Zia mengikuti arah pandangan Anis. Di sana, Faruq terlihat berdiri bersisian dengan seorang wanita cantik.Kening Zia berkerut. Bukan karena tidak suka melihat sang dokter bersama wanita lain karena itu tidak mungkin, tetapi heran melihat anaknya digendong pria berperawakan tinggi tersebut. Jika dilihat, Faruq, wanita itu, dan Fariz tampak seperti keluarga bahagia.“Masyaallah, cantik banget calon istrinya Pak Faruq,” ujar Zia sungguh-sungguh.“Ayo, Mbak. Ke sana.” Zia kembali mengajak.Zia berbaur dengan teman yang lain. Namun, dari arah lain ada yang memanggilnya.“Zi, sini!”Zia menoleh. Ada Farah yang melambaikan tangan. Tanpa pikir panjang, Zia mendekat.“Kenalkan, ini Latifa, Akmal, dan Afandi. Mereka juga orang yang ikut menolongmu waktu itu.” Farah memperkenalkan mereka.Zia menyatukan kedua tangan di depan dada, lalu mengangguk ke arah mereka.“Terima kasih atas pertolongannya. Saya berhutang nyawa dengan kalian semua,” ujar Zia.“Sama-sama. Kami hanya perantara, tangan kedua
Last Updated : 2023-04-14 Read more