Share

BAB 53

Penulis: Nuraselina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-03 11:12:27
"Kalau gue masuk dia sedih lagi nggak ya? Saat ini dia sedang tertawa. Sudah lama tawa itu nggak gue lihat. Apa gue biarin aja Fero di dalam sana? Setidaknya dia bisa menghibur Nauma," gumamnya pada diri sendiri.

Azlan takut kehadirannya membuat Nauma sedih, dia membiarkan Nauma bersama Fero. Meski hatinya terasa sakit saat melihat kedekatan mereka, tapi bibirnya tersenyum. Dia bersyukur Nauma bisa tertawa lagi meski tawa itu bukan bersamanya.

Azlan membalikkan tubuhnya dan kembali ke parkiran mobil untuk menemui Tomi. Azlan melangkah dengan gontai, tidak ada semangat dalam dirinya untuk melanjutkan pekerjaan.

"Kenapa cepat sekali, Kak?"

"Kita ke apartemen dulu, baru ke lokasi syuting," pinta Azlan tanpa menjawab pertanyaan Tomi.

Tomi membukakan pintu depan, tapi Azlan malah mengambil tempat duduk bagian belakang. Tomi menggaruk kepalanya melihat perubahan pada diri Azlan. Tidak biasanya Azlan memilih duduk di belakang, saat mereka hanya berdu saja. Tomi tidak berani bertanya, dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 54

    "Apaan sih, Kang?!" ucap Nauma sambil membuka masker kertas di wajahnya. Azlan memegangi dadanya karena terkejut. Dia pikir, dia sedang melihat hantu. Kamar rawat Nauma cukup hening, belum lagi kesan horor dari luar jendela, ditambah pekatnya malam yang mengerikan. "Kamu ngapain malam-malam gini pakai itu? aku pikir kamu hantu," balas Azlan. "Ini masker, Fero yang ngasih. Katanya untuk menghilangkan stres," ucap Nauma dingin. Azlan langsung mengerti apa maksud Nauma. Nauma pasti merasa kesal dengan berita tadi pagi yang dilihatnya. "Maafkan aku ya sayang, tadi pagi itu aku ingin mengatakan kebenarannya. Tapi Agnes memotong ucapanku, Jenifer juga mengambil kesempatan saat di depan wartawan," ucap Azlan sambil duduk di samping tempat tidur Nauma. "Nggakpapa," balas Nauma acuh. Azlan tidak mau membuat suasana hati Nauma kembali kacau. Dia berpura-pura bahagia jika Nauma tidak mempermasalahkan berita tadi pagi. "Lihat aku bawa apa? Ini kue kesuakaan kamu," ucap Azlan sambil memberi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 55

    'Gue mana tenang ninggalin Nauma sama fero berdua gini. Hais! Nyebelin banget sih,' gerutunya dalam hati. "Iya, ini aku mau pergi, kamu nggakpapa aku tinggal sendiri?" tanya Azlan. "Aku sudah biasa," balas Nauma cepat. Hati Azlan sakit mendengar balasan Nauma, dia sadar jika dirinya terlalu sering meninggalkan Nauma sendirian demi pekerjaannya. "Pergi aja, ada aku kok di sini," timpal Fero sambil tersenyum mengejek. Azlan langsung menolehkan wajahnya saat mendengar ucapan Fero, tangannya mengepal kesal. Fero terlihat mengambil kesempatan untuk mendekati Nauma. 'Sialan banget nih cowok, sudah diperingatkan, masih aja deketin Nauma,' rutuknya lagi dalam hati. "Kalau begitu aku pergi dulu, kalau ada apa-apa kamu telpon aku ya, Neng," ucapnya pada Nauma sambil mengelus kepala Nauma. Nauma mengangguk tanpa menjawab ucapan Azlan, sedangkan Fero, dia tersenyum senang saat Azlan berpamitan. Mata Azlan tidak lepas memandangi senyum licik yang ditunjukkan Fero. Dengan langkah kesal, Azla

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 56

    "Pak, pinjam motornya ya," ucap Azlan kepada kru yang dekat dengan dirinya. Tanpa mendengar jawaban kru itu, Azlan langsung merebut kunci motor yang ada di tangan kru tersebut. "Hei... ganti dulu bajumu, Azlan!" teriak pemilik motor. Azlan tidak mendengarkan teriakan pemilik motor, dia terus berlari keparkiran dengan pakaian berlumur darah, dan make up luka yang masih melekat di tubuhnya. Tanpa menunggu lama lagi, dia langsung mengendarai motor itu dengan kecemasan yang luar biasa. Tujuannya saat ini adalah rumah sakit, dia ingin menanyakan kepada petugas keamanan dan melihat CCTV keamanan. "Apa kamu pergi dengan Fero dan memilih dia, Neng?" gumamnya. Hatinya tidak tenang, detak jantung seolah berlomba dengan detak jarum jam. Saat di pertengahan jalan, ponselnya berdering. Tanpa menghentikan laju motor, Azlan mengangkat panggilan itu, yang ternyata adalah Tomi, asistennya. "Halo, Kak. Kak, aku sudah lihat CCTV. Mba Nauma keluar seorang diri lalu menaiki taksi. Dia sekarang sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 57

    "Akang beneran nggakpapa?" tanya Nauma masih khawatir. Azlan menggelengkan kepalanya, lalu menyatukan kening mereka, hingga hidung mereka bersentuhan. Deru napas sangat terasa. Matanya sudah dikabuti oleh gairah yang selama ini dirindukan. "Kang, jawab," tanya Nauma lagi. "Ini hanya rekayasa sayang, aku khawatir kamu pergi dari hidupku. Jadi aku tidak berpikir untuk mengganti pakaian dulu," jawab Azlan sambil memeluk Nauma. Azlan mendekatkan wajahnya ke leher Nauma, gairahnya sudah tidak tertahan lagi. Nauma merasakan sentuhan itu dan sama-sama menginginkannya. Saat mereka ingin melanjutkan percintaan mereka, tiba-tiba ponsel Azlan berdering berulang kali memanggil-manggil tuannya. "Haiss... ganggu aja, siapa sih?!" gerutunya kesal. Dilihatnya layar ponsel yang ternyata sudah terpampang nama sutradara film yang sedang diperankannya. "Sebentar ya, Neng," ucap Azlan pada Nauma. Azlan mengangkat panggilan itu di hadapan Nauma, agar Nauma tidak berpikir macam-macam. Azlan juga menghi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 58

    "Apa yang kamu lakukan, Azlan? Hentikan mobilnya!" terdengar suara dari aerphone yang terpasang di telinganya. "Tidak bisa! Remnya tidak berfungsi!" jawab Azlan panik. Dia terus mengontrol laju kendaraannya, matanya fokus memandang ke depan. "Apa? Suaramu tidak jelas!" teriak sutradara. "Remnya tidak berfungsi! Bagaimana ini?!" teriak Azlan. Tidak terdengar lagi suara dari aerphone yang ada di telinganya, Azlan benar-benar panik. Meski dia pandai mengemudi, tapi mobil yang dikendarainya ini melaju sangat cepat, dan sulit sekali dikendalikan. "Hais! Berengsek!" makinya sambil memukul kemudi yang ada di hadapannya. Azlan melihat tumpukkan karung di pinggir jalan. Tumpukan itu memang disediakan oleh para kru untuk berjaga-jaga. Tapi tumpukan karung yang hanya beberapa itu tidak mungkin bisa menghentikan laju mobil yang dikendarai Azlan. "Mampus! Mati nih gue," gumamnya saat tidak ada alternatif lain, selain menabrakkan mobil pada tumpukkan karung. Brakkk... Dalam sekejap mata, mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 59

    "Ibu beneran mau lihat wajah saya?" tanya Azlan. "Masa bohongan? Saya mau tahu siapa kamu, biar jelas dan tidak menimbulkan fitanh," balas Ibu pemilik kontrakan. "Janganlah Bu, wajah saya sedang luka, saya malu membukanya. Nanti Ibu takut lagi, saya habis kecelakaan." "Pantas kepala kamu diperban, lekas sembuh ya kalau begitu." "Terima kasih doanya Bu." "Kok saya nggak asing ya sama wajah kamu, seperti pernah melihat, tapi di mana ya?" tanya pemilik kontrakan pada Nauma. "Ah, saya ingat, kamu yang kemarin mau bunuh diri itu kan? Yang ditolongin artis, yang siapa itu namanya?... Azlan, iya Azlan." Azlan dan Nauma saling lirik saat mendengar perkataan Ibu yang ada di hadapannya. Mereka terdiam tidak menanggapi, sampai Ibu itu kembali membuka suara. "Kamu yang katanya suami tidak bertanggung jawab itu ya? Tega sekali kamu menyia-nyiakan istri kamu, harusnya kamu bersyukur memiliki istri cantik dan sopan seperti Nauma. Nauma 'kan nama kamu?" sambungnya lagi. "Iya Bu, nama istri sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 60

    "Akang ngasih tahu Tomi kalau kita pindah ke sini?" tanya Nauma dan menghentikan pekerjaannya. "Belum, Neng. Mungkin Ibu pemilik kontrakan, tapi kok ngegedurnya gitu ya?" "Aku saja yang buka, Kang," ucap Nauma. Nauma berjalan ke pintu depan dan membukanya. Begitu pintu terbuka, tubuhnya langsung didorong kasar oleh seorang wanita. "Mana Azlan?! Pasti kamu yang minta dia pindah ke sini?" tanya Agnes. Ya! Wanita itu adalah Agnes. Mendengar suara Agnes, Azlan langsung buru-buru keluar, dia takut Agnes mencelakai istrinya. Begitu Azlan sudah tiba di ruang depan, dia terkejut melihat Nauma yang sudah terduduk di lantai. "Kamu apa-apaan sih?!" bentak Azlan pada Agnes sambil membantu Nauma berdiri. Nauma mengambil posisi berlindung di belakang tubuh suaminya, sedangkan Azlan siap menerima amarah Agnes. "Siapa yang suruh kamu pindah ke sini? Di sini tidak aman, bagaimana jika ada yang mengetahui hubungan kalian?! Kamu mau menghancurkan perusahaanku?!" bentak Agnes. "Mau aku pindah ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 61

    "Kamu sedang berkunjung ke sini menemui temanmu? Tapi kok pakaian dan perban di kepala kamu mirip dengan suaminya Nauma?" Ibu kontrakan menaruh curiga pada Azlan. Azlan masih terpaku di tempatnya tidak menjawab pertanyaan Ibu yang ada di hadapannya. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal berusaha menghilangkan rasa gugup. Ibu itu masih menunggu jawaban Alzan, sampai akhirnya Nauma keluar menemui mereka. Nauma juga sama terkejutnya dengan Azlan saat melihat sosok pemilik kontrakan. "I-ibu," sapa Nauma tergugup. "Bisa tolong dijelaskan? Kalian bilang sudah menikah, tapi yang saya tahu dari media kalau Azlan masih single. Atau kalian mau kumpul kebo di kontrakan saya?" tuduh Ibu itu. "Tidak Bu! Tidak! Aku bisa jelaskan," balas Azlan. Dia tidak mau dituduh kumpul kebo oleh orang lain. Nauma adalah istri sahnya, bukan wanita murahan seperti yang Ibu kontrakan pikirkan. Azlan dan Nauma membawa Ibu itu ke ruang tamu, wajah pemilik kontrakan sudah terlihat kesal. Dia merasa dibodohi ol

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05

Bab terbaru

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 163. Tamat

    "Kenapa saat hatiku sudah memilihmu jusrtu kau yang menghilang?" gumam Nauma sambil berjalan mencari taksi.Rumah Azlan yang ia datangi ternyata sudah dijual, tapi ia tak putus asa. Nauma mengunjungi Strar Entertaint, agensi tempat Azlan bekerja. Nauma pikir Azlan masih menjadi artis dan bekerja dengan Agnes."K-kamu Nauma?" tanya Fero yang tak sengaja melihat Nauma memasuki lobi kantornya."Ya, ini aku. Sudah lama kita tak bertemu," balas Nauma."Kau sudah berubah sekali, semakin cantik dan mempesona. Oh ya, untuk apa kau ke sini?" tanya Fero."Apakah Azlan ada di sini? Aku mencari ke rumahnya tapi ia tak tinggal di sana lagi, nomor ponselnya pun sudah tak aktif lagi," tanya Nauma.Fero mengembuskan napas saat mendengar pertanyaan Nauma. "Dia sudah tak bekerja di sini lagi, sekarang dia tak memiliki pekerjaan, semua harta yang diberikan Mr. Jhon pun sudah diambil dan dia sudah tak memiliki apapun. Tapi untuk apa kau mencarinya, bukankah kau sudah menikah dengan Mr. Jhon?" tanya Fero

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 162

    "Kenapa Azlan, Nak?" tanya Ibu Tomi sambil berlari karena mendengar teriakan anaknya."Kak Azlan tak sadarkan diri, Bu. Lebih baik kita bawa ke rumah sakit sekarang," balas Tomi cemas.Tomi dan ibunya membawa Azlan ke rumah sakit terdekat, sepanjang perjalanan ia merasa cemas karena keadaan Azlan. Wajahnya sudah terlalu pucat, mata menghitam dan terlihat lebih kurus dari biasanya.Ia melajukan mobil dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan makian pengguna jalan lainnya. Ibu Tomi pun merasa cemas karena tak biasa berada di jalan raya dengan kecepatan seperti ini."Hati-hati, Nak," ucap Ibu Tomi memperingati anaknya.Begitu sampai di rumah sakit mereka langsung melarikan Azlan ke ruang UGD. Dalam perjalanan menuju UGD mereka bertemu dengan Fero yang kebetulan sedang syuting di rumah sakit untuk film terbarunya. Fero pun membantu Tomi mendorong brangkar pasien."Apa yang terjadi? Mengapa ia jadi seperti ini?" tanya Fero."Nanti aku ceritakan, yang penting kondisi Kak Azlan membaik dulu

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 161

    "Maaf Nyonya. Semua biaya atas nama Axcel sudah dilunasi," ucap petugas administrasi saat Nauma ingin membayar tagihan rumah sakit."Siapa yang telah membayarnya?" tanya Nauma penasaran."Pria yang mendonorkan mata untuk anak anda."Nauma terkejut dengan apa yang ia dengar. Azlan menjalankan peran sebagai Orangtua yang sesungguhnya dengan menjaga Axcel tanpa sepengetahuannya. Bahkan biaya operasi yang terbilang mahal pun Azlan lakukan. "Baiklah kalau begitu, terima kasih."Nauma pergi dengan tatapan kosong, ia masih memikirkan Azlan di hatinya. Nauma pun merogoh tas kecil yang ia bawa dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor Azlan hendak menelpon dan mengucapkan rasa terima kasihnya."Kenapa nomornya tidak aktif?" gumam Nauma.Nauma kembali menelpon Azlan dengan nomor yang dulu Azlan gunakan sebagai Mr. A, tapi tetap saja nomor itu tak aktif sama sepeti nomor sebleumnya. "Kenapa nomor ini juga tak aktif? Apakah ia mengganti nomornya?" gumam Nauma."Ada apa?" tanya Mr. Jhon menghamp

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 160

    "Mengapa kau ada di sini?" tanya Nauma begitu seorang pria keluar dari kamar mandi.Azlan terkejut saat melihat kehadiran Nauma di ruang rawatnya, ia tak bisa menjawab pertanyaan Nauma. Nauma pun terlihat menahan kesedihannya sambil memandang wajah Azlan yang terdapat perban di bagian mata. "Apakah kau yang mendonorkan mata untuk Axcel?" tanya Nauma lagi.Azlan masih terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa, rasanya percuma ia menyembunyikan identitasnya saat Nauma mengetahui apa yang ia lakukan.Azlan mengambil ponsel Nauma di lantai dan memberikannya. Ia pun tersenyum dan berkata. "Tenang saja, aku akan pulang begitu pengobatan ini selesai, aku pun janji akan menghilang dari hidup kalian," ucap Azlan menahan sesak di hati.Nauma tak menerima ponsel yang Azlan berikan, ia masih terpaku pada wajah Azlan yang berbalut perban. Tanpa ia sadari air mata sudah jatuh begitu saja membasahi pipi. Azlan pun panik dengan kesedihan yang Nauma tampakkan. Ingin sekali rasanya memeluk wanita yang

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 159

    "Tentu saja bisa, tapi kau harus melewati serangkaian tes terlebih dulu untuk melihat kecocokan mata kalian," ucap sang dokter."Baiklah, aku akan melakukan tes itu sekarang juga," balas Azlan.Azlan menjalani pemerikasaan dan ia bersyukur karena matanya cook untuk didonorkan. Tomi merasa cemas dengan keputusan yang diambil Azlan. Sedangkan Azlan memantapkan hati untuk kesempurnaan anaknya. Ia tak akan tega melihat Axcel hidup dengan kekurangan."Apakah kau serius dengan keputusanmu, Kak?" tanya Tomi."Tentu saja, kau tenanglah, bukan hal buruk hidup dengan satu mata," balas Azlan.Dokter memberikan jadwal operasi pada Azlan, serangkaian tindakan pun telah Azlan lakukan. Hari demi hari ia tinggal di rumah sakit, dan mendapati kabar bahwa operasinya telah berhasil. Rasa syukur selalu ia ucapkan.Azlan pun melihat keadaan Axcel saat malam tiba, tentunya hanya dari luar jendela. Ia tak ingin Nauma mengetahui apa yang ia lakukan untuk anaknya."Syukurlah kalau kau sudah bisa melihat denga

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 158

    "Tapi mobil itu adalah mobil kesayangamu, Kak," balas Tomi."Tak ada yang lebih penting dari keselamatan anakku, aku harus segera menemuinya. Hati ini tak akan tenang jika belum melihat keadaannya dengan mata kepalaku sendiri. Sekarang juga kau temani aku ke dealer mobil," ucap Azlan.Azlan berlari menuju kamarnya mengambil kunci mobil serta berkas yang dibutuhkan, kemudian ia dan Tomi langsung menuju dealer mobil tempatnya membeli dulu. Pekatnya malam membuat jalanan semakin lengang, hingga Tomi berpikir dealer yang mereka tuju pasti sudah tidak beroperasi."Sepertinya Dealer mobil sudah tutup di jam segini, Kak. Lebih baik besok saja kita ke sana," ucap Tomi."Semoga saja belum." Azlan mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh, hingga Tomi berpegangan pada tali pengaman yang ada di tubuhnya.Harapan Azlan tak menjadi kenyataan, dealer mobil yang mereka tuju sudah tutup, tapi Azlan tak patah semangat. Ia mencari dealer mobil lainnya yang masih buka. Keberuntungan tak berpihak padanya

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 157

    Nauma : Entahlah, aku pun tak tahu apa yang aku rasakan. Benar apa yang kau katakan, masih ada cinta untuknya. Tapi saat mengingat pengkhianatannya aku merasakan sesak yang sangat menyakitkan. Terlebih kemarin ada seorang pria yang melamarku, pria itu yang selama ini menjagaku dan anakku.Azlan tak langsung membalas pesan itu, ia sadar jika kesalahannya tak mungkin bisa dimaafkan begitu saja. Azlan pun yakin, pria yang dimaksud Nauma adalah Mr. Jhon. Senyum pahit terukir di wajahnya, merasa tak memiliki harapan sama sekali.Azlan : Ikutilah apa yang hatimu katakan, aku doakan kebahagiaan untukmu. Semoga kau mendapatkan cinta yang tulus dan tak tersakiti lagi.Nauma : Terima kasih kau sudah mau mendengarkanku, padahal kita tak pernah saling mengenal, tapi entah mengapa rasanya nyaman sekali berbicara denganmu.Azlan : Jangan berterima kasih karena aku tak melakukan apapun. Jika kau membutuhkan teman bercerita kau bisa menghubungiku. "Ya, lebih baik kau bersama dengan Mr. Jhon, pria it

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 156

    "Kau yang siapa? Mengapa pintu rumahku tak bisa dibuka seperti ini?" tanya Azlan ksal."Ini adalah rumahku, sudah dua tahun aku membeli rumah ini dari Jenifer," balas pria paruh baya yang ada di hadapan Azlan."Kakak dan adik itu membuat hidupku menderita saja, seenaknya menjual rumahku," gumam Azlan."Aku tak pernah menjual rumah ini, dan aku tak pernah menandatangani surat jual beli rumah ini," ucap Azlan pada pemilik rumahnya."Tapi aku membelinya dengan resmi, apakah kau Tuan Azlan?""Ya, benar aku Azlan.""Masuklah Tuan, aku akan tunjukkan berkas pembelianku dulu, tanda tanganmu pun ada di berkas itu."Azlan memasuki rumah dan menunggu di ruang tamu, sudah banyak perubahan di rumah ini. Bahkan barang-barang yang dulu sudah di ganti oleh pemilik barunya. Azlan menaruh kesal di hati saat mengetahui rumahnya telah dijual oleh Jenifer."Sebelumnya perkenalkan, aku Ryan," ucap pemilik rumah memperkanalkan diri."Mana berkasnya?" tanya Azlan tak sabar.Ryan mengeluarkan surat perjanjia

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 155

    Azlan : Aku berasal dari Indonesia.Nauma : Kebetulan, aku juga berasal dari Indonesia, senang berkenalan denganmu.Pesan demi pesan mereka balas hingga menjelang malam. Ketenangan hadir di hati saat bisa bertukar pesan dengan wanita yang dicintainya. Azlan tidur dengan nyenyak sambil memeluk ponselnya. Berbulan-bulan sudah ia tinggal di negara orang.Berkali-kali pula ia mencoba mendekati Nauma dan Axcel, tapi hanya penolakan yang ia terima. Tabungannya pun sudah hampir habis, pekerjaan di Jakarta pun sedang menunggunya. Azlan memutuskan untuk menemui Nauma dan Axcel, ia ingin sekali lagi memperjuangkan perasaannya."Ya, ini adalah yang terkahir, jika mereka masih menolakku, maka aku akan pulang ke Indonesia," gumamnya sambil mengenakan jaket.Azlan menuju apartemen Nauma menggunakan bus, sepanjang perjalanan ia berdoa agar Nauma mau menerimanya lagi. Hanya sekedar harapan dengan kemungkinan kecil, ia tak begitu yakin jika Nauma mau menerimanya lagi. Terlebih penolakan-penolakan yang

DMCA.com Protection Status