Aku yang ingat sesuatu, turun dan meminjam telepon pada Rose yang lega aku sudah tak demam.Wanita tua yang merajut di depan perapian hangat itu, memperhatikanku sesekali. Hal yang wajar ia lakukan, mengingat aku tidak pernah membawa siapapun ke rumahnya ini kecuali Muray, orang yang mengenalkan diriku pada Rose.Tut... Tut... cklek."Yes, Rose?" Suara Muray langsung terdengar di dering kedua."It's me," jawabku."Mira!?" Muray terdengar kaget, seolah tak percaya mendengar suaraku, bukannya suara wanita tua yang rajutannya terlihat hampir jadi. "Are you ok? bagaimana dengan demammu? kamu sudah makan? mau kupesankan makanan?"Mendengar pertanyaan beruntun dari Muray, aku mengeratkan peganganku pada gagang telepon, 'apa Ken yang mengatakan aku demam?'Memikirkan hal itu saja rasaku sudah tidak tenang. Muray tidak tahu hubunganku dengan Ken, entah apa yang akan ia pikirkan. Tapi, mendengarnya tak bertanya hal lain lagi apalagi menyangkut GM baru kami ..., "Muray?""Yes, Mira, kau ingin
Last Updated : 2023-03-11 Read more