Home / Urban / Suami Tampan Tetapi Pengangguran / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Suami Tampan Tetapi Pengangguran: Chapter 71 - Chapter 80

163 Chapters

BAB 71

"Tidak bisa, istriku harus tahu, aku tidak mau menyakiti perasaannya," tolak Azlan. Selama menjalani profesi sebagai artis dia sering sekali menyakiti hati istrinya. Dia tidak mau ada yang ditutupi dari Nauma. Bagaimanapun, perasaan Nauma yang harus diutamakan. "Silahkan saja beritahu istrimu jika kamu tidak sayang dengan keselamatannya," balas Mr. Jhon. 'Aku tidak akan biarkan kalian bahagia, aku harus bisa memisahkan kalian demi kebahagiaan Jenifer,' sambung Mr. Jhon dalam hati. "Berengsek kalian semua!" bentak Azlan lalu keluar dari ruang kerja Mr. Jhon. Azlan pulang dengan kekesalan di hati, Mr. Jhon tertawa bahagia melihat kekesalan Azlan. Azlan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, dia mengkhawatirkan keadaan Nauma. Azlan takut orang bayaran Mr. Jhon melukai istrinya. "Berengsek kalian semua! Argh!...." teriak Azlan frustasi sambil terus memukul-mukul kemudi di hadapannya. "Gue nggak mau nyakitin perasaan Nauma, tapi gue juga nggak mungkin membahayakan keselamatannya
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

BAB 72

"Aku lihat dulu sebentar, kamu tunggu di sini," ucap Azlan. Nauma menggelengkan kepalanya, dia memegang bagian belakang baju Azlan dan mengikutinya. Azlan mlihat ke luar jendela, tapi tidak menemukan siapapun. "Tidak ada siapa-siapa sayang, mungkin kamu berhalusinasi saja," ucapnya lagi pada Nauma. Azlan yakin sekali kalau semua iitu adalah perbuatan Mr. Jhon untuk menakutinya. Azlan berusaha menenangkan istrinya dan membawanya ke kamar. Nauma masih saja ketakutan, tubuhnya masih bergetar. "Aku yakin sekali kang kalau tadi ada seseorang di sana. Orang itu menatapku sambil membawa pisau," ucap Nauma setelah mereka sampai di kamar. "Sudah jangan dipikirkan lagi, mungkin hanya halusinasi kamu saja. Lebih baik kamu tidur dulu, besok setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, kita ke makam Ibu dan Bapak," balas Azlan sambil memeluk tubuh istrinya. Nauma mendengarkan ucapan suaminya, mereka kembali tidur hingga pagi menjelang. Nauma sudah melupakan kejadian semalam karena Azlan meyakinkann
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 73

"Kamu kenapa, Neng?!" tanya Azlan panik. Sambungan telpon terputus, Azlan langsung berlari memasuki gedung Jhon Company lagi. Langkahnya diperlebar, kecemasan sudah melingkupi hatinya. Yang ia takutkan Mr. Jhon melanggar perjanjian mereka, atau kemungkinan buruknya, Jenifer berulah lagi dan menyakiti istrinya. Azlan berlari tanpa arah, dia tidak tahu di lantai berapa Nauma bekerja. Napasnya sudah mulai memberat, langkah kaki sudah mulai melemah. "Kamu di mana neng?" tanyanya etah pada siapa. Azlan meraih lagi ponselnya, berulang kali dia mengelpon istrinya tapi hanya suara operator yang menggema di telinganya. Sejenak Azlan mengatur napasnya dan mengambil langkah lebar lagi. Langkahnya terhenti saat melihat sosok yang dicarinya. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan!" bentak Azlan. Ia melihat Mr. Jhon sedang merangkul pundak Nauma, di sampingnya juga ada Jenifer dengan wajah penuh kekesalan. Mr. Jhon membolakan matanya menyuruh Azlan diam, saat ini adiknya sedang berada di dekat mereka.
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 74

"Kamu sedang melihat apa, honey?" tanya Jenifer.Jenifer mengikuti langkah Azlan, matanya beralih melihat kakaknya yang sedang bersama Nauma. Jenifer tersenyum dan menggenggam tangan Azlan."Sepertinya kak Jhon menyukai Nauma, meskipun aku sangat membencinya, aku mendukung mereka. Asalkan bukan kamu yang menyukainya," ucap Jenifer sambil merangkul lengan Azlan.Azlan merasa risih dengan rangkulan Jenifer. Azlan berusaha melepaskannya, tapi Jenifer semakin mengeratkannya, bahkan kepalanya disandarkan pada pundak Azlan."Mereka terlihat serasi sekali, kakakku tampan, dan Nauma... dia terlihat cantik meski miskin," sambung Jenifer lagi.Azlan tidak terima Jenifer merendahkan istrinya, Azlan juga tidak terima Jenifer menjodoh-jodohkan Nauma dengan kakaknya. Tangannya terkepal, Azlan berusaha menahan amarahnya dengan memejamkan mata. "Aku pergi dulu, masih ada urusan yang harus aku selesaikan," ucap Azlan sambil melepaskan rangkulan Jenifer."Kamu mau ke mana honey? Apakah kamu mau syuting
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

BAB 75

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Aku tahu aku tampan, jadi tidak usah terpesona seperti itu," ucap Azlan sambil menyeringai. Agnes mengakhiri pembicaraannya di telpon. Tangannya diayunkan ke udara berniat untuk menampar pria yang baru saja menipunya, tapi tangan itu terkepal lagi dan diturunkan oleh Agnes. Napasnya memburu menahan rasa kesal di hati. "Berengsek kamu! Rupanya kamu sudah pandai menipuku!" bentak Agnes dengan tatapan nyalangnya. Azlan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Kamu pintar sekali, kamulah guruku. Aku tunggu rumah dan mobil mewah yang sudah kita sepakati," ucap Azlan sambil melambai-lambaikan surat perjanjian mereka di hadapan Agnes. Azlan keluar dengan wajah puas, kali ini dia merasa menang melawan Agnes yang selama ini sudah membodohinya. "Ada untungnya juga Mr. Jhon nyuruh gue menyelesaikan masalah, gue sudah tenggelam dalam permainan wanita licik itu, sekalian saja gue manfaatkan. Enak saja dia bersenang-senang di atas penderitaan gue dan Nauma," g
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

BAB 76

"Aku mohon jangan marah, kemarin han-" "Hanya sandiwara di depan publik? Aku tahu, dan semoga aku terbiasa," ucap Nauma memotong penjelasan Azlan sambil tersenyum kecut. Nauma berjalan menghindari Azlan, lalu ia duduk di bangku dan memakan makanannya tanpa menawari suaminya. Azlan terpaku di tempatnya melihat perubahan pada diri Nauma. Baru juga beberapa hari kehidupan pernikahannya terlihat normal, kini menjadi buruk lagi. "Wah... sepertinya enak sekali masakan kamu," ucap Azlan memecah suasana sambil duduk di hadapan istrinya."Makanlah," balas Nauma meski terkesan dingin. Nauma mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya, lalu meletakkannya dengan kasar di hadapan Azlan. Azlan tersenyum kecut melihat itu semua, tapi ia tidak bisa marah pada istrinya. Ia sadar diri jika kemarahan Nauma karena kesalahannya.Azlan memakan makanan yang diberikan sambil memandangi wajah istrinya. Tidak ada ekspresi apapun yang diberikan Nauma, ia hanya terus makan tanpa memperdulikan Azlan yang ada di
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

BAB 77

"Kenapa dia nggak ada di sini? Apa Nauma nggak mau ke makam orangtuanya?" gumam Azlan. Azlan berlari ke luar rumah mencari keberadaan istrinya, rupanya Nauma sudah duduk manis di dalam mobil sambil memainkan ponselnya. Azlan menggelengkan kepala melihat Nauma di dalam sana, padahal pikirannya sudah berkelana jauh, takut Nauma tidak mau pergi bersamanya. "Aku pikir kamu pergi dan nggak mau ke makam Ibu sama Bapak," ucap Azlan sambil memasuki mobil, lalu ia menghidupkan mobilnya. Nauma tidak membalas ucapan Azlan, Nauma hanya mengendikkan bahunya saja. Azlan tetap tersenyum meskipun Nauma tidak membalas ucapannya. Bisa berdua saja dengan istrinya tanpa ada pengganggu sudah membuatnya sangat bahagia. Azlan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, senyuman tidak lepas dari bibirnya. Jarak kampung Nauma dan Ibu kota tidaklah jauh, hanya memakan waktu dua jam perjalanan saja. Bagitu sampai di kampung halaman, Nauma meminta Azlan untuk langsung menuju makam orangtuanya. "Langsung ke m
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

BAB 78

"Pergi kamu dari sini! Tinggalkan aku sendiri!" bentak Nauma sambil menangis. "Kamu ngusir saya?" tanya tetangga Nauma. "B-bukan Bu, dia yang saya maksud," balas Nauma tidak enak hati sambil menunjuk Azlan. "Apa-apaan sih Neng! Kenapa kamu gini? Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik!" ucap Azlan. Tetangga yang baru saja masuk bingung dengan pertengkaran sepasang suami istri yang ada di hadapannya. "Aku mohon kang, tinggalkan aku sendiri di sini, aku ingin tinggal di sini," mohon Nuama dengan mengatupkan kedua tangannya. "Jangan seperti ini neng, bagaimana bisa kita tinggal di sini? Sedangkan pekerjaanku berada di kota," balas Azlan sambil memegang tangan Nauma yang terkatup. Nauma menghempaskan tangan dan mendorong tubuh suaminya. "Pekerjaan apa? Pekerjaan yang mengaharuskanku menjadi pembantumu dan melihat kemesraanmu dengan wanita itu?! Kamu gila kalau berpikir aku baik-baik saja!" ucap Nauma tidak terkontrol, emosinya diluapkan begitu saja. Tetangga yang berada di sana meme
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

BAB 79

"Tidak, Bu. Saya baru saja pulang. Lalu ke mana istri saya?" tanya Azlan cemas. Azlan merogoh sakunya mencari ponsel yang ia miliki, lalu menelpon Ibu pemilik kontrakan di kota. Ia ingin menanyakan apakah Nauma pulang ke kontrakan atau tidak? Kecemasan semakin menyelimuti hatinya saat Ibu pemilik kontrakan bilang tidak ada Nauma di sana. "Bagaimana?" tanya Ibu yang ada di hadapannya. Azlan menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan itu. Hari sudah semakin larut, ia sangat mencemaskan keadaan istrinya. Pikiran-pikiran buruk hinggap di kepalanya, ia berpikir Mr. Jhon yang membawa Nauma. Tanpa berpikir panjang, Azlan menelpon Mr. Jhon. "Apa kamu sudah gila menelponku di jam segini?" bentak Mr. Jhon di seberang telpon. "Di mana kau menyembunyikan Nauma?" tanya Azlan tanpa menggubris bentakan Mr. Jhon. "Kamu menelpon malam-malam gini hanya menanyakan di mana istrimu? Kamu pikir aku pengasuhnya? Dasar gila!" bentak Mr. Jhon lalu menutup panggilan telpon. "Kalau bukan Mr. Jhon yang me
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB 80

"Astaghfirullah, ke mana Kakek itu?" tanya Azlan terkejut. Jantungnya sudah berdetak tak menentu, ia langsung berlari meninggalkan kuburan yang sangat meyeramkan itu. Tapi, baru setengah perjalanan ia diingatkan jika kondisi Nauma masih tidak stabil, ada kemungkinan Nauma ke makam orangtuanya. Azlan menggelengkan kepalanya mengeyahkan pikiran itu, ia terus berlari, tapi hatinya masih memikirkan ucapan Kakek misterius tadi. "Haiss... Kenapa bingung gini? Apa mungkin Kakek itu memberi petunjuk? Tapi masa iya gue masuk ke kuburan malam-malam gini?" ucapnya bimbang. Hatinya menuntun langkah menuju kuburan tadi, meski merasa takut, Azlan berusaha mempercayai perkataan Kakek tadi. "Masuk nggak? Masuk nggak?" bimbangnya saat sudah di depan pintu masuk makam. "Masuk ajalah," sambungnya lagi. Azlan mengucapkan salam saat memasuki makam itu, suara-suara gesekan dedaunan mengiringi langkahnya. Pekatnya malam menyulitkannya mengambil langkah karena terlalu banyak makam di dalamnya. Cahaya dar
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status