“Maksud lo? Kenapa tiba-tiba lo tiba-tiba ngomong gitu?” sergah Abbiyya. “Gini, Dhis! Kita keluar dulu, kita omongin ini di luar aja,” tutur Abbiyya lalu mengajak Adhisti untuk pergi ke luar. Akhirnya mereka memilih untuk berbincang di dalam mobil saja dengan kaca mobil yang terbuka agar angin masih bisa masuk dan menyegarkan keduanya. “So, kenapa tahu-tahu lo bilang gitu, Dhis? Lo tahu ‘kan semua penyelidikan kita itu konkret? Semuanya menjurus ke Rio. Motifnya kuat, bukti kaya sarung tangan dengan bekas darah Mawar juga ada loh, Dhis! Apartemen dia, space roomnya, itu jadi tempat di mana dia bawa potongan tubuh Mawar ke space room punya lo. Apa itu bukti yang kurang?” papar Abbiyya. “Ya gue tahu, Biy! Gue tahu kalau semuanya mengarah ke Rio. Tapi itu semua bukti barang ‘kan? Maksud gue, nggak ada saksi atau rekaman yang jelas nunjukin kalau Rio yang ngelakuin pembunuhan itu!” pekik Adhisti. Gadis itu kini sedikit mengubah posisi duduknya hingga menatap lurus ke arah Abbiyya. “S
Last Updated : 2023-04-21 Read more