Home / Romansa / Dandelion (TAMAT) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dandelion (TAMAT): Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

Gairah di pagi hari

"Mmhhhh shhh"Tidak ada satu gerakanpun dari Liona yang tidak membuatnya bergairah, bahkan hanya mendengar suaranya di pagi hari sudah cukup untuk membuat dirinya gila. Tanpa di intruksi tubuhnya sudah bergerak lebih dulu, tangannya sudah menyusup ke dalam celana piyama yang di pakai Liona."Mhhhh hh Arka." Liona merasa sesuatu yang menggelitik di pusat dirinya. Arka membuka pahanya lebar setelah berhasil melucuti pakaiannya tanpa Liona sadari. Liona bahkan belum sepenuhnya bangun."Hhh akhhh hh." Rasa ngilu bercampur nikmat saat Arka meraup putingnya dengan rakus. Liona melihat Arka yang sudah tak berbusana sama seperti dirinya."Arka hhh, ini masih pagi hhh hmm" Liona berusaha menahan erangan."Ayo kita lanjutkan yang semalam, sayang." Tatapan Arka yang berkabut, tak bisa lagi menahan luapan gairah."Akhhhh pelan..hh, Arkhaa hhh." Liona merasakan sesuatu mendorong dinding rahimnya. Arka tidak berhenti, ia terus menghujam Liona dengan memompanya sampai tubuh Liona terbiasa menerima m
Read more

Gara- gara Livy

"Na, malam ini ke luar yuk. Udah lama banget kita gak nongkrong. Nanti gue ajak Meta juga." Liona membiarkan pesan itu beberapa detik sebelum ia membalasnya."Dimana?" Balasnya singkat."Luxury Bar, Papanya Abi buka cabang baru dan malam ini openingnya. Ayolah Na, temenin gue kesana ya, plisss." Livy memohon."Tapi jangan malam- malam ya pulangnya, jangan aneh- aneh juga." Liona kesepian, Liona butuh hiburan. Akhirnya ia menerima tawaran Livy untuk nongkrong disana anggap saja untuk mengusir rasa bosannya di apartemen sendirian sebelum Arka pulang.Ini juga pertama kalinya lagi Liona pergi bersama temannya untuk nongkrong setelah lama berduka pasca keguguran."Kenapa bisa ngaret? Kamu tahu waktuku berharga." Arka menggebrak meja di depan bawahannya. Harusnya ia bisa pulang tadi siang, tapi karena bawahannya yang ceroboh semuanya menjadi kacau. Arka harus tetap berada di sini sampai hari ketiga."Ma..maaf pak.""Jangan buka mulutmu hanya untuk minta maaf, kamu lihat seberapa bekerja ke
Read more

Lima puluh milyar

"Arka." Liona meraba sisi kosong di sampingnya, tadi malam Arka benar- benar tidak kembali ke kamar."Apa dia masih marah?" Perlahan ia mengendap- endap untuk memasuki ruang pakaian dan melihat punggung kokoh Arka sedang memakai baju kemejanya."Ada yang ingin kamu katakan?" Liona terlonjak dari tempat persembunyiannya dan perlahan ke luar menampakan seluruh tubuhnya yang awalnya bersembunyi di balik lemari."Untuk yang semalam, aku- aku minta maaf." Arka tak menjawab apapun, ia masih acuh memilih dasi yang biasanya Liona lah yang menyiapkannya setiap pagi. Tapi kali ini Arka melakukannya sendiri."Arka, kamu mendengarku kan? Aku-""Kalau aku mendengarmu apakah kamu tidak akan mengulanginya lagi? Bermain- main di bar tanpa izinku?"Arka membalik tubuhnya menghadap Liona dengan tatapan mengintimidasi."Aku salah, aku tahu itu. Bisakah kita lupakan ini, aku malas bertengkar denganmu Arka. Aku minta maaf. Apa itu tidak cukup?" "Kamu bahkan tidak terlihat menyesal sama sekali." Ketus
Read more

Mabuk

"Apa ibu sudah dapat uangnya?" "Belum, tapi Liona sudah menjanjikannya pada ibu." "Tidak sia- sia ibu membesarkan anak itu, dia lumayan berguna juga." Mereka mengulas senyum sambil meneguk secangkir teh senja ini. "Jadi benar kalian membohongiku?" Liona menerobos masuk saat tak sengaja mendengar percakapan mereka yang begitu menohok."Liona, sejak kapan kamu datang?""Jangan berkilah, jawab pertanyaan Liona bu. Apa kalian berbohong padaku? Apa aku ini sebenarnya bukan anak ibu?" Kedua pasang mata di depan Liona hanya terpaku melihat wajah Liona yang meratap sendu."Kenapa kalian tega membohongiku salama ini? Jadi ini alasan kenapa ibu tidak pernah memperlakukan aku seperti mas Elang? Ini yang ibu maksud bahwa aku berbeda dari Mas Elang? Karena aku bukan anak ibu, yah... Aku mengerti sekarang." "Dari mana kamu tahu semua ini? Tentang uang yang ibu bicarakan-""Ibu masih membahas uang di saat seperti ini? Ibu memang tidak tahu malu, Arka benar. Ibu pasti membohongiku juga tentang
Read more

Makan malam perusahaan

"Arka, lepasin. Sampai kapan kamu akan terus memelukku." Setelah membuat Liona berkeringat di pagi hari dengan serangannya yang tak main- main, Arka tak mau melepas Liona barang sedetikpun setelah sesi bercintanya."Sekali lagi? Hmm?" Arka mendusel di antara leher Liona."Kamu harus mandi dan berangkat kerja, tidak ada satu kali lagi." Liona menjauhkan lehernya dari jangkauan Arka tapi Arka menyerangnya dengan ciuman kupu- kupu di seluruh perutnya membuat sang empunya berontak kegelian."Arka,... Arka geli. Berhenti.. Arka geli " "Janji dulu kalau kamu tidak akan sedih lagi seperti kemarin, kamu janji?" Liona mengatur nafasnya, dia hampir lupa semenyedihkan apa dirinya kemarin. Tanpa Arka, mungkin ia masih menangis di jalanan untuk seorang pembohong seperti ibu asuhnya itu."Kamu janji?" Arka mengulanginya lagi."Aku janji." dan senyum itu muncul lagi segar dari kedua sisi bibirnya."Nanti malam temani aku ke pesta makan malam perusahaan." "Perusahaan? Tapi, aku udah gak kerja lagi
Read more

Jas Hitam

"Aku menyepakati sesuatu dengan Papa sebelum kita menikah." tangan kanannya mengusap sisi wajah istrinya yang penasaran."Aku harus kembali ke perusahaan menggantikan Papa, dan menjanjikan perusahaan akan stabil di tanganku. Itu syaratnya ketika dia akhirnya membiarkan aku menikahi mu."Pantas saja Liona bingung kenapa Rama tiba- tiba menyetujui kemauan Arka untuk menikahinya tanpa melakukan perlawanan apapun. Padahal sebelumnya ia sangat ngotot menjodohkan Arka dengan wanita pilihannya."Maaf aku gak bilang dari awal, aku merasa ini bukan masalah besar bagi kita." "Tapi kamu gak suka kerja di bawah tekanan Papa kamu."Arka mengulas senyum lega saat Liona berucap demikian."Terima kasih karna kamu begitu peduli denganku. Aku gak masalah lagi dengan Papa, asalkan dia tidak mengusikmu. Lagian jabatanku lebih bagus dari pada di Star Wijaya, sekarang aku menggantikan Papa di sini. Kita tentu tidak rugi bukan?" Jari- jari di sekitar wajah Liona mengusap pelan memanjakan dirinya. Arka mem
Read more

Apa dia anakmu?

"Apa kamu sudah bisa menghubungi Papanya?" Supir itu mengangguk sambil melihat kembali ponselnya, kemudian ponsel Liona berdering di antara keheningan. Itu Arka yang menelponnya."Hallo," "Kamu sudah sampai di rumah Mama?" Ohh astaga Liona lupa tujuan awalnya cuti kerja hari ini, ia harusnya sudah sampai di rumah mertuanya dua jam lalu, bagaimana ia bisa melupakannya."Sayang, kamu mendengarku kan? Kamu sudah sampai? Aku akan menyusul sebentar lagi untuk makan siang bersama di sana." Tidak, tidak Liona harus bagaimana sekarang."Arka, ada sesuatu yang terjadi. Aku masih dalam perjalanan." Mendengar itu Arka langsung cemas."Apa yang terjadi? Kamu gakpapa kan? Dimana kamu sekarang, aku akan kesana." ucap Arka segera menyambar jas nya yang sedari tadi terlempar ke sofa ruang kerjanya."Aku, aku ada di jalan Anyelir di kedai es krim. Kamu tahu kan?" Arka menyernyit."Kenapa kamu disana?" "Aku jelaskan nanti saja, yang pasti aku disini sekarang." "Oke, aku ke sana. Kamu tunggu aku.
Read more

Di balik kepulangannya

"Papa, Key pengen ketemu Aunty cantik. Sekarang.. Key mau nya sekarang." Sudah hampir setengah jam Keyla merengek pada Papanya."Papa gak tahu siapa Aunty cantik itu key." Gavin menggaruk sisi kepalanya yang tak gatal."Dimaaaan !!" Nama yang di panggil pun segera datang ke hadapannya."Siapa yang kalian temui kemarin? Dan siapa Aunty cantik yang anakku maksud?" tanya Gavin."Itu tuan, wanita yang kemarin membelikan es krim untuk Non Keyla, yang saya ceritakan kemarin saat menunggu tuan datang." Ahh iya, Gavin ingat. Aunty cantik yang anaknya maksud pasti Liona. Tapi dimana ia menemukan rumahnya kalau bicara dengannya saja hanya seperlunya kemarin."Papa, ayo pergi ke rumah Aunty cantik." rengeknya lagi, bahkan anaknya itu sudah mulai menangis."Bagaimana ini, aku harus bekerja. Aku ada pertemuan penting malam ini." Batin Gavin."Pa, ayo pergi. Ayo per-""DIAM!"Sontak ruangan itu sempat hening beberapa detik dan di susul dengan tangisan dari putrinya.Hik..hik.."Sayang, Papa minta
Read more

Berkeringat

"Aku bisa menjemputmu sampai ke dalam." "Tidak perlu serepot itu, aku bisa ke luar sendiri dari restoran." Liona memasang seat belt di samping kursinya."Kamu yakin hanya makan sendiri di restoran ini?" Liona langsung berhenti bergerak."Ya, aku sendiri." "Tatap aku dan katakan sekali lagi." Arka membawa wajah itu ke depan mukanya sampai retina dengan hazel kecoklatan itu fokus padanya."Katakan""Aku- aku makan sendiri. Apa yang salah dengan itu, bukannya terkadang orang- orang makan sendirian. Kenapa kamu seakan ragu dengan itu.""Kamu tahu, semakin kamu lebih banyak bicara semakin aku tahu lebih banyak hal yang kamu coba sembunyikan"Darrr.. rasanya ia di sampar petir di siang bolong. Tidak.. tidak, untuk apa Liona merasa takut. Arka tidak tahu dengan siapa ia makan, dan tidak boleh tahu. "Aku makan sendiri Arka, ada apa denganmu. Kenapa ngotot sekali." "Aku akan pura- pura percaya." senyum kecut Arka bagai neraka untuk Liona, entah bagaimana harus menanggapinya. Apa Arka tahu
Read more

Alkohol

"Liona..."Sudah beberapa kali di panggil tapi Liona masih bergelut dengan pikirannya."Liona.." mempelai pengantin wanita itu memegang lengannya."Huhh? Ahh maaf, apa ada yang ingin kamu katakan?" Lalu mendekat ke arah kedua wanita yang sempat mengobrol itu."Tidak, aku hanya ingin mengenalkanmu pada sepupuku. Dia juga akan ikut serta untuk membantu pernikahanku. Dia berada dalam bidang yang sama denganmu." Wanita yang berada di sampingnya memberi tatapan teduh dan tersenyum sambil memperkenalkan dirinya dengan nama..."Casie alexandra, panggil aku Casie." dan jabatan tangan yang semula erat itu terlepas tiba- tiba. Mengantarkan ketegangan dalam diri Liona, sampai tubuhnya hampir goyah "Kamu gakpapa? Kamu sakit?" tanya Casie."Tidak, aku baik- baik saja. Ahh ya, kenalkan aku Dandeliona, kamu bisa panggil aku Liona. Kalian bisa lanjut mengobrol, aku permisi sebentar." Liona segera undur diri dari ruangan itu, dan mendapat tatapan aneh dari keduanya."Dia aneh" ucap Casie"Mungkin d
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status