Home / Romansa / Anakku Tak Diakui Ayahnya / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Anakku Tak Diakui Ayahnya : Chapter 41 - Chapter 50

96 Chapters

BAB 39

"Aku penasaran apakah reaksi yang akan ditunjukkan oleh mantan sahabatku itu ketika tahu suaminya mengejarku seperti ini. Apakah kesombongannya itu akan tetap bertahan di dalam tubuhnya dan bagaimana keluarga Prihandono yang begitu mengagungkan asal usul seseorang itu tahu bahwa anak satu-satunya dalam keluarga itu mengejar-ngejar wanita yang pernah diusirnya dengan cara yang begitu memalukan?" ucapku dengan nada tegas. "Bagaimana wajah ibumu yang sombong itu? Wajah seorang wanita yang mengatakan keturunannya harus lahir dari rahim wanita yang setara dengan keluarganya? sungguh aku penasaran, Giandra!" "Rindu, sekarang aku sudah berhasil mewujudkan keinginan mereka untuk menjadi seorang dokter. Aku yakin jika saat ini aku memilih kembali menjalin hubungan denganmu mereka tak akan mempermasalahkannya. Lagi pula sudah ada Bintang. Mereka akan bahagia karena keberadaan anak itu.""Sungguh darah kesombongan dari mereka benar-benar mengalir dalam tubuhmu, Giandra. Kau sombong sekali, bah
Read more

BAB 40

Siapa yang Bersama Satya? "Jadi, Bintang. Hari ini Mama tetap di rumah sementara waktu. Dia harus benar-benar beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Dan tugasmu adalah memastikan dia tak terlalu banyak bekerja. Kamu paham apa yang harus dilakukan saat dia tak mau diam bukan?" Satya melirikku yang duduk di sofa tepat di depannya duduk. Dia memegang kedua tangan anakku saat berpesan seperti itu. "Kau tahu kemana harus menelepon saat Mama tak mau istirahat bukan?" Kembali Satya memberi pesannya pada Bintang. "Tahu dong, telepon Om Satya," jawab Bintang dengan penuh semangat. Kedua laki-laki beda generasi itu terbahak bersama-sama. Sedangkan aku hanya bisa melirik sekilas sambil mengerucutkan bibir karena merasa dipermainkan oleh keduanya. Kusenderkan tubuhku ke sofa. "Baiklah, Om pulang dulu. Ada pekerjaan di restoran. Jaga mama dan ingat dengan pesan Om yang tadi." Satya mengacak kemas rambut putraku gemas. Sedangkan Bintang sendiri terlihat hendak protes saat tahu Satya berpamita
Read more

BAB 41

Baru saja akan memejamkan mata setelah merebahkan tubuhku di atas kasur, ponselku berbunyi. Sebuah pesan masuk melalui aplikasi berlogo hijau. Segera kuambil ponsel pintar milikku untuk mengetahui siapa yang mengirimkan pesan untukku. Alis mataku bertaut saat melihat sebuah nomor tanpa nama mengirimiku pesan tersebut. [ Silakan pilih ingin viral atau tahu diri menjauhi suamiku]Pikiranku langsung tertuju kepada Aluna. Entah mengapa aku begitu yakin dialah yang mengirimiku pesan tersebut, apalagi saat akhirnya sebuah foto pun dikirimkannya untukku. Mataku terbuka lebar saat melihat sebuah foto di mana Giandra tengah menggendongku masuk ke dalam mobil. Kurasa kejadian ini adalah pada saat aku pingsan di ruang tamu. Entah bagaimana orang yang mengambil foto tersebut tak membidik gambar Satya yang seharusnya berada di lokasi yang sama denganku dan Giandra. Bahkan secara nyata foto tersebut memperlihatkan bagaimana wajah Giandra yang begitu khawatir. [ Memang foto tersebut hanya memperl
Read more

BAB 42

Selama beberapa hari setelah Aluna mengirimiku pesan bernada ancaman itu aku masih rutin menerima pesan-pesan beruntun yang isinya kurang lebih sama. Wanita itu nampaknya hilang akal memilih untuk mengancamku daripada memberi pengertian pada suaminya sendiri. Tentu saja hal ini membuatku makin yakin bahwa pernikahan mereka tidak baik-baik saja. Namun kutegaskan pada diriku sendiri aku tak akan membuang-buang waktu untuk memikirkan hal-hal yang bukan menjadi prioritasku kali ini. Kondisiku yang sudah seperti semula membuatku sudah mulai beraktivitas kembali. Kali ini ku fokus kan perhatian untuk meninjau proses pembangunan cafe yang makin hari makin membuatku berdecak kagum. Aku rasa kerjasamaku dan Satya dengan pak Rama benar-benar diberkahi. Terkadang aku tak percaya langkahku semudah ini untuk mewujudkan mimpi mendirikan sebuah cafe dengan view alam yang begitu mempesona. Siang ini setelah puas berkeliling di proyek pembangunan Cafe aku memutuskan untuk kembali ke restoran. Bayan
Read more

BAB 42

Selama beberapa hari setelah Aluna mengirimiku pesan bernada ancaman itu aku masih rutin menerima pesan-pesan beruntun yang isinya kurang lebih sama. Wanita itu nampaknya hilang akal memilih untuk mengancamku daripada memberi pengertian pada suaminya sendiri. Tentu saja hal ini membuatku makin yakin bahwa pernikahan mereka tidak baik-baik saja. Namun kutegaskan pada diriku sendiri aku tak akan membuang-buang waktu untuk memikirkan hal-hal yang bukan menjadi prioritasku kali ini. Kondisiku yang sudah seperti semula membuatku sudah mulai beraktivitas kembali. Kali ini ku fokus kan perhatian untuk meninjau proses pembangunan cafe yang makin hari makin membuatku berdecak kagum. Aku rasa kerjasamaku dan Satya dengan pak Rama benar-benar diberkahi. Terkadang aku tak percaya langkahku semudah ini untuk mewujudkan mimpi mendirikan sebuah cafe dengan view alam yang begitu mempesona. Siang ini setelah puas berkeliling di proyek pembangunan Cafe aku memutuskan untuk kembali ke restoran. Bayan
Read more

BAB 43

Ancaman Ibu Giandra Suara teriakan seorang wanita memekakkan telingaku. Yang memarkirkan mobil dan hendak membuka pintu gerbang dikagetkan dengan suara yang begitu asing dari dalam rumah. Terdengar pula suara benda pecah belah beradu dengan lantai rumah yang kutinggali ini. Jantungku berdetak tidak karuan pikiranku langsung tertuju kepada anakku satu-satunya.Kulangkahkan kaki secepat mungkin agar cepat agar cepat membawaku ke arah ruang tamu di mana suara tersebut berasal. Sayup-sayup ku dengar suara Bintang menangis yang hampir tenggelam oleh suara teriakan tersebut.Gimana wanita itu cepat keluar mataku membelalak saat melihat Aluna berteriak kerang di depan Mbak Tini. Ternyata wanita itu yang sedang berbuat kerusuhan di rumahku yang lebih membuatku emosi adalah saat mataku menatap pemandangan yang begitu miris Bintang duduk bersimpuh sambil memegang baluster tangga. Sementara Aluna tidak sendiri. Nampaknya sang ibu mertua tengah berusaha menenangkan wanita gila itu. Sayang tenag
Read more

BAB 44

"Aluna!" Teriakan Bu Pertiwi menggema di penjuru rumahku. Aku tidak tahu apakah para tetangga mendengar hal ini. Tetapi untuk ukuran waktu yang terbilang masih sore ini kurasa mereka sebenarnya mendengar keributan yang terjadi di rumahku. Mungkin saja keengganan mereka untuk ikut campur dengan masalah keluargaku yang membuat mereka seolah mengabaikan hal ini. "Kau sungguh sudah gila! kau mengecewakanku, sungguh memalukan wanita berpendidikan sepertimu bertingkah seburuk ini!" "Jangan lupa, Bu. Bahwa apa yang terjadi denganku ini semata-mata karena perbuatan anakmu. Dia tak menjalankan fungsinya sebagai seorang suami pada umumnya. Dia abai, terlalu asik dengan kehidupan serta pekerjaannya. Bahkan aku baru tahu bahwa Mas Giandra disibukan oleh wanita gatal yang satu ini. Wanita tak tahu malu yang masih berusaha merongrong kehidupan kami yang sudah mulai tertata. Aku muak, bahkan kedatangan kami ke kota ini pun harus bertemu dengan sosoknya yang menjijikan. Apalagi dia sengaja mengumpa
Read more

BAB 45

Sebuah Ancaman Wajah Bu Pertiwi terlihat serius saat mengucapkan kalimat tersebut. Matanya menatap tajam sang menantu, seolah menggambarkan perasaannya saat ini pada Aluna. Rasanya lucu sekali melihat tontonan gratis di depanku ini melihat tontonan gratis di depanku ini. Mereka pasangan menantu dan mertua yang amat kompak kini berada di ambang perpecahan. Gemuruh di dadaku menggambarkan keinginanku untuk segera bersorak. Kurasa karma tengah memainkan peranannya. Biarlah aku dikatakan jahat, nyatanya aku sangat puas melihat mereka berdua dalam keadaan seperti ini. Kepalaku tiba-tiba memutar rekaman lama saat mereka berdua dengan begitu teganya mengusirku dari rumah megah milik keluarga Prihandono. Sungguh sampai kapanpun aku takkan pernah melupakan kepedihan yang kurasakan saat itu. Kini justru keangkuhan merekalah yang menjadi bahan tertawaanku. Kesombongan mereka satu persatu luruh, hingga tak ada harganya lagi. Sungguh, jika mereka mampu mengingat kejadian bertahun-tahun silam,
Read more

BAB 46

Mas Satya kemari saat opening tadi Mbak setelahnya dia bilang ada urusan penting mungkin saja dia lupa menghubungi Mbak Rindu atau kalau memang ada keperluan mendesak kenapa tidak ditelepon saja? Ucap salah seorang karyawan yang kutanyai mengenai keberadaan Satya. Pasca kejadian kemarin saat dia disiram air oleh seorang wanita aku belum sempat berbincang lagi dengannya. Sebenarnya ada rasa kecewa mengapa hingga detik ini lelaki itu tak kunjung bersuara apapun mengenai insiden tersebut. Aku yakin dia tidak lupa bercerita, hanya saja memang sengaja menyembunyikan hal tersebut dariku. Bahkan berkali-kali dia berusaha menghindar saat aku hampir mendekatinya. "Mbak, yang kemarin nyiram air ke Mas Satya itu... Pacarnya?" Pertanyaan Putri membuat sensasi sengatan halus di sekujur tubuhku. Aku terkesiap dengan pertanyaan darinya. Entah bagaimana ekspresiku saat ini, yang jelas gadis yang baru lulus sekolah menengah atas tersebut terlihat begitu menyesal telah melontarkan pertanyaan itu untu
Read more

BAB 47

Anakku Tak Diakui Ayahnya Siapa Dia?Lagi-lagi wanita dengan postur tubuh langsing dan berkulit putih itu muncul di restoranku. Kali ini aku bisa melihat seperti apa rupanya dengan begitu jelas. Rambutnya kini dibiarkan digerai hingga menambah kesan wajahnya yang makin menawan. Kaos warna putih polos berukuran oversize dengan celana jeans membuat tampilannya makin segar. “Mbak. Dia cari Mas Satya,” ucap Putri sambil menarik tanganku. Tatapan matanya menyelidik wanita yang duduk agak jauh dari mesin kasir tempatnya berada saat ini. Sesekali aku mencuri pandang ke arahnya. Aku pun khawatir jika kegiatanku kali ini tercium oleh wanita itu. “Sudah telepon Satya?” tanyaku pada pegawai yang masih berstatus single itu. Putri mengangguk mantap. “Nggak aktif.” Aku menghela napas sesaat. Pikiranku menerawang menerka alasan lelaki itu terlambat ke restoran hari ini. Tetapi lagi-lagi aku tak menemukan apapun untuk kujadikan alasan. Satya tak memberitahuku sebelumnya. Tentu hal ini di luar k
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status