Home / Pernikahan / WITHERED / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of WITHERED: Chapter 71 - Chapter 80

210 Chapters

AKU BISU TAPI TAK BUTA

Aku menatap Ken yang terus memegang lenganku, mataku menatapi pria yang sama sekali tak menemuiku sejak Anggita datang. 'Apa aku berharap ia akan mengatakan sesuatu padaku saat Anggita datang? Mungkin iya.'Tapi, siapa diriku?Aku hanya istri yang Ken minta untuk kembali, dan kembali jadi tidak berarti saat cinta dalam hidupnya datang. Aku menarik dalam nafasku, membiarkan udara dingin memenuhi dadaku yang rasanya terhimpit, penuh kesesakan tanpa rupa."Aku sedang tidak ingin bicara atau mendengar, Ken. Tidakkah kamu tahu bahasa yang begitu mudah dimengerti ini?" 'Aku sangat lelah, Ken, lebih dari apa yang dirasakan tubuhku.'Aku menutup mataku yang rasanya jadi panas. Menangis diluar artinya aku akan membekukan mataku sendiri!Dan aku sedang tidak ingin menangis. Karena hal yang sangat kuinginkan saat ini pulang lalu tidur setelah meminum dua butir obat untuk melupakan segalanya meski saat bangun rasaku akan tetap sama. Namun, Ken tetap memegang lenganku. "Aku lupa kamu tidak per
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

MENJERITKAN NAMA BANYU

Sebelum mulai, terimakasih sudah mau baca WITHERED 😁 komen+ngasih vote lagi. Ini mood booster banget and it's mean a lot to me. Thank you sooo much. (Gak apa ya, bahasanya campur sari xixixi) maturnuwon, love banyak-banyak buat kakak-adek semua. Selamat membaca❤️'Meski hatiku sudah menetapkan niat, diriku pun memaksa kehendak, apa yang bisa kulakukan jika semesta seolah tidak merestui?' *****************************Mataku yang mengenali ruangan dengan warna putih penuh dengan mainan, menatap pangkuanku. Manik mataku membesar saat berat tubuh kecil yang selalu terasa nyata, tidak lagi ada dalam pangkuan.Aku bisa merasakan seluruh nadiku berdesir keras dengan detak jantung yang tak beraturan.Takut.Itu adalah rasa yang sedang kurasakan saat tak mendapati bayi yang selalu tumbuh, tak lagi menunjukan tawa meski wajahnya tak pernah bisa kulihat. Ia tak lagi ada dalam dekapanku. Di tempat ini, aku tak bisa bicara, tidak pernah bisa bicara.Hal yang selalu
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

GADIS KECIL YANG MEMELUKKU

"Bolehkan saya ikut mencari?" Ucapku berharap suara yang keluar dari bibir tidak bergetar, meski mulutku yang bersuara mengeluarkan kepulan putih begitupun hidungku."Sure, tentu saja, Mira. Satu tenaga tambahan akan sangat membantu."Aku mengangguk, "thank you, Robin.""Kami sudah mencarinya di seluruh area hotel, bahkan gudang juga rooftop," aku Melirik pemuda yang berjalan di sampingku, tangannya menyorotkan senter ke segala penjuru. "Tapi, kami belum menemukannya."Mulutku yang sudah kering terasa begitu pahit, "apa- ... apa tak ada yang melihat kapan ia keluar?""Oh, ada," Robin menoleh padaku, "Beryl, mungkin kau mengenalnya."Aku mengingat-ingat siapa saja karyawan hotel yang kukenal. Setidaknya, aku tahu nama dan wajah mereka meski tak bertegur sapa. "Ya," jawabku mengingat wajah wanita tua dengan lesung pipi, yang mengganti jam kerjanya sejak sendinya bermasalah."Well, Beryl ingat dia membantu Bay-yu memencet tombol lift, mengira anak itu akan bertemu orang tua yang menung
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

JANGAN LAGI, TUHAN

"BANYU!"Seruku yang terus melangkah, menghampiri hamparan hutan Pinus dan Cemara beku. Aku yang ingin berlari cepat memanggil-manggil bocah berpipi tembem yang wajahnya terus muncul di benak dan mataku. Tapi, salju yang bertumpuk tinggi membuat langkahku tak secepat niat.Aku tidak akan bertanya siapa gadis kecil yang menghampiriku. 'Tidak sekarang.' Karena aku yang sudah masuk dalam pinggiran hutan mengedarkan mataku."BANYU!!" teriakku lagi lalu berhenti melangkah saat hati kecilku meminta.'Di sini!'Aku yang berdiri, mengedarkan pandangan. Berharap apa yang akan kulihat adalah bocah lelaki yang sedang membuat boneka salju atau bola-bola salju yang akan ia lemparkan padaku, meski aku tahu bocah kecil yang terlalu menjaga ucapannya itu tak akan berlaku tak sopan tanpa permisi."BANYU!" lagi kuteriakkan namanya dengan mata menatap kegelapan hamparan salju putih, berharap ia ada dalam salah satu sudutnya."BAN-!" Mataku membesar, sementara kakiku melangkah bahkan tak melihat kayu
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

BEKAS LUKA

"Tidak bisakah saya melakukan ini di rumah?""Apa kau tak melihat seburuk apa warna kakimu?"Aku menatap dokter yang membantuku membuka sepatu, "see, yang sebelah kiri bahkan lebih biru dari kaki kananmu."Aku hanya menatap kedua kakiku yang warnanya membiru, sementara asistennya yang datang dengan baskom langsung menyuruhku merendam kaki dalam air hangat yang ia bawa."Thank you, Miss." ucapku pada sang asisten yang menatap dokter mengangkat ujung gaun tidurku."Are you not feel any pain?" Tanyanya mencubit betisku sampai manik mataku membesar, kaget.Sementara ia tertawa, "oh sorry, kupikir aku harus melakukan tes lanjutan padamu."Ia menatap sang asisten yang mengangguk."Well, aku tahu rasa dingin bisa membuat seseorang mati rasa, tapi ini?" Ia menarik nafasnya dalam, tangannya memegang betisku yang masih merendam kakiku dalam baskom."Ini akan sakit, jadi kau bisa berteriak kalau mau ataupun mengeraskan gigimu kuat-kuat."Aku menatap dokter yang menunjuk serpihan kayu Cemara yang
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

DITUNGGU ANGGITA

"Istirahatlah kalian berdua, dan jangan telat besok.""Yes, Ma'am," jawab Sidney menutup pintu mobil nyonya Li."Terimakasih banyak, Nyonya," ucapku pada wanita tua yang menoleh."It's not a big deal, Mira, dan beristirahatlah.""Saya harus bekerja, Nyonya.""Apa kakimu tak apa?""Tidak apa, Nyonya.""Well, lakukan yang kau mau, tapi jangan memaksakan diri, ok?"Aku mengangguk lalu turun dan membalas lambaian wanita tua yang membuka jendela, "sampaikan salam ku untuk Rose.""Tentu, Bi, dan hati-hatilah membawa mobilmu dan jadilah supir yang beradab," canda Sidney merangkul pundakku dan melambai pada sang bibi yang melajukan mobil."Ayo, kita masuk, aku sudah kedinginan."Kami masuk ke dalam rumah setelah mobil nyonya Li tak terlihat. Rasa hangat langsung terasa berkat perapian yang menyala, Rose yang sedang merajut menatapi kami berdua dengan kening berkerut."Kami habis jalan-jalan," ucap Sidney membuat Rose menatapku."Dengan baju tipis?""Yeah, udara segar nan dingin kadang baik un
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

APA AKU HARUS MERASA IRI?

"Ah, aku belum menjawab sapaanmu tadi siang, bukan? Mi-ra."Aku hanya terus berdiri, mataku pun hanya menatapi batang rokok yang sudah habis separo lalu dihisap Anggita tanpa batuk ataupun kaku."Apa kau tak pernah melihat wanita merokok? Begitu anehkah?" Anggita menjentikkan batang rokok yang terlempar ke arahku. Ujungnya masih menyala."Ini pekerjaanmu, bukan? Memastikan tak ada kotoran ataupun debu yang tertinggal?"Ia berdiri, Menginjak batang rokok dengan kakinya yang sama sekali tidak beralas.Wajah Anggita sama sekali tak menunjukan kesakitan ataupun perih.Sementara aku masih tak bersuara."Kau tahu, kau benar-benar membuatku terkejut. Makan dengan Ken dan Banyu? Apa kau tak merasa malu?"Mendengar nama bocah kecil yang rona pipinya kembali, membuatku menatap manik Anggita lurus, ia sama sekali tak menunjukan rasa sedih ataupun bahagia saat mengucapkan nama putranya. "Jika kau berpikir aku akan berterimakasih dengan apa yang kau ucapkan tadi siang, kau salah besar, seharusny
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

DIMANA TEMPATKU

"Little whore!"Aku menarik dalam nafasku, ucapan Liyde membuatku bertanya, 'sejak kapan aku tak lagi membela diriku sendiri? Sejak kapan aku lebih memilih diam dengan rapat-rapat menutup mulut dan hanya menyimpan apa yang kurasakan dalam hati semenyesakkan apapun itu terasa.'"Kurasa istri GM bahkan tak mau menyentuhmu yang pantas dihajar."Aku masih diam, menyerahkan list yang akan dijadikannya sebagai laporan. Kurasa aku harus bersyukur ia tak membuang list-ku ke tempat sampah meski tatapan matanya jadi semakin tajam."Pergilah, atau aku yang akan menggantikan nyonya Hutama untuk menghajarmu."Aku menatapi Liyde beberapa lama, memperhatikan wajah keriputnya yang tak lagi memberiku senyum meski dulu gerutuannya sering kudengar karena aku tidak memiliki ponsel.Sikap ramah dan sambutan hangatnya yang tak jarang menceritakan kenakalan cucunya yang masih berusia 4 tahun pun tak lagi kudengar. Kurasa, ia akan tetap jadi wanita tua penggerutu namun ramah jika tak ada rumor tentang dirik
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

BANYU ANAK MAMA DAN PAPA

Aku yang menutup mata bisa merasakan hembusan hangat nafas Ken pada permukaan kulitku.Sentuhan tangannya yang dingin terasa menenangkan meski saat aku membuka mata ia mengucapkan maaf."Kamu pasti lelah," ucap Ken menjauhkan tangannya dari pipiku."Pulanglah, aku akan menjaga Banyu di sini."Mata Ken membesar saat aku menunjukan senyumku. Aku bisa melihat sorot kesedihan dalam pupil matanya yang sehitam pualam tergelap, saat mata kami bertemu.Namun, apa yang bisa kulakukan saat aku sendiri sadar 'tidak akan lagi ada kami'.Tidak hari ini, tidak esok hari ataupun lusa, tidak pula di masa yang akan datang."Sebaiknya kamu pulang sekarang, sebelum temanku bangun dan membuat keributan."Ken hanya menatapku berdiri, ia tidak mengangguk atau mengatakan iya sampai ia pun berdiri. Membuatku mendongak saat menatapnya.Aku ingin bertanya apa yang terjadi pada Banyu? Namun, mulutku mengeluarkan kalimat lain, "hati-hati di jalan, Ken."Kali ini ia mengangguk, menatapiku yang tak mengalihkan pan
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

ANDAI AKU PEKA

"Kita sudah sampai," ucap Carter menghentikan mobilnya di depan rumah Rose, sementara Sidney menoleh pada bocah kecil yang tertidur dalam pangkuanku."Apa anak-anak yang kenyang selalu seperti ini, tidur tanpa perduli di mana mereka memejamkan mata?""Oh, Darling, apa kau sudah mau punya anak?'Sidney langsung memukul lengan Carter yang tertawa pelan lalu keluar dan membuka pintu untukku, "let me," ucap pria yang menjulurkan tangannya untuk mengambil tubuh kecil Banyu dari pangkuanku."Ng!' Aku terkejut saat Banyu menunjukan wajah mengernyit dan kaget dengan tubuh menegang dalam pangkuanku. Kurasa, reaksi Banyu adalah reaksi normal anak-anak yang tidurnya terganggu. Tapi, wajah Banyu membuatku memegang tangan Carter, "ti- tidak apa, Carter, biar aku saja.""You sure?"Aku mengangguk dan mengangkat Banyu yang masih memejamkan mata, keluar dari dalam mobil pigeot Carter.Di dalam rumah, Rose yang masih merajut di samping perapian menyapa kami. "For you, old women."Ia tersenyum saat S
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status