Home / Pernikahan / WITHERED / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of WITHERED: Chapter 51 - Chapter 60

210 Chapters

KEEGOISANKU

Hal pertama yang kulihat saat bangun adalah Banyu. Bocah kecil yang lelap dan memeluk tanganku.Meski terkejut, bibirku tersenyum melihat cairan bening keluar dari bibir kecil nan basah yang terlihat begitu menggemaskan."Kenapa kamu bisa ada di sini?" ucapku pelan menyentuh pipi gembil yang mengerutkan wajah bulatnya, kerutan yang kembali normal setelah kuusap beberapa kali.Rasanya ada yang melorot dari keningku saat memiringkan kepala, terasa lembab juga berat dan menimbulkan sensasi menggelitik."Handuk?" ucapku setelah melihat benda yang menempel dari dahi. "Ng~" Banyu bergerak dalam tidurnya, ia makin memeluk lenganku mungkin berpikir itu guling. "Kenapa kamu bisa datang ke sini?" ucapku lagi, berusaha meraih guling dan perlahan mengangkat tangan Banyu. Hidungku sudah tidak mampet, kepalaku pun tak lagi terasa berat meski saat bangun aku merasa seluruh tubuhku pegal.Setelah memastikan tubuh Banyu yang memeluk guling terselimuti, aku turun dari ranjang.Ruanganku terasa lebih
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

KESEMPATAN KEDUA

"Maafkan- maafkan keegoisanku, Ken, tidak seharusnya aku pergi begitu saja tanpa menyelesaikan pernikahan kita."Mata Ken membulat sebulat-bulatnya seolah tak menyangka bibirku akan mengeluarkan kalimat itu."Seandainya aku tidak pergi begitu saja, kamu pasti bisa menyelesaikan pernikahan kita lalu-""Lalu apa? lalu apa, Yang?" Ken menjauhkan diri dariku, menatapiku yang menyalahkan diri, sementara perhatianku tidak bisa lepas dari Banyu. "Kenapa ... kenapa kamu terus berpikir aku akan menceraikanmu?"Tidak hanya pandangan matanya saja, suara Ken bahkan begitu terdengar frustasi."Apa aku pernah berucap ingin menceraikanmu? Apa pernah sekalipun aku berkata aku akan menceraikanmu?"Ken memegang bahuku, kurasa ia bahkan tak menyadari sekuat apa genggaman tangannya. Seluruh dirinya seolah bertanya bagaimana aku bisa berpikir seperti itu?"Memang apa yang bisa ku pikirkan kecuali hal itu, Ken? Kamu hanya menikahiku karena Anggita belum siap menikah. Setelah ia siap, kamu dan Anggita menja
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

?

Pintu yang diketuk dan dibuka tanpa permisi itu membuatku yang sedang dipeluk Ken menoleh dengan panik."Mira, apa kau sudah makan sandwich yang Arga bawa-"BRAKK! Tanganku refleks menutup pintu setelah menarik Ken yang memelukku, masuk ke dalam kamar mandi. Aku tahu Ken kaget. Tapi, wajah kelabunya hanya menatapku yang memandangi keluar seolah bisa melihat Sidney yang pasti terkejut jika ia menyadari tubuh yang lelap di atas kasur itu bukan diriku, tapi bocah kecil yang ia kenali."Mira, where are you?" Suara Sidney membuat seluruh diriku waspada. "Apa ia di kamar mandi? but, why didn't she answer? Mira?"Langkah sepatu Sidney makin jelas setelah pintu kamarku ia tutup. Aku bisa merasakan jantungku berdetak keras sampai kurasakan tangan Ken menyentuh jemariku yang ternyata mengepal.Ken menunjukan senyum kekanakan yang kukenali, "keluarlah, aku akan tetap di sini. Rasanya pemilik rumah ini tidak mengatakan keberadaanku dan Banyu pada temanmu."Aku menatap Ken lekat, apalagi saat i
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

KENAPA TAK BAHAGIA?

"Ken- engh...."Baru kali ini Ken menyentuhku dengan sangat kasar. Tidak perduli pada Saliva kami yang menyatu lalu meleleh keluar sampai mataku memejam kuat merasakan rasa geli teramat sangat. Bahkan, tanganku yang awalnya mendorong Ken untuk menjauh, jadi meremas kuat bahunya karena sensasi yang kurasakan tak hanya sakit ataupun terkejut. Aku yang benar-benar sudah kehabisan nafas juga cara menjauhkan diriku memilih satu-satunya hal yang terlintas dalam benak. Tidak perduli lagi apa yang akan dirasakan Ken setelah kulakukan apa yang aku pikirkan. 'Mati karena kehabisan nafas berkat ciuman?'Akan sekonyol apa itu terdengar karena Ken seolah tenggelam dalam apapun yang menguasai dirinya, ia bahkan tak perduli padaku yang benar-benar membutuhkan udara baru dan terus mencium diriku yang tak lagi bisa melawan meski ingin.Tanpa suara, wajah Ken mengernyit seketika saat aku menggigit lidahnya yang begitu sopan menyusuri tiap jengkal mulutku tanpa permisi. Ia benar-benar mengabsen tiap in
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

RUMAH UNTUK PULANG

Aku yang ingat sesuatu, turun dan meminjam telepon pada Rose yang lega aku sudah tak demam.Wanita tua yang merajut di depan perapian hangat itu, memperhatikanku sesekali. Hal yang wajar ia lakukan, mengingat aku tidak pernah membawa siapapun ke rumahnya ini kecuali Muray, orang yang mengenalkan diriku pada Rose.Tut... Tut... cklek."Yes, Rose?" Suara Muray langsung terdengar di dering kedua."It's me," jawabku."Mira!?" Muray terdengar kaget, seolah tak percaya mendengar suaraku, bukannya suara wanita tua yang rajutannya terlihat hampir jadi. "Are you ok? bagaimana dengan demammu? kamu sudah makan? mau kupesankan makanan?"Mendengar pertanyaan beruntun dari Muray, aku mengeratkan peganganku pada gagang telepon, 'apa Ken yang mengatakan aku demam?'Memikirkan hal itu saja rasaku sudah tidak tenang. Muray tidak tahu hubunganku dengan Ken, entah apa yang akan ia pikirkan. Tapi, mendengarnya tak bertanya hal lain lagi apalagi menyangkut GM baru kami ..., "Muray?""Yes, Mira, kau ingin
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

PERKELAHIAN PERTAMA

Mulutku bersenandung pelan mengusapi punggung Banyu yang ku pangku, matanya yang basah sesekali menatapku yang memberinya senyum.Bocah yang matanya sembab ini kembali merebahkan kepalanya pada dadaku, sampai kurasakan tangan kecil yang memegangi bajuku makin melemah lalu terlepas saat mata Banyu menutup rapat. "Sleep already?" ucap Rose mengusap kepala Banyu lembut. Tangannya tampak sekali tidak tahan, untuk tidak menyentuh pipi yang rasanya memang minta dicubit milik Banyu, "adorable," ucap Rose yang hatinya pasti sudah diambil bocah kecil yang terlelap di pangkuanku ini."Ban-, what?" tanya Rose setelah aku menjawab nama Banyu yang ia tanyakan, "oh, what a strange name, let me call him Ben."Aku tersenyum melihat sejujur apa ucapan Rose yang sekali lagi menowel pipi Banyu. "Kembalilah ke kamarmu, bocah gembil ini pasti berat meski lucu."Aku menatap Rose, tidak ada lagi tatapan penasaran di mata tuanya yang masih jernih itu. Kurasa melihat Banyu membuatnya melupakan apapun yang
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

APA AKU BAHAGIA

Buag!Mataku membesar melihat Arga terseungkur. Dari tempatku berdiri, aku bahkan bisa melihat cairan merah yang keluar dari sudut bibir sebelah kanannya."It's happening already.""Wow, is that blood?""Ayo taruhan, aku pilih yang berdiri.""Aku juga.""Me to!"Aku yang terkejut, jadi kaget mendengar sorakan ramai yang memberi dukungan dan meminta lebih. Bahkan beberapa sudah ada yang memihak salah satu di antara dua lelaki dewasa yang membuatku berlari."KEN!" Seruku berdiri di hadapan Arga yang pasti tak siap dengan pukulan Ken sampai ia terjatuh.Aku tidak pernah melihat Ken marah sampai memukul orang sebelumnya. Kurasa ia kaget melihatku. Begitupun, lelaki yang masih duduk di atas salju. Ken mengatupkan rahangnya rapat, urat tangannya yang sudah siap melayangkan tinju kedua pun, menonjol. Tapi, saat menatapku ia menelan amarahnya yang entah karena apa. "Minggir, Yang.""Tidak," jawabku."Aku bilang minggir, Yang."Aku tetap bergeming, sampai tangan Arga menyentuh lenganku, "tid
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

APA AKU MENGENALMU?

Aku yang berjalan di belakang Arga menutup pintu ruang tamu nyonya Li, sesaat kupandangi Ken yang masih tak mau melihatku ataupun Arga.Melihatnya yang seperti itu. Meski tak ingin mengakui, aku tahu Ken tak senang dengan apa yang sudah kulakukan untuk Arga, 'apa egonya terluka?'Klek!Pintu ruang tamu nyonya Li yang kuncinya masih menempel, kututup. Sambil menuruni anak-anak tangga, aku terus menatap punggung lebar lelaki yang membuatku bertanya, 'sungguhkah aku tak mengenalnya?'"Tuan," panggilku pada Arga yang sudah berdiri di tengah-tengah anak tangga.Ia memperhatikan diriku yang ragu, tanganku bahkan mengepal begitu saja. "Tolong, maafkan suami saya."Begitu pelan aku berucap, begitu takut rasanya jika suaraku yang ragu lolos ini, terdengar telinga manusia kecuali lelaki yang wajahnya berubah, tidak menyisakan senyum sama sekali. Aku terkejut saat tangan Arga yang diam, menjulur. Meraih tanganku yang kuat terkepal sampai rasanya kulitku robek karena kuku jariku menancap tajam.
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

AKU SUNGGUH WANITA BODOH

"Nyonya, anda baik-baik saja?"Aku menatapi pemilik wajah dengan barisan gigi begitu rapi yang menyentuh lenganku. Wajahnya tidak ada dalam memoriku, tawanya tidak ada dalam ingatanku, tapi kenapa aku tak bisa mengenyahkan rasa jika aku mengenal Arga?Aku tahu wajah-wajah tawa dan tangis sodar-sodaraku. Aku tidak akan pernah melupakan mereka satupun.Meski kami dipisahkan setelah apa yang terjadi di rumah pertama kami, lalu memilih jalan masing-masing setelah dewasa, aku tidak mungkin melupakan wajah mereka.Sampai detik ini, aku bahkan masih mengingat jelas wajah orang yang mendatangi kami, anak-anak buangan yang tak diinginkan keluarganya sendiri.Wanita itu, hanya mengatakan empat kalimat yang membuatku diam membisu, airmataku bahkan menetes tanpa Isak. ("Sodara kalian sudah mati.")Aku tidak akan pernah melupakan kalimat yang diucapkan dalam satu tarikan nafas yang begitu berat itu.Tarikan nafas dengan wajah yang seolah memastikan kami mendengar dan tahu, bocah lelaki yang selal
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

KEDATANGAN ANGGITA

'Apa yang akan terjadi jika aku menyanggupi permintaanya? Permintaan lelaki yang isaknya lolos ini.Sementara dadaku merasa sakit, menyadari aku memang mencintainya dengan seluruh rasa dan kejujuran ku. Mencintainya dengan seluruh kesakitan dan kesedihanku. Bahkan, aku tetap mencintai Ken dengan seluruh penyesalan yang membelengguku. 'Tuhan, kenapa kau datangkan lagi Ken dalam kehidupanku?' Tanganku terjulur menyentuh rambut Ken. Tanpa kata, aku mengusap kepala lelaki dewasa yang tak ingin menunjukan wajah tangisnya padaku.Ia justru memeluk pinggangku. Seluruh diri Ken mengucapkan maaf tanpa kata. Seluruh dirinya memperlihatkan penyesalan yang membuat airmataku makin lolos dalam diam.'Menyerah lalu menerima Ken adalah kesakitan.'Kembali bersamanya, berarti aku harus siap mengulang dan mengingat rasa sesak yang membuatku sulit bernafas. Kembali bersama dan memulai segalanya dari awal, berarti aku harus siap bertemu dengan wanita yang sudah melahirkan Banyu.'Tapi, bagaimana den
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more
PREV
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status