Beranda / Pernikahan / WITHERED / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab WITHERED: Bab 61 - Bab 70

210 Bab

APA ITU DARAH?

"Huh, Kau pasti sudah mendapatkan hatinya, bukan? berapa dia membayarmu? apa kau masih harus membersihkan toiletnya atau kau ingin aku memanggil Hannah untuk menggantikan tugasmu?"Aku menatap wanita tua yang menyerahkan daftar list ruangan mana saja yang harus kubersihkan. Tatapannya masih tak ramah, tapi, setidaknya bukan bahu dingin yang ia tunjukkan padaku."Jika kau butuh pelanggan baru dengan senang hati aku akan mencarikannya lagi untukmu."'Lagi?' ucapannya membuatku mengingat lelaki berperut buncit yang menawariku 200 dolar. Tapi, aku hanya diam mengambil kertas yang tak kupandang lalu keluar setelah menundukkan kepalaku pamit.Di sepanjang langkah, aku masih bisa merasakan tatapan tajam Liyde di punggungku."Apa yang akan kau lakukan jika ibu anak itu datang!" seru liyde dari dalam ruangan yang pintunya sudah ku tutup.Sudah tiga hari aku mendapat jatah untuk membersihkan kamar GM baru kami dan tampaknya itu akan terus berlanjut. Bisa saja aku meminta tolong pada Muray agar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

BADAI YANG DATANG

"Fuck off," ucap pemilik mata mengintimidasi yang menatapku tajam, meski setelahnya ia hampir jatuh jika badannya yang sudah ditopang tak dipegangi."Bro!"Aku langsung meninggalkan troliku, mendekat pada keduanya dan melingkarkan tangan kekar yang pemiliknya menatapiku dengan tatapan lemah hampir kehilangan kesadaran yang ia jaga."Ugh!" Rintihannya terdengar saat aku menggantikan tanganku menekan area basah yang terasa hangat.Meskipun takut dan tak mengerti apa yang terjadi, aku ikut melangkah masuk ke dalam kamar yang langsung rapat tertutup. "Bisakah kau tekan terus lukanya untuk sekarang? Aku harus menelpon." Aku hanya mengangguk, menekan pinggiran perut yang ototnya terasa keras juga basah karena darah terus keluar. "KAPAN KAU AKAN SAMPAI, HAH! REXY SUDAH KEHILANGAN BANYAK DARAH! JIKA KAU TELAT AKU AKAN MEMBUNUHMU DENGAN TANGANKU SENDIRI!"Teriakan yang dikatakan sepenuh hati itu membuatku menatap punggung tak sabar yang bisa saja membanting ponsel yang sedang ia pegangi. Pr
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

KECANTIKAN MEMBEKUKAN

"Well, aku memang ingin membelimu."Seluruh diriku membisu kaget setelah mendengar ucapan lelaki narsis yang sarkas ini. Mengingat apa yang sudah pernah terjadi di antara kami, rasanya tidak salah jika aku buru-buru keluar dari dalam lift meski ia tidak berkomentar apapun saat Rexy menyebutku dengan Arini, bukannya Mira seperti nama yang terpampang jelas di nametag seragamku. "Young man, Please wait for us!" Tapi, lelaki yang pernah mengabaikan permintaan tolongku ini langsung menutup pintu lift, tidak perduli pada sepasang lansia yang ingin masuk bahkan setengah berlari."Kau lihat setajam apa tatapan mereka pada kita?"'Kita?'Tentu saja kita! Meski aku yang merasa tak tenang, tidak bisa melepaskan lenganku dari genggaman lelaki yang tertawa begitu terhibur."Sir, I-""Oh, come on. Jikapun aku akan membeli wanita saat ini, tentunya-" Ia menatapiku penuh penilaian, pupil matanya bergerak menilai dari ujung kepala sampai ujung sepatuku."-bukan wanita dengan pekerjaan kasar seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

KENAPA AKU HARUS BERSYUKUR?

DING!Aku tak pernah merasa nyaman setiap kali mendengar suara lift yang terbuka.Rasanya, seolah aku diingatkan kembali pada kebodohanku yang terus memandangi pintu lift yang terbuka lebar, berharap Ken ada di antara manusia-manusia yang berjalan keluar.Tapi, pria yang ku tunggu tidak pernah nampak batang hidungnya. Tubuh Ken tinggi, seharusnya akan mudah bagiku menemukannya di manapun, termasuk lift yang terus kupandangi di malam aku tahu ia menghianati pernikahan kami. Namun, malam itu, aku yang seolah bermimpi di dalam kesadaran, tidak pernah melihat suamiku.Bahkan, bayangannya pun sama sekali tak terlihat setelah aku membalas 'ya' pada pesannya yang berkata ia akan menginap di rumah 'ibu'.Tidak satupun dari empat lift yang terus kupandangi setiap kali nada DING! terdengar, mengeluarkan suami yang terus kutunggu.Meski aku tahu apa yang sedang ia lakukan, seluruh kesadaranku hanya berpusat pada pintu-pintu lift yang terbuka, sampai tak menyadari siapa yang memberiku sebotol a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

TAK BERDAYA

*********************"What the-!"Zander yang manik matanya membesar kaget, menatapi wanita mungil yang tubuh kecilnya akan jatuh dengan mata tertutup, jika Rexy tak sigap. Zander bisa melihat mata sang kakak membesar, meski tak ada kalimat yang bisa ia baca dalam wajah Rexy, kecuali terkejut saat memeluk tubuh mungil yang kehilangan kesadaran.Tanpa kata, Rexy langsung mengangkat tubuh Arini.Sementara Zander hanya bisa bengong, menatap perut Rexy yang pasti merasakan sesuatu yang membuat perutnya sendiri nyeri."Merepotkan sekali," ucap Zander menyusul masuk ke dalam kamar Rexy yang tak terlihat. Hanya ada tubuh Arini yang sudah ditutupi selimut di atas ranjang yang ia perhatikan. "Apa jahitan lukamu terbuka lagi, Bro?" Rexy yang sedang menatap pantulan perban di perutnya menurunkan kaos yang ia naikkan. "Let me call Boris, dia pasti masih ada di sekitar sini. Pemalas itu tidak mungkin mau menerjang badai," ucap Zander yang hanya mendapat lirikan.Tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

PENOPANGKU PERGI

'Apa yang kehidupan ajarkan padaku?'Aku bisa menjawabnya dengan sangat mudah, "aku harus bersyukur pada apapun yang datang dalam kehidupanku."Kasih dan rasa kasihan karena aku anak yang dibuang saat usiaku masih hitungan hari, harus kusyukuri.Hidup dan tumbuh bersama sepuluh saudaraku meski harus kehilangan salah satunya, aku tetap diajarkan harus bersyukur karena bisa keluar dari rumah pertamaku yang menyesakkan.Meski keluarga suamiku tak menyukaiku, aku harus bersyukur dan terus bersyukur Ken memenuhi hariku dengan tawa dan ketenangan.'Tapi, apa aku juga harus bersyukur atas kematian anakku yang berjuang untuk hidup?'Rasanya ... rasanya kalimat itu bahkan salah untuk diucapkan.Namun, bersyukur untuk apa yang datang menyapaku adalah apa yang kehidupan ajarkan pada diri.Hanya saja, seluruh diriku menolak untuk mensyukuri kematian anak yang akan terus menjadi anakku sendiri. Jika aku bersyukur akan kepergiannya, seolah dengan tanganku sendiri aku menghapus keberadaanya. 'Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

TIDAK ADA YANG BERUBAH

Aku yang terus berlari baru berhenti di meja resepsionis dan langsung bertanya kapan Arga pergi dengan nafasku yang naik turun."When- when sir Arga checked out?" Ucapku tak perduli pada dadaku yang rasanya terbakar atau nafas dan suaraku yang tersengal."Do you know his full name?" Aku yang nafasnya masih sangat panas jadi tertegun. Selain nama Arga, aku sama sekali tidak mengetahui apapun lagi tentangnya."Than, apa kau tahu di kamar mana ia menginap?"Aku yang menunduk dalam langsung melihat senyum wanita tua yang terasa begitu ramah, bukan karena ia seorang resepsionis yang sikap ramahnya memang sebuah keharusan."His name is Prasetya Arga, he checked-out this afternoon, 16:10," ucap wanita yang tatapannya tak menghakimi diriku sama sekali, setelah aku mengatakan nomer kamar yang bahkan tak jadi kubersihkan karena aku langsung berlari sebisa kakiku memijak.Tidak perduli pada apapun atau siapapun yang melihat!Aku tahu aku akan sangat terlihat aneh, apalagi aku tak berbohong deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

BERSEMBUNYI

"Hei, apa kau sudah melihat secantik apa ibu dari bocah lucu yang ayahnya kau goda itu?"Aku yang sedang mengisi jadwal hadirku bahkan tak melirik Liyde. Aku hanya terus menulis dan menunggu ia menyerahkan daftar list kamar yang rasanya ingin ia simpan selamanya."Asal kau tahu, Mira, kau sama sekali tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan wanita cantik itu. Aku heran, bagaimana mungkin GM baru kita melirik padamu?""Saya butuh list saya, Liyde," ucapku tak ingin menanggapi."Apa kau tak pernah bercermin, Mira? Atau aku perlu membawa cermin besar agar kau bisa mengaca untuk melihat tampilanmu sendiri." Liyde mendecakkan lidahnya keras," tch, tch, tch! Aku heran bagaimana ada orang yang mau membayarmu yang seperti orang bisu ini? Ataukah ucapan orang benar tentang orang pendiam, mereka liar di atas ranjang."Aku hanya terus diam, membiarkan wanita tua yang terus memegang daftar list-ku bicara semau otaknya berpikir. Toh, tidak ada gunanya aku membantah, saat aku yang sudah pernah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

PETAK UMPETKU BERAKHIR

"Ken, cepatlah, aku bosan makan di kamar setiap hari."Ah, suara Anggita masih sama. Terdengar begitu manja dan riang. Apalagi tawanya yang seolah ingin ia pamerkan pada dinding bisu saat Ken yang keluar ia rangkul."Apa sih, yang menahanmu di dalam, Ken?"Aku hanya bisa mengalihkan pandanganku yang sudah jongkok, melindungi diri di samping troli kecil yang berisi bubur.Tidak ada manekin yang akan menertawaiku di sini.Tidak akan ada pegawai toko yang menatapku penuh curiga saat ini.Tidak ada topi kebesaran yang akan bisa menyembunyikan sebagian tubuhku detik ini.Yang ada hanya troli kecil yang begitu enteng meski ada semangkuk bubur panas di atasnya. Tapi, 'kenapa aku harus selalu sembunyi?'Kenapa aku bahkan menahan nafasku agar tidak terdengar?Kenapa hatiku masih merasa sakit saat aku tahu, lelaki yang tangannya digandeng begitu manja itu tak lagi memintaku membersihkan kamarnya?'Bukankah seharusnya aku sadar? Sadar bahwa aku tetap pemain pembantu dalam cerita kami.'"Stt,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

KITA HARUS BICARA

Ken berdiri, begitupun wanita cantik yang pesonanya membuat kagum juga iri di saat bersamaan. "Yang?"Aku menatap Ken, sementara Anggita yang menoleh padanya terlihat tidak senang mendengar Ken memanggilku seperti itu. 'Lalu bagaimana dengan ku?'Aku bahkan tidak tahu kenapa bibirku bisa tersenyum saat menoleh pada Anggita yang memberiku tatapan tidak ramah, meski ia masih sangat terkejut."Apa kabar, Anggita?" Ucapku, tapi ia sama sekali tak menjawab. Sementara bocah kecil yang masih memeluk kakiku mendongak dengan senyum begitu lebar. "Apa Banyu boleh ikutan main petak umpet sama Tante?"'Petak umpet?' rasanya sesuatu dalam perutku tergelitik."Kapan-kapan, ya, Tante harus menyerahkan makanan ini pada tamu."Banyu menatap berkeliling seolah tahu siapa tamu hotel yang kumaksud, meski saat ia mendongak lagi, mata bulatnya tak yakin. "Yang mana, Tante?" Aku menunduk, sementara bocah yang pipinya tembem ini mundur, lalu tersenyum saat aku mengecup pipinya, "Tante, antar makanan dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status