Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 191 - Chapter 200

298 Chapters

Part 191. Perjanjian Hutang

“Ibu, saya sudah membuat yang baru dan sudah dalam proses jahit. Saya bisa pastikan tiga hari sebelum acara, saya sudah menyelesaikannya sehingga Ibu bisa mengenakannya di hari pernikahan Ibu.” Crystal sudah membeli bahan baru yang harganya bahkan tidak murah. Kalau itu dibatalkan dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya untuk menyelamatkan butik miliknya. Crystal benar-benar ketakutan dan itu bisa dilihat oleh Denial bagaimana dia meyakinkan kliennya tersebut. “Saya tidak mau mengambil resiko dengan membuat hal buruk pada akhirnya. Saya batalkan saja semuanya dan untuk DP-nya, kamu bisa mengambilnya.” “Ibu, ini bukan masalah uang. Tapi saya benar-benar bisa mengerjakannya. Saya bisa pastikan itu, Bu.” “Jangan memaksaku!” Perempuan itu menolak dengan tegas dan tampak geram. “Aku nggak mau lagi. Jadi sudahlah. Aku berada di sini karena rekomendasi dari seseorang. Terlebih lagi, dulu yang aku tahu kamu juga membuat gaun untuk acara Permata dan Axel. Ternyata kamu tidak bisa dipe
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Part 192. Mendatangi Radit

“Crystal, apa yang kamu katakan? Memangnya apa yang aku lakukan?” Pertanyaan itu benar-benar membuat Crystal ingin sekali memuntahkan segala emosi yang menggulungnya. Sayangnya, dia sudah berjanji pada Denial untuk menghadapi Radit dengan cara yang lebih elegan. Dia mengatakan bagaimana dulu, Permata dan Almeda menyingkirkan musuh-musuh yang menyerangnya.Ya, Denial pasti akan selalu membuat dua perempuan itu menjadi contoh untuknya. Menarik napas panjang, Crystal mencoba melakukan apa yang disarankan oleh Denial. Maka dengan anggun dia duduk di sofa. Menumpukan kaki kanannya di kaki kirinya, sebelum dia menatap Radit yang sejak tadi menatapnya lekat. “Butikku hancur. Ada orang-orang yang masuk tanpa izin dan membuat kekacauan. Aku mengalami kerugian yang nggak sedikit. Dia juga menghancurkan CCTV sehingga tidak ada barang bukti yang ditemukan.” Crystal tidak melihat perubahan ekspresi pada wajah Radit. Lelaki itu mendengarkan ucapan Crystal dengan seksama seolah bukan dia yang mel
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Part 193. Rasa Penasaran

“Kamu berani mengancamku?” Radit mungkin tidak pernah berpikir jika seseorang yang selalu dianggap rendahan itu mampu mengeluarkan kata-kata ancaman. Kekuasaan seperti apa yang dia miliki sehingga bisa melakukan sesuatu di luar nalar? Sangat tidak masuk akal. Radit tidak bisa diperlakukan seperti itu dengan orang yang bahkan status sosialnya ada di bawahnya. “Ini bukan ancaman. Tapi peringatan. Kamu barusan juga menuduhku melakukan sesuatu yang tidak aku lakukan. Aku tidak akan pernah mengakui kejahatan yang bukan aku yang melakukan.” “Lalu kamu berpikir itu aku?” Radit menunjuk dirinya sendiri. Menatap Denial sengit seolah siap menguliti lelaki itu. “Crystal.” Alih-alih menjawab pertanyaan Radit, Denial justru menatap kekasihnya. “Percuma kita berbicara dengan orang-orang yang bebal seperti ini. Ada cara lain untuk mengeluarkan pelakunya.” Crystal tidak bersuara sejak Denial datang. Dia memilih diam seolah menyerahkan semuanya kepada lelaki itu. Keberadaan Denial di sisinya bena
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Part 194. Rudy

“Ikatan masa lalu?” tanya Denial merasa penasaran. Jika dia tadinya seolah enggan berbasa-basi dengan lelaki paruh baya itu, sekarang dia justru menunjukkan ketertarikannya. Entah bagaimana dia merasa pikirannya menggiringnya pada sesuatu yang bahkan tidak berani dia suarakan. Tapi mau tak mau dia merasa bisa saja hal itu terjadi. Om Rudy menoleh dan menatap ke arah Denial dan tersenyum kecil. “Kenapa kamu tertarik dengan itu? Masalahnya bukan sesuatu yang menarik untuk diceritakan.” Jika sudah menyangkut sesuatu yang baginya penting, tentu saja Denial tak akan berhenti sampai di sana. Maka dengan menaruhkan sedikit peruntungannya, dia segera melontarkan sesuatu yang mengejutkan bagi Om Rudy.“Saya pernah mendengar masa lalu kelam seorang Marta,” awalnya. Memberikan semua atensinya pada Om Rudy dan menilai perubahan yang ditunjukkan pada wajah tuanya. “Entah kenapa saya justru berpikir masa lalu yang Bapak katakan adalah berkaitan dengan itu.” Kini om Rudy yang tampak tertarik. Ta
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Part 195. Teka-Teki

“Kalau dia berada di pemakaman saat itu, seharusnya dia tahu kalau Almeda adalah putrinya.” Denial bergumam sendiri di dalam kamarnya yang hening. Mengaitkan semua kejadian yang terjadi. Menatap layar laptopnya yang hanya menunjukkan sebuah wallpaper default. Pikiran Denial berkelana ke mana-mana. Ada banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalanya yang ingin sekali dia dapatkan jawabannya secepat yang dia bisa. Tapi yang menjadikan Denial bingung adalah dia harus memulai dari mana? Kalau benar Almeda adalah putri dari om Rudy, itu artinya, Radit adalah saudaranya? Beranjak dari tempat duduknya, Denial berdiri di depan jendela kamarnya. Menatap langit malam yang kegelapannya membutakan. Kalau dia bisa memecahkan segala pertanyaan yang ada di dalam kepalanya, maka ini akan membantu Almeda. Dia larut dalam pikiran panjangnya saat sebuah deringan telepon menyadarkannya. Nama Crystal tampak di sana. Segera mengangkat panggilan itu dan suara perempuan itu terdengar dari seberang saja. Se
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Part 196. Belum Terpecahkan

“Almeda adalah putri Bapak. Itu benar ‘kan?” Perjalanan Denial untuk mencari tahu dan menyambungkan potongan-potongan puzzle kejadian, membuatnya berani untuk mengungkapkan dugaannya kepada om Rudy. Tentu, ucapan Denial membuat lelaki paruh baya itu terkejut luar biasa. Bukan hanya itu, lelaki itu membeku di tempatnya. Seperti Denial yang berusaha mencari tahu tentang kebenarannya, om Rudy juga melakukan hal sama. Sejak pertemuan terakhir dengan Denial saat itu, om Rudy tidak bisa tenang dan pikirannya dipenuhi oleh rahasia yang diungkapkan oleh Marta kepada Denial. Lalu singkatnya, dia mendapatkan nomor Denial dan menghubunginya. Di sinilah mereka sekarang. Duduk berdua di suatu tempat yang sepi seolah obrolan mereka cukup rahasia. “Bagaimana mungkin kamu berpikir seperti itu?” Om Rudy tampak waspada yang berusaha disembunyikan. “Jangan berpikir terlalu jauh.” “Saya bukan orang yang mudah dibodohi, Pak. Saya juga tidak asal bicara.” Denial menatap hamparan rumput di depannya deng
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Part 197. Menyikap Tabir

“Sering banget ilang-ilangan.” Almeda masuk ke dalam ruangan Denial siang ini dengan ekspresi wajah keruh. Mendekat ke meja kerja Denial, menarik kursinya, lalu duduk di sana. Almeda menatap Denial dengan aneh melihat betapa kusutnya wajah Denial. “Kamu sakit?” tanya Almeda setelahnya. “Masih belum bisa tidur malam?” Denial mengangguk. “Masih belum bisa tidur.” “Kamu tapi udah bertemu dengan dokter yang baru.” “Percuma. Semua sama saja. Aku nggak akan temui dokter lagi.” Almeda mendesah lelah melihat Denial. Melihat lelaki itu tampak kelelahan membuat Almeda merasa kasihan. Bagaimanapun, semua ini karena dirinya. Kebungkaman Almeda membuat Denial seolah mengerti tentang isi pikiran perempuan itu. “Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku hanya sedang banyak pikiran sekarang. Jadi aku rasa itulah yang membuat insomnia semakin senang menempel padaku.” “Apalagi yang sedang kamu pikirkan? Bukankah hubunganmu dengan Crystal juga sangat baik?” “Ada hal lain.”“Apa ini tentang lelaki
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

Part 198. Rasa Penasaran Rudy

“Aku pernah membuat kesalahan besar dalam hidupku dan mengacaukan semuanya.” Om Rudy mengawali cerita. “Aku pernah menabrak seorang calon pengantin sampai meninggal.” Denial tidak bisa lagi menyembunyikan ekspresi wajahnya yang kelam saat mendengar pernyataan om Rudy kepadanya. Cerita yang diungkapkan benar-benar sama dengan cerita yang Marta ungkapkan saat itu. “Karena rasa bersalahku yang begitu tinggi, aku memaksa calon istri korban untuk aku nikahi. Aku pikir dengan melakukan itu aku setidaknya bisa bertanggung jawab. Sayangnya aku justru kehilangan banyak hal.” Ekspresi yang ditunjukkan oleh om Rudy adalah rasa kesakitan yang Denial pun bisa merasakan kesakitan itu. Kehilangan banyak hal, apa itu berarti dia juga kehilangan istri pertamanya yang saat itu juga tengah mengandung? Denial sungguh merasa perlu menahan dirinya agar tidak meminta om Rudy untuk segera menyelesaikan ceritanya. “Jadi Almeda benar-benar putri Bapak?” Denil tak sabar bertanya. “Kalau Marta ingin membumi
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

Part 199. Kebenaran

Om Rudy tidak bisa menjawab. Denial sungguh seperti menampar lelaki itu tepat di wajahnya. Ucapannya tak main-main saat menyentil hati seseorang. Om Rudy pastilah merasakan bagaimana sakitnya perasaan Denial sampai dia tumbuh menjadi lelaki dingin seperti tak berperasaan. “Terkadang ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah sehingga harus mengambil keputusan yang sulit. Mungkin itu juga yang dilakukan oleh orang tuamu.” Denial menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Permata dulu juga mengandung dengan keadaan yang begitu sulit. Tapi perempuan itu tahu kalau anak adalah sebuah anugerah yang diberikan kepadanya, jadi dia menjaganya dengan baik. “Itu bukan alasan,” tolak Denial dengan hasil pemikiran om Rudy. “Bilang saja kalau malas mengurus.” Tepat Denial selesai berbicara, Almeda datang. Sedikit terkejut saat melihat seseorang yang dulu pernah dia lihat saat di rumah sakit. Denial tadi tidak mengatakan tentang om Rudy saat meminta Almeda datang. “Kamu sendiri? Udah b
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Part 200. Obat 

“Apa kamu bilang?” Gema tentu terkejut mendengar penuturan Denial. Lelaki itu lantas segera duduk di samping Almeda yang sudah lebih dulu berada di sofa. Almeda tampak terdiam dengan tatapan kosong. Sejak tadi dia hanya bungkam seribu bahasa tanpa mengeluarkan segala pikiran yang ada di dalam kepalanya. “Yang, kamu oke?” tanya Gema setelah itu. “Kamu bisa bilang sama aku apa yang kamu rasakan sekarang.” Masih tidak ada tanggapan. Tapi kepalanya segera bersandar pada pundak Gema. Menutup matanya dengan dia mengatakan secara non verbal kepada dua orang itu jika dia membutuhkan ketenangan. Denial paham dan dia memutuskan untuk pamit. “Kalau lo butuh sesuatu untuk dikatakan, lo bilang aja sama gue. Gue yang akan kasih tahu.” Dan hanya mendapatkan anggukan kecil dari Gema. Hari ini juga terasa sangat panjang buat Denial. Mendengar cerita dari om Rudy menjadikannya mengerti tentang bagaimana orang-orang itu salah mengambil keputusan yang berakhir melukai banyak orang. Ada di sisi hatin
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status