"Em, tolong ambilkan secangkir kopi latte lagi. Ingat, yang pas takarannya. Kalau tidak bisa, seduh yang kemasan saja." Aku memintanya supaya pergi sejenak."Kopi lagi, Pak? Memangnya itu …," herannya."Kenapa?" protesku.Dia seketika langsung menunduk. "Oh iya, Pak." Dia pun pergi.Aku saat ini sedang menunggu kedatangan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Hans yang asli. Kami ada penandatanganan kontrak kerja sama hari ini. Karena dia juga sudah pindah rumah dan ternyata ke kawasan dekat rumahku, jadi kami mudah bertemu.Tok tok tok!Jeda setelah Risma pergi, pintu diketuk. Yang masuk adalah sekretarisku membawa Hans, rekan kerja yang ditunggu sejak tadi."Selamat siang, Pak Yoga."Aku berdiri lalu kami berjabat tangan. "Oh ya, selamat siang. Silahkan duduk, Pak Hans.""Kalau begitu saya permisi, Pak. Mungkin perlu saya buatkan kopi sekarang, Pak?" tawar sekretaris."Tak perlu, saya sudah suruh OB kok.""Oh baiklah, Pak. Saya permisi." Aku lanjut duduk di sofa dengan Pak Hans yang u
Read more