“Mas Lukman itu baik, tulus, perhatian, dan cocok dijadikan suami?” tanya Zia.Anggi mengangguk. "Betul sekali."“Kalau begitu, kenapa nggak kamu aja yang nikah sama dia?”Kali ini Anggi melotot. “Enggaklah. Orang dia sukanya sama kamu.”“Naah. Nggak mau, ‘kan? Aku juga gitu. Nggak mau sama dia. Nggi, cinta itu nggak bisa dipaksakan. Lihat pernikahanku sama Bang Satria? Kandas di tengah jalan karena nggak ada cinta. Jadi, jangan maksa aku lagi. Oke?”“Beda kasus, Zi. Kalau posisi sebagai wanita, lebih baik dicintai. Kayak Mas Lukman cinta sama kamu. Dia akan menjadikanmu bidadari di hidupnya. Bakalan enak hidupmu. Kalau ada yang cinta mati sama kamu, wajib diterima. Kalau Satria, mah, emang dasarnya matanya sudah dibutakan cintanya Rosa.”“Nggi, pliis. Jangan paksa aku terus. Aku nggak mau. Titik.”Anggi mengembuskan napas panjang. “Emang susah ngomong sama kamu.”“Kita baru ketemu, tapi kamu malah ngejak gelud aja. Udah, jangan bahas Mas Lukman lagi. Nggak suka aku.”**Esok harinya
Last Updated : 2023-05-09 Read more