Hou dari mereka."Sejak meninggalkan kediaman keluarga Zhou, Il-Pyo terus-terusan mendengar pembicaraan tentang perbandingan bakat para jenius muda. Menghangatkannya topik ini dipicu oleh sekte Mata Pedang yang mengumumkan seleksi perekrutan murid akan diadakan 3 minggu lagi. Persiapan telah mereka laksanakan di setiap Prefektur Kekaisaran. "Tinggal melakukan pe
Baca selengkapnya

bab 23: Lelang Keluarga Jiang

Saat masuk kamar Lelang keluarga Jiang, akan didapati 6 ruang VIP di lantai dua yang langsung menghadap panggung. Sedangkan pada lantai satunya bangku-bangku di susun berjejer. Il-Pyo duduk di salah satu bangku bagian paling depan sesuai undangan yang sebelumnya diberikan Hou Yanqi padanya. Minghao mengabaikan item pertama yang dilelang karena tidak begitu berguna baginya dan Il-Pyo. Begitupun sampai item ke-3, dia merasa tidak perlu bersaing dengan yang lain untuk memperebutkan sebuah pil. Barulah ketika item ke-4 dipertunjukkan oleh manajer lelang di atas panggung, Minghao jadi tertarik dengan barang tersebut. "Ini buku yang ditemukan di bagian barat benua Timur, tepatnya di dekat Pesisir Pantai Putih. Meskipun terkunci dan kegunaan tidak diketahui, tapi tim penilai dari lelang kami menganggap ini barang yang mungkin cukup berharga. Barang ini dilelang mulai dari dua puluh ribu koin perak!" jelas manajer lelang. Beberapa orang kehilangan minat ketika mendengar harganya. Untuk ses
Baca selengkapnya

bab 24: Kesepakatan Jangka Lama

Il-Pyo berjalan berdampingan dengan Huang menuju ruang VIP yang ada di lantai dua. Ketika sudah masuk ke dalam, telah duduk seorang gadis dengan beberapa pengawal di sisinya. Tampaknya tidak ada satupun yang berasal dari 6 keluarga berpengaruh, wajah-wajah mereka baru pertama kali dia lihat. "Nona ini yang ingin bertemu Tuan," ungkap Huang.Il-Pyo mengamati perempuan cantik di depannya. Perempuan tersebut mungkin berusia awal 20-an, tetapi pria tua yang ada di belakangnya seolah sangat menaruh hormat. Tidak perlu ditanya bagaimana kedewasaan terpancar dari perempuan tersebut. Sungguh pembawaan yang elegan dan luar biasa. "Agar tidak membuang waktuku. Katakan, apa kau seorang Alkemis?" Dengan tatapan acuh tak acuh perempuan tersebut memulai perbincangan.Il-Pyo sudah memberitahu niatnya untuk menjual Pil pada Haung ketika di perjalanan ke lantai dua. Dia bahkan meminta ditemani masuk karena takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam ruang VIP. Kalau Il-Pyo mengaku bukan se
Baca selengkapnya

bab 25: Pertikaian dengan Ling Xiao

Il-Pyo akhirnya sampai ke Balai Sumber Daya setelah cukup lama berjalan. Yang pertama dia cari tentu inti Beast beresensi api. Namun, masih belum ada inti Beast beresensi api yang tersedia di sana. Sesuai arahan Minghao Il-Pyo kemudian menanyakan bahan lain."Dari semua yang tuan sebutkan, yang masih ada hanya Gulma Spritual," jawab pengurus Balai Sumber Daya. "Harganya 12 koin emas."Il-Pyo melihat dan memeriksa secara cermat kualitas bahan di atas baki yang disodorkan. Itu merupakan rumput pengganggu yang lahir di antara budidaya tanaman obat. Oleh karena itu, kualitas dan penggunaan Gulma Spritual bergantung pada tanaman apa yang ada di sekitarnya. "Aku rasa masih dapat digunakan untuk membuat pil pengumpul Qi kualitas menengah." Penjelasan Minghao membuat Il-Pyo segera mengeluarkan koin pembayaran. "Aku akan membelinya 15 koin emas!" sambar seseorang dari belakang sebelum Il-Pyo dapat membayar. Mata pengelola Balai Sumber Daya lang
Baca selengkapnya

bab 26: Pertarungan Sengit

Beberapa bayangan tertinggal dari bekas jejak perpindahan Ling Xiao. Di belakang, di depan, di samping dan bahkan di atas, tidak satupun bayangan-bayangan itu merupakan yang asli. Pupil Il-Pyo terus berputar ke berbagai arah dan di saat bersamaan pikirannya terus menerka kemungkinan di mana Ling Xiao akan menyerang. "Kewaspadaanmu percuma!" Dengan sikunya yang ditekuk Ling Xiao mencul di belakang dan menumbuk punggung Il-Pyo.Il-Pyo seketika terpelanting ke depan. Sejurus kemudian serangan susulan yang mengarah ke topengnya datang. Untunglah dia terselamatkan oleh gerakan yang tiba-tiba muncul di benaknya. "Gerak yang luar biasa. Dalam keadaan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik pun dia masih sempat saja untuk menghindar," decak Ling Xiao merasa tidak senang serangannya gagal memecahkan topeng sosok itu. Namun, dia merasa tidak menunggu lama lagi lawannya akan tumbang. Sosok bertopeng telah banyak menerima serangan langsung. 'Minghao, apa yan
Baca selengkapnya

bab 27: Kekuatan di Ranah Kaisar Teknik

Tubuh dan kesadaran sosok bertopeng yang hampir habis sama sekali tidak memungkinkannya untuk menghindar. Sekedar menggerakkan tubuh pun dia kesulitan. Ditambah jarak pukulan Ling Xiao yang sangat dekat, dia pasti akan mengalami cedera serius setelah pertarungan ini berakhir.Meski tahu akan hal tersebut. Tanpa sedikitpun belas kasih Ling Xiao tetap tanpa ragu melepas ancang-ancang pukulannya. Namun, tidak sampai tinjunya menyentuh seinci saja topeng itu. Pergelangan tangan Ling Xiao lebih dulu ditangkap oleh seseorang. BUK... BAM....Ling Xiao mendapat tendangan sedetik setelah pandangannya memeriksa ke samping. Ketika dia berusaha bangkit usai terpental jauh, hawa yang begitu dingin mengepungnya dari segala arah. Dia kembali dibuat terjatuh kembali oleh teror yang menakutkan. Orang-orang yang tadinya ada di sana untuk menonton pertarungan juga ikut dipaksa menjatuhkan lutut mereka ke tanah. "Te—tetua ke sembilan Hou," gumam Ling Xiao dengan tubuh yang gemetar. Tetua ke sembilan k
Baca selengkapnya

bab 28: Mengumpulkan Bahan Membuat Pil

"Ini inti Beast ber-esensi api dari Pyhton Iblis Magma. Mungkin tidak sehebat apa yang sebelumnya dilelang keluarga Jiang, tetapi ini masihlah inti Beast yang bagus," jelas Hou Wenxuan.Minghao langsung meminta Il-Pyo untuk tidak menolak. Dengan inti Beast tersebut dia dapat membuat banyak pil. Inti Beast Python Iblis Magma merupakan salah satu sumber daya yang dicari para Alkemis dan ahli yang memiliki Afinitas Leluhur tipe elemental api. Inti Beast tersebut Jauh lebih berharga daripada inti Beast Harimau Ekor Api yang sebelumnya Il-Pyo dapat. "Ini terlalu berharga." Il-Pyo tetap merasa waspada meskipun Minghao sudah mengatakan untuk mengambilnya. Takut ada maksud lain dari pemberian tersebut, dia melanjutkan, "Keluarga Hou yang lain mungkin tidak akan setuju.""Kau tenang saja. Ini milikku pribadi. Tadinya aku ingin memberikannya padamu tepat setelah lelang. Namun, kau lebih dulu terluka akibat berebut sumber daya dengan Ling Xiao."Hou Wenxuan tidak berbohong. Dia pulang hari itu
Baca selengkapnya

bab 29: Naik Tingkat

Waktu berlalu dengan cepat hingga tidak terasa satu minggu lagi ujian tahap awal Sekte Mata Pedang akan diadakan. Selama waktu berlalu tersebut Il-Pyo telah berhasil mengumpulkan semua bahan membuat pil yang Minghao butuhkan. Uang yang Il-Pyo dapat dari sesekali berburu Beast juga mengganti semua uang yang dia keluarkan untuk membeli sumber daya. Semua berkat dia yang telah bertambah kuat. Il-Pyo kemudian dengan seksama menunggu Minghao yang mulai meracik pil pengumpul Qi untuknya. Bahan-bahan yang digunakan Minghao meracik pil merupakan bahan yang memang berkhasiat untuk memperlancar tubuh menyerap Qi. Tentunya, tidak ketinggalan dengan bahan yang memang memiliki banyak kandungan energi. Ketika beberapa jam berlalu semenjak dimulai pembuatan pil. Telah terhitung puluhan Pil yang dimuntahkan Minghao dari mulutnya. Il-Pyo menyimpan segera pil tersebut agar baunya tidak merembes keluar ruangan. Takutnya itu akan memancing seseorang dari keluarga Zhou untuk memeriks
Baca selengkapnya

bab 30: Ujian Tahap Awal

"Kau...." Hou Yanqi tercekat karena kemarahan yang tertahan atas ucapan Il-Pyo, tetapi sejurus kemudian dia menghela napas. "Sudahlah, orang tidak ada gunanya memberitahu orang bodoh sepertimu."Hou Yanqi tahu pemuda di sampingnya tidak mengerti sekuat apa Ling Xiao. Sosok bertopeng yang menolongnya dari Laba-baba Racun Langit saja dibuat terluka parah oleh jenius keluarga Ling tersebut. Apalagi Il-Pyo yang hanya orang rekrutan dari keluarga Zhou. Yang dilakukan Il-Pyo saat memprovokasi Ling Xiao adalah murni omong kosong dan menurut Hou Yanqi sangat bodoh. "Kau benar. Yang kutahu cuma gadis pengecut yang mudah sekali mengklaim semua orang berada di bawahnya," jawab Il-Pyo mengatur mata jengah. Baru saja dapat menenangkan emosi, kalimat Il-Pyo yang menusuk membuat mata Hou Yanqi kembali terbakar api amarah. "Apa kau bil—"Deg!Tubuh Hou Yanqi langsung merasakan teror dari aura yang tiba-tiba menyebar dari satu arah. Sebagain pemuda di sekitarnya menjatuhkan lutut mereka karena tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status