Home / Urban / Suami Tampan Tetapi Pengangguran / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Suami Tampan Tetapi Pengangguran: Chapter 51 - Chapter 60

163 Chapters

BAB 51

"Aku bilang tidak ya tidak, sudah saatnya publik tahu kalau aku memiliki istri, aku tidak mau menutupi pernikahanku lagi," ucap Azlan saat mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat konferensi pers. "Jangan keras kepala, ini semua demi kamu. Kalau kamu memberitahu publik kebenarannya, maka semua job yang kamu dapatkan akan hilang begitu saja." "Bukan demi karirku, tapi demi keuntunganmu 'kan?" "Ah, sudahlah. Pokoknya kamu sudah terikat kontrak denganku, kamu harus memberitahu para wartawan kalau kamu masih single, awas kalau kamu macam-macam!" ucap Agnes memperingati. Azlan tidak membalas ucapan Agnes lagi, tidak ada gunanya membalas ucapannya. Selalu saja Agnes memaksakan kehendaknya dengan ancaman kontrak yang sudah disepakati dulu. Agnes membawa mobil dengan kecepatan penuh, sudah tidak ada waktu lagi untuknya bersantai. Gosip sudah meluas di jejaring media sosial, para klien banyak yang meminta klarifikasi gosip tersebut. "Ganti pakaian kamu sekarang." Agnes memberikan pakai
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

BAB 52

"Diam!" bentak Agnes sambil tersenyum palsu ke arah media. tangannya menarik tangan Azlan untuk keluar dari ruangan. Tubuhnya membungkuk sedikit tanda berpamitan pada para wartawan. Begitu juga dengan Jenifer, dia merangkul lengan Azlan dan menutupi pandangan wajah Azlan agar tidak terlihat wartawan. Azlan masih ingin mengungkapkan kebenaran yang ditutupinya, wajahnya terus saja menoleh pada wartawan, tapi Jenifer terus saja menutupinya. "Apa-apaan sih kamu?!" bentak Agnes saat mereka sudah di dalam mobil. Azlan membalas pertanyaan dengan mengangkat bahunya acuh, lalu menyenderkan punggungnya pada senderan jok mobil. Dia tidak perduli dengan kemarahan Agnes. "Kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan?! Kamu dapat membahayakan karirmu dan perusahaan, banyak orang bergantung pada perusahaanku demi menghidupi keluarganya!" sambung Agnes. "Tapi tidak dengan mengorbankan pernikahanku!" balas Azlan dengan membentak Agnes. Sorot matanya sangat tajam, dia sangat membenci Agnes. 'Tidak bisa h
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

BAB 53

"Kalau gue masuk dia sedih lagi nggak ya? Saat ini dia sedang tertawa. Sudah lama tawa itu nggak gue lihat. Apa gue biarin aja Fero di dalam sana? Setidaknya dia bisa menghibur Nauma," gumamnya pada diri sendiri. Azlan takut kehadirannya membuat Nauma sedih, dia membiarkan Nauma bersama Fero. Meski hatinya terasa sakit saat melihat kedekatan mereka, tapi bibirnya tersenyum. Dia bersyukur Nauma bisa tertawa lagi meski tawa itu bukan bersamanya. Azlan membalikkan tubuhnya dan kembali ke parkiran mobil untuk menemui Tomi. Azlan melangkah dengan gontai, tidak ada semangat dalam dirinya untuk melanjutkan pekerjaan. "Kenapa cepat sekali, Kak?" "Kita ke apartemen dulu, baru ke lokasi syuting," pinta Azlan tanpa menjawab pertanyaan Tomi. Tomi membukakan pintu depan, tapi Azlan malah mengambil tempat duduk bagian belakang. Tomi menggaruk kepalanya melihat perubahan pada diri Azlan. Tidak biasanya Azlan memilih duduk di belakang, saat mereka hanya berdu saja. Tomi tidak berani bertanya, dia
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

BAB 54

"Apaan sih, Kang?!" ucap Nauma sambil membuka masker kertas di wajahnya. Azlan memegangi dadanya karena terkejut. Dia pikir, dia sedang melihat hantu. Kamar rawat Nauma cukup hening, belum lagi kesan horor dari luar jendela, ditambah pekatnya malam yang mengerikan. "Kamu ngapain malam-malam gini pakai itu? aku pikir kamu hantu," balas Azlan. "Ini masker, Fero yang ngasih. Katanya untuk menghilangkan stres," ucap Nauma dingin. Azlan langsung mengerti apa maksud Nauma. Nauma pasti merasa kesal dengan berita tadi pagi yang dilihatnya. "Maafkan aku ya sayang, tadi pagi itu aku ingin mengatakan kebenarannya. Tapi Agnes memotong ucapanku, Jenifer juga mengambil kesempatan saat di depan wartawan," ucap Azlan sambil duduk di samping tempat tidur Nauma. "Nggakpapa," balas Nauma acuh. Azlan tidak mau membuat suasana hati Nauma kembali kacau. Dia berpura-pura bahagia jika Nauma tidak mempermasalahkan berita tadi pagi. "Lihat aku bawa apa? Ini kue kesuakaan kamu," ucap Azlan sambil memberi
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

BAB 55

'Gue mana tenang ninggalin Nauma sama fero berdua gini. Hais! Nyebelin banget sih,' gerutunya dalam hati. "Iya, ini aku mau pergi, kamu nggakpapa aku tinggal sendiri?" tanya Azlan. "Aku sudah biasa," balas Nauma cepat. Hati Azlan sakit mendengar balasan Nauma, dia sadar jika dirinya terlalu sering meninggalkan Nauma sendirian demi pekerjaannya. "Pergi aja, ada aku kok di sini," timpal Fero sambil tersenyum mengejek. Azlan langsung menolehkan wajahnya saat mendengar ucapan Fero, tangannya mengepal kesal. Fero terlihat mengambil kesempatan untuk mendekati Nauma. 'Sialan banget nih cowok, sudah diperingatkan, masih aja deketin Nauma,' rutuknya lagi dalam hati. "Kalau begitu aku pergi dulu, kalau ada apa-apa kamu telpon aku ya, Neng," ucapnya pada Nauma sambil mengelus kepala Nauma. Nauma mengangguk tanpa menjawab ucapan Azlan, sedangkan Fero, dia tersenyum senang saat Azlan berpamitan. Mata Azlan tidak lepas memandangi senyum licik yang ditunjukkan Fero. Dengan langkah kesal, Azla
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

BAB 56

"Pak, pinjam motornya ya," ucap Azlan kepada kru yang dekat dengan dirinya. Tanpa mendengar jawaban kru itu, Azlan langsung merebut kunci motor yang ada di tangan kru tersebut. "Hei... ganti dulu bajumu, Azlan!" teriak pemilik motor. Azlan tidak mendengarkan teriakan pemilik motor, dia terus berlari keparkiran dengan pakaian berlumur darah, dan make up luka yang masih melekat di tubuhnya. Tanpa menunggu lama lagi, dia langsung mengendarai motor itu dengan kecemasan yang luar biasa. Tujuannya saat ini adalah rumah sakit, dia ingin menanyakan kepada petugas keamanan dan melihat CCTV keamanan. "Apa kamu pergi dengan Fero dan memilih dia, Neng?" gumamnya. Hatinya tidak tenang, detak jantung seolah berlomba dengan detak jarum jam. Saat di pertengahan jalan, ponselnya berdering. Tanpa menghentikan laju motor, Azlan mengangkat panggilan itu, yang ternyata adalah Tomi, asistennya. "Halo, Kak. Kak, aku sudah lihat CCTV. Mba Nauma keluar seorang diri lalu menaiki taksi. Dia sekarang sedang
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

BAB 57

"Akang beneran nggakpapa?" tanya Nauma masih khawatir. Azlan menggelengkan kepalanya, lalu menyatukan kening mereka, hingga hidung mereka bersentuhan. Deru napas sangat terasa. Matanya sudah dikabuti oleh gairah yang selama ini dirindukan. "Kang, jawab," tanya Nauma lagi. "Ini hanya rekayasa sayang, aku khawatir kamu pergi dari hidupku. Jadi aku tidak berpikir untuk mengganti pakaian dulu," jawab Azlan sambil memeluk Nauma. Azlan mendekatkan wajahnya ke leher Nauma, gairahnya sudah tidak tertahan lagi. Nauma merasakan sentuhan itu dan sama-sama menginginkannya. Saat mereka ingin melanjutkan percintaan mereka, tiba-tiba ponsel Azlan berdering berulang kali memanggil-manggil tuannya. "Haiss... ganggu aja, siapa sih?!" gerutunya kesal. Dilihatnya layar ponsel yang ternyata sudah terpampang nama sutradara film yang sedang diperankannya. "Sebentar ya, Neng," ucap Azlan pada Nauma. Azlan mengangkat panggilan itu di hadapan Nauma, agar Nauma tidak berpikir macam-macam. Azlan juga menghi
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

BAB 58

"Apa yang kamu lakukan, Azlan? Hentikan mobilnya!" terdengar suara dari aerphone yang terpasang di telinganya. "Tidak bisa! Remnya tidak berfungsi!" jawab Azlan panik. Dia terus mengontrol laju kendaraannya, matanya fokus memandang ke depan. "Apa? Suaramu tidak jelas!" teriak sutradara. "Remnya tidak berfungsi! Bagaimana ini?!" teriak Azlan. Tidak terdengar lagi suara dari aerphone yang ada di telinganya, Azlan benar-benar panik. Meski dia pandai mengemudi, tapi mobil yang dikendarainya ini melaju sangat cepat, dan sulit sekali dikendalikan. "Hais! Berengsek!" makinya sambil memukul kemudi yang ada di hadapannya. Azlan melihat tumpukkan karung di pinggir jalan. Tumpukan itu memang disediakan oleh para kru untuk berjaga-jaga. Tapi tumpukan karung yang hanya beberapa itu tidak mungkin bisa menghentikan laju mobil yang dikendarai Azlan. "Mampus! Mati nih gue," gumamnya saat tidak ada alternatif lain, selain menabrakkan mobil pada tumpukkan karung. Brakkk... Dalam sekejap mata, mo
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

BAB 59

"Ibu beneran mau lihat wajah saya?" tanya Azlan. "Masa bohongan? Saya mau tahu siapa kamu, biar jelas dan tidak menimbulkan fitanh," balas Ibu pemilik kontrakan. "Janganlah Bu, wajah saya sedang luka, saya malu membukanya. Nanti Ibu takut lagi, saya habis kecelakaan." "Pantas kepala kamu diperban, lekas sembuh ya kalau begitu." "Terima kasih doanya Bu." "Kok saya nggak asing ya sama wajah kamu, seperti pernah melihat, tapi di mana ya?" tanya pemilik kontrakan pada Nauma. "Ah, saya ingat, kamu yang kemarin mau bunuh diri itu kan? Yang ditolongin artis, yang siapa itu namanya?... Azlan, iya Azlan." Azlan dan Nauma saling lirik saat mendengar perkataan Ibu yang ada di hadapannya. Mereka terdiam tidak menanggapi, sampai Ibu itu kembali membuka suara. "Kamu yang katanya suami tidak bertanggung jawab itu ya? Tega sekali kamu menyia-nyiakan istri kamu, harusnya kamu bersyukur memiliki istri cantik dan sopan seperti Nauma. Nauma 'kan nama kamu?" sambungnya lagi. "Iya Bu, nama istri sa
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

BAB 60

"Akang ngasih tahu Tomi kalau kita pindah ke sini?" tanya Nauma dan menghentikan pekerjaannya. "Belum, Neng. Mungkin Ibu pemilik kontrakan, tapi kok ngegedurnya gitu ya?" "Aku saja yang buka, Kang," ucap Nauma. Nauma berjalan ke pintu depan dan membukanya. Begitu pintu terbuka, tubuhnya langsung didorong kasar oleh seorang wanita. "Mana Azlan?! Pasti kamu yang minta dia pindah ke sini?" tanya Agnes. Ya! Wanita itu adalah Agnes. Mendengar suara Agnes, Azlan langsung buru-buru keluar, dia takut Agnes mencelakai istrinya. Begitu Azlan sudah tiba di ruang depan, dia terkejut melihat Nauma yang sudah terduduk di lantai. "Kamu apa-apaan sih?!" bentak Azlan pada Agnes sambil membantu Nauma berdiri. Nauma mengambil posisi berlindung di belakang tubuh suaminya, sedangkan Azlan siap menerima amarah Agnes. "Siapa yang suruh kamu pindah ke sini? Di sini tidak aman, bagaimana jika ada yang mengetahui hubungan kalian?! Kamu mau menghancurkan perusahaanku?!" bentak Agnes. "Mau aku pindah ke
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status