“Tara, kau membuatku gugup. Kau bahkan tidak pernah membutuhkan bantuanku.” Aku jujur bahwa aku memang gugup. Yudha yang duduk di sebelahku terpksa menoleh ke arahku. Dia memang tidak mendengar apa yang aku bicarakan dengan Tara. Pertanyaan terakhir membuatku goyah dengan suara bergetar. Lalu jeda panjang pembicaraan antara aku dan Tara pasti membuat Yudha bertanya-tanya. Sesuatu menggumpal di dalam hatiku. Tara meminta bantuan. Itu past bukan hal yang ringan. Dia memiliki kekuatan di banyak sisi. Jika kali ini dia membutuhkan aku, itu pasti karena sebuah ‘lubang’ besar dari kekuatannya yang tidak bisa terlindungi. “Besok, aku akan mengirimkan Rayyan padamu. Jagalah dia seperti kau menjaga Anaya.” Suara Tara menunjukkan rasa sakit yang dalam. Dia terluka, takut dan berusaha menahan segala beban. “Apa? Maksudku, apa-apaan? Kenapa Rayyan ke Indonesia dan kalian tidak? Apa maksudmu?” Jantungku terjatuh di tanah. Ini bahkan lebih buruk dari yang bisa aku pikirkan. Tara diam, dia pasti
Baca selengkapnya