“Saya ikut gimana enaknya saja kalau begitu, Pak. Kalau dia ada kaitannya dengan yang ingin menghabisi saya, saya bersedia mengikuti prosedur kepolisian saja,” ucap Zia.“Baiklah. Nanti saya kabari kalau ada perkembangan. Ibu sudah menghubungi keluarganya?”Zia mengangguk.“Baiklah kalau begitu. Kami permisi.”Zia ingin hidup bebas, tetapi sepertinya masalah masih senang bermain-main dengannya.**Sore harinya, Faruq dan Farah kembali datang. Faruq membawa baju untuk Zia dan bayinya.“Semalam katanya ada orang gila masuk sini. Bener?” tanya Farah.“Iya, Bu. Dia ketawa-ketawa, kadang nangis, sambil berusaha mengambil anak saya,” jelas Zia.“Kalian ada yang terluka?” tanya Faruq.Zia menggeleng.“Katanya kemarin Ibu menghubungi seseorang? Siapa?” Farah kembali bertanya.“Anggi, Bu. Sahabat saya.”“Astaghfirullah. Terus Ibu bilang posisi di sini?” cecar Farah lagi yang dibalas anggukan Zia.“Kita tidak tahu dari mana sumber bahaya. Bukan saya suuzan dengan sahabat Ibu, tapi apa salahnya
Huling Na-update : 2023-04-07 Magbasa pa