Kedatangan Ibu Tiri "Alhamdulillah kamu sehat, Rindu!" Sebuah tangisan dari seorang wanita yang memakai gamis lusuh membuatku bergeming di tempatku berdiri. Tanpa aba-aba, wanita yang akhirnya kuketahui adalah ibu tiriku memeluk kakiku, bersimpuh dengan tangisan yang menggema di ruang tamu rumahku. Wanita yang pernah mengukir lara di masa laluku itu meraung seolah tengah menumpahkan duka yang tak mampu ditahan dadanya. "Rindu, ibu khawatir sekali dengan kehidupanmu setelah kau pergi dari rumah," ucapnya di sela tangisan. Aku masih diam, mencoba menyadarkan diri pada keadaan di depanku. "Maaf, Rindu. Ibu tak bisa mencegah ayahmu mengusirmu dari rumah. Ya Allah… tiap malam aku menangis memikirkan kehidupan yang kau jalani di luar sana. Maaf Rindu… aku sangat menyesal tak mampu membelamu… ." Tangisan kembali kencang, dan justru membuatku muak. Mana mungkin aku percaya dengan apa yang dia katakan? Bahkan aku pun tahu dia bekerja sama dengan Aluna untuk memfitnahku. Dia memotretku dia
Read more