Lahat ng Kabanata ng Sepiring Talak di Pagi Hari: Kabanata 61 - Kabanata 70

131 Kabanata

Bab 61. Wajahnya Mirip ....

Wanita asing itu lantas berjalan menjauhi ruangan di mana Zia berada. Ia menuju ruang bayi.Beberapa waktu menunggu, pesan yang dikirim Zia terbaca dan Anggi langsung melakukan panggilan suara. Sementara sang perawat masih setia menemani.“Na, ini beneran Nilna? Nggak bohong? Kamu gimana kondisinya? Bagaimana keponakanku? Kamu ke mana aja selama ini?” Anggi di seberang sana mencecar.“A-aku lagi nggak baik-baik saja, Nggi. Ceritanya panjang. Allah masih sangat sayang kepadaku hingga aku diselamatkan beberapa kali dari maut. Saat ini, aku takut, aku sangat takut, Nggi.” Zia menangis.“Di mana kamu sekarang? Ta-tapi kamu beneran Nilna temenku, ‘kan?” Anggi memastikan.“Jangan panggil aku pakai nama itu lagi. Mulai sekarang, aku nggak mau memakai nama itu lagi. Nama itu terlalu menyakitkan untuk dipakai. Terlalu banyak kenangan buruk di baliknya. Panggil aku Zia, Nggi. Aku akan memakai nama itu.”“Baiklah. Kasih tahu aku kamu lagi di mana sekarang. Aku langsung ke sana.”“Aku di RSUD Nga
last updateHuling Na-update : 2023-04-04
Magbasa pa

Bab 62. Boleh Peluk?

“Dia mirip siapa? Ayahnya?” tanya Farah setelah Zia terdiam lama. Zia masih bergeming. Zia membenci sang anak semata-mata karena ia merasa tidak bisa menjaga buah hati. Ia takut jika menyakiti sang bayi karena wajah sang anak sangat mirip dengan Satria. Rasa sakit hati dan dendamnya kepada Satria membuatnya justru takut bertindak hal bo*doh kepada sang anak. Kanan-kiri juga ada banyak orang yang berbuat jahat. Ia berpikir, buah hatinya akan aman jika bersama orang lain. “Bu, terlepas dia mirip siapa, tapi dia itu bayi suci yang tidak berdosa. Saya tidak tahu masalah Ibu, tapi melihat Ibu yang sepertinya akan dibu*nuh, saya yakin ada masalah besar yang tengah Ibu hadapi. Saya turut prihatin. Mulai sekarang, saya yang akan menjaga kalian,” ujar Farah tulus. Bisa saja sebenarnya Farah abai atau membiarkan begitu saja Zia tanpa mau mengurusi sebab Zia sudah dalam pantauan pihak berwajib. Namun, sebagai seorang wanita, ia berkewajiban menolong sesama. Apalagi, kondisi Zia yang sangat me
last updateHuling Na-update : 2023-04-05
Magbasa pa

Bab 63. Terlalu Pasrah

Saat menyadari ada orang asing masuk ruangannya, Zia langsung menekan bel yang tersambung dengan perawat jaga. “Siapa kamu! Pergi dari sini!” bentak Zia. Ia terus mendekap sang anak dengan posisi berbaring. “Aku mau ambil anakku. Sinikan anakku!” bentak wanita itu balik. “Dia anakku!” Wanita tersebut terus mendekat. Ia sudah siap mengambil anak Zia. Zia terus mempertahankan sang bayi, sementara wanita asing itu terus berusaha merebut. Keadaan tubuh yang masih sakit, membuat Zia agak kesulitan melawan orang asing itu. Perawat datang beberapa saat kemudian. “Ada apa, Bu?” tanya perawat itu. “Sus, tolong usir orang ini!” teriak Zia sambil terus melindungi anaknya. “Dia anakku. Nak, sini ikut Ibu.” Wanita itu kembali berbicara sambil merebut lebih kuat anak Zia. Tangisnya berderai. Perawat wanita itu datang seorang diri. Ia memberanikan diri mendekati wanita tersebut. “Siapa Anda? Tolong jangan membuat kerusuhan di sini.” “Aku mau ambil anakku yang direbut sama dia!” Wanita itu b
last updateHuling Na-update : 2023-04-06
Magbasa pa

Bab 64. Satria?

“Saya ikut gimana enaknya saja kalau begitu, Pak. Kalau dia ada kaitannya dengan yang ingin menghabisi saya, saya bersedia mengikuti prosedur kepolisian saja,” ucap Zia.“Baiklah. Nanti saya kabari kalau ada perkembangan. Ibu sudah menghubungi keluarganya?”Zia mengangguk.“Baiklah kalau begitu. Kami permisi.”Zia ingin hidup bebas, tetapi sepertinya masalah masih senang bermain-main dengannya.**Sore harinya, Faruq dan Farah kembali datang. Faruq membawa baju untuk Zia dan bayinya.“Semalam katanya ada orang gila masuk sini. Bener?” tanya Farah.“Iya, Bu. Dia ketawa-ketawa, kadang nangis, sambil berusaha mengambil anak saya,” jelas Zia.“Kalian ada yang terluka?” tanya Faruq.Zia menggeleng.“Katanya kemarin Ibu menghubungi seseorang? Siapa?” Farah kembali bertanya.“Anggi, Bu. Sahabat saya.”“Astaghfirullah. Terus Ibu bilang posisi di sini?” cecar Farah lagi yang dibalas anggukan Zia.“Kita tidak tahu dari mana sumber bahaya. Bukan saya suuzan dengan sahabat Ibu, tapi apa salahnya
last updateHuling Na-update : 2023-04-07
Magbasa pa

Bab 65. Haruskah Jujur?

Zia terbatuk-batuk heboh sebab tersedak air liurnya sendiri. Sementara Faruq kebingungan karena tanggapan Zia yang dinilai terlalu berlebihan. Pria itu lantas mengambil botol air mineral dan memberikan kepada Zia setelah dibuka tutupnya. “Kamu ini kenapa? Nih, minum dulu. Bisa-bisa luka jahitmu nanti bermasalah,” ujar pria itu. Zia menerima dan perlahan meminumnya dari balik cadar. Beruntung di botol itu sudah ada sedotan hingga tidak menyulitkannya. “Te-ri-ma ka-sih.” Zia mengucapkannya terbata-bata. Faruq mengambil bayi Zia dari pangkuan wanita tersebut tanpa meminta izin. Sementara Zia masih sibuk meredakan batuk. “Ibumu aneh. Diberi saran nama bagus malah heboh kayak gitu.” Faruq berbicara kepada bayi dalam gendongannya itu. Zia berdeham untuk menghilangkan sisa tidak nyaman di tenggorokan. Ia kemudian memberanikan diri menatap Faruq. “Bukan aneh, Pak. Tapi saya ingin nama yang islami.” Zia beralasan. Ah, bagaimana mungkin nama itu disematkan untuk putranya? “Pak Faruq ini
last updateHuling Na-update : 2023-04-08
Magbasa pa

Bab 66. Setengah Hati

“Bu, saya ....” Zia tidak dapat melanjutkan. Ia kemudian melirik ke arah Faruq.Farah mengikuti pandangan Zia. Wanita itu lalu tersenyum. “Kamu nggak nyaman didengar sama Faruq?”Faruq yang mendengar namanya disebut, memicing ke arah dua wanita yang agak jauh darinya.Zia mengangguk pelan.“Kok, saya dibawa-bawa?” protes Faruq.“Gini aja, Zi. Ceritakan garis besarnya saja. Yang sekiranya kamu nggak nyaman, skip. Faruq juga berhak tahu karena dia juga bertanggung jawab di rumah singgah itu. Takutnya nanti, ada tuduhan dia menyembunyikan istri orang. Berabe, ‘kan?”Zia mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya pelan.“Saya janda, Bu. Saat saya berpisah dengan suami saya, ternyata saya hamil. Tidak ada yang bisa diubah karena palu pengadilan sudah diketuk. Sementara mantan suami saya sudah menikah lagi. Ibu saya sudah meninggal, bapak saya sudah menikah lagi dan saya tidak terlalu akrab dengan keluarga baru bapak saya. Jadi, insyaallah tidak akan ada klaim apa-apa atas diri saya jika
last updateHuling Na-update : 2023-04-09
Magbasa pa

Bab 67. Orang Asing Lagi?

“Tenang, Bos. Semua kami lakukan tanpa meninggalkan jejak apa pun.” Suara di seberang menimpali.“Yakin?” tanya Rosa.“Iya. Kami juga masih memantau dari jauh. Kalau ada yang belum beres, opsi kedua sudah kami siapkan.”“Kerja bagus. Kita bertemu di tempat biasa. Tapi tunggu kabar dari saya kapan waktunya. Segera saya selesaikan kekurangannya.”“Siap. Asal jangan lama-lama karena kami butuh uangnya segera.”“Ya.” Rosa tersenyum puas.“Akhirnya kelar juga kerja kita. Bentar lagi dapat duit!” Seorang dari tiga pria itu berteriak setelah panggilan telepon dimatikan.“Tapi bagaimana kalau dia ternyata nggak mati dan berhasil ditolong suara orang yang berteriak itu?” Seorang yang lain menimpali.“Kita tetap masih aman. Nggak ada bukti, pelat mobil kita tutupi, nggak ada saksi. Dia juga nggak lihat wajah kita. Kayak kerja baru sekali ini aja kamu. Takut banget!” Salah satu dari mereka menoyor rekannya yang ketakutan.“Iya, tahu. Cuma, baru kali ini mengeksekusi wanita bunting. Auranya agak
last updateHuling Na-update : 2023-04-10
Magbasa pa

Bab 68. Hijrah

“Si-siapa kalian?” gagap Zia.“Saya Meri, Mbak. Ini suami saya, Zainal. Kami utusan dari Pak Faruq dan Bu Farah. Saya diminta menjemput Mbak Zia karena mereka masih sibuk.” Si wanita berbicara.Ponsel Meri berdering saat empunya sedang berbicara dengan Zia. Farah melakukan panggilan video call. Tidak butuh waktu lama, panggilan diangkat dan ponsel diberikan kepada Zia.“Zi, maaf saya nggak bisa jemput. Tadi mau berangkat, ada operasi darurat. Sudah saya kirim Meri sama Zainal untuk jemput kamu. Nanti biar mereka yang bawa kamu ke yayasan,” ujar Farah.Zia mengembuskan napas panjang. Ia sangat lega karena dua orang asing itu bukan orang jahat. “Baik, Bu. Terima kasih banyak sebelumnya. Maaf ... kalau terus merepotkan.”“Kamu memang selalu merepotkan. Enggak, bercanda. Sudah dilepas infusnya?” tanya Farah sambil bergurau.“Sudah.”“Ya sudah, kamu bisa pulang sama Meri. Saya mau siap-siap masuk ruang operasi. Nanti ketemu di yayasan. Kalian hati-hati di jalan.”“Iya, Bu. Terima kasih sek
last updateHuling Na-update : 2023-04-11
Magbasa pa

Bab 69. Alfarizqi

“Lain kali lebih hati-hati.” Suara bariton itu terdengar sangat dekat di telinga Zia.Wanita itu sampai menahan napas untuk sesaat. Setelah tubuhnya sudah bisa berdiri sempurna, penolong itu langsung berlari masuk bangunan di hadapan Zia.Zia memegangi dada yang entah mengapa jantungnya berdetak menggila di dalam sana. Ia jarang atau nyaris tidak pernah bersentuhan sedekat ini dengan lawan jenis. Biasanya hanya bersalaman, tetapi Zia menganggap kali ini agak melewati batas.“Keadaan darurat. Jangan terlalu dipikirkan.” Zia membatin. Wanita itu lantas menoleh ke sekeliling. Ia mendesah lega sebab keadaan sedang sepi. Itu berarti tidak ada yang melihat drama memalukannya dengan Faruq barusan.Zia meneruskan langkah. Ia berjalan pelan menuju yayasan dan anaknya mungkin sudah ada di dalam sana.“Kok, buru-buru, Ruq?” Seorang wanita bertanya.“Iya, cuma mau ambil berkas ini aja. Assalamualaikum.” Faruq keluar bertepatan saat Zia akan masuk.Zia melirik sekilas. Pria itu sama sekali tidak m
last updateHuling Na-update : 2023-04-12
Magbasa pa

Bab 70. Calon Istri

Zia ingin sekali menimpali perkataan tersebut, tetapi ia menahan diri. Sebagai pendatang baru, wanita itu tidak mau membuat masalah. Baru datang, tidak mungkin langsung baku hantam.“Anis, Zia akan sekamar sama kamu. Tolong nanti kamu tunjukkan dan temani dia. Zia baru lahiran cesar dan ada luka jahitan di dadanya. Jadi, seperti biasa kalian harus saling bantu.” Suara Dewi mengalihkan atensi Zia. Wanita yang dipanggil Anis mengangguk. Anis adalah orang sama yang bergosip tidak sedap tentang Zia tadi.‘Aku harus meningkatkan stok kesabaran sebab sekamar dengan orang yang sepertinya tidak menyukaiku. Ah, semoga nggak ada masalah ke depannya.’ Zia membatin.“Sekarang, kalian boleh bekerja lagi. Zia, ayo ikut saya. Saya tunjukkan kamarmu. Nis, minta tolong bawakan tas Zia, ya?”Anis mengangguk dengan sedikit keterpaksaan di raut wajahnya.Dewi kembali berjalan menuju kamar ketiga dari tempatnya berdiri. Ia lalu masuk diikuti Zia.“Istirahatlah. Ini kasurmu. Selama masa nifas dan lukamu be
last updateHuling Na-update : 2023-04-13
Magbasa pa
PREV
1
...
56789
...
14
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status