Semua Bab Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Bab 201 - Bab 210

298 Bab

Part 201. Mengobrol Berdua

Crystal membuka matanya tak lama setelah itu. Mengumpulkan nyawanya yang tercecer di alam mimpi. Kedipan matanya pelan dan tampak sedikit terkejut saat menatap Denial di depannya. Merasa malu, dia malan menyembunyikan wajahnya di dada Denial. Dan mau tak mau membuat Denial terkekeh geli. “Ayo bangun. Aku mau mandi. Udah pagi.” “Aku malu,” kata Crystal yang suaranya teredam oleh dada Denial. “Malunya dilanjutkan nanti saja. Ibadah-ibadah.”Barulah Crystal melepaskan pelukannya. Denial beranjak dari kasur setelah mengecup kepala Crystal dengan penuh sayang. Tersenyum kecil saat gadis itu menutup wajahnya dengan selimut. “Aku tidur nyenyak semalam. Sepertinya, aku akan tidur lagi di sini nanti malam.” “Aa … Mas. Malu!” Derai tawa Denial terdengar dan itu membuat Crystal merasa ingin menenggelamkan dirinya di dasar bumi. Namun meskipun begitu, dia benar-benar bahagia. Entah bagaimana, semalam benar-benar tidur yang berkualitas baginya. Benar kata Denial, sepertinya memang mereka har
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya

Part 202. Sedarah

Entah itu adalah sebuah hormon kehamilannya, atau karena terbawa suasana. Tapi Almeda benar-benar merasa membeku di tempatnya saat pertanyaan itu diajukan kepadanya. Kakek. Dia tidak pernah berpikir ada seorang lelaki yang mana adalah ayah kandungnya untuk dipanggil kakek oleh anaknya nanti. Dia hanya pernah berpikir jika itu adalah ayah Gema dan ayah Axel yang akan mendapatkan panggilan tersebut karena memang merekalah yang ada dalam kehidupannya sekarang. “Dokter sudah memanggil kita.” Gema datang dan pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban. Om Rudy hanya tersenyum tampak kecewa karena pertanyaannya pasti hanya akan terabaikan begitu saja. Almeda berada di dalam pelukan Gema menuju sebuah ruangan. Om Rudy ikut beranjak dan masuk ke dalam ruangan yang sama. Beberapa proses dilakukan dengan cepat dan mereka hanya akan perlu menunggu dua puluh empat jam untuk mendapatkan hasilnya. Semua biaya bahkan Gema yang membayarnya meskipun om Rudy berharap dia yang menanggungnya. Setelah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya

Part 203. Bu Kasih

Om Rudy pulang ke rumahnya dengan raut wajah yang tampak bahagia. Dia memang tidak berbicara apa pun dengan Almeda setelah keluar dari rumah sakit. Namun dia mengerti Almeda membutuhkan waktu menerimanya. Dia akan menunggunya sampai Almeda benar-benar mau menerimanya. Kalaupun tidak, dia juga tidak akan memaksanya. “Papa sepertinya dalam mood yang baik.” Radit masuk ke dalam rumah dan segera melihat ayahnya yang tampak sumringah. Tidak seperti biasanya. “Oh, kamu sudah pulang.” Om Rudy tersenyum menatap Radit. “Ayo kita makan bersama malam ini. Papa akan istirahat dulu.” Om Rudy kali ini benar-benar seperti orang lain bagi Radit. Biasanya, lelaki itu tak pernah senyum secerah itu. Tapi sekarang justru sebaliknya. Radit ingin mengabaikan sikap aneh ayahnya, tapi entah kenapa dia merasa terdorong untuk bertanya kepada orang kepercayaan sang ayah apa yang terjadi. Dia tentu merasa penasaran. “Bapak memang sedang dalam mood yang baik, Mas.” Begitulah orang itu memberi jawaban kepada R
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Part 204. Panti Asuhan

“Siapa, Bu?” tanya Denial dengan jantung kebat-kebit tak karuan. “Dia mengaku kalau pernah kamu selamatkan saat hampir ketabrak motor.” Denial tersenyum kaku saat mendengar itu. Bayangannya jelas berbeda.Dia pikir orang lain yang … sudahlah, Denial tidak ingin berpikir terlalu jauh. Dia tahu itu tak akan mungkin terjadi. Kembali mengubur rasa kecewanya dan kembali tersenyum seperti biasa. Mencoba mengingat-ingat tentang seorang perempuan yang pernah diselamatkan. Ada bayangan yang tak jelas yang muncul di pikirannya dan menjadikannya mengingat tentang itu. “Oh, aku ingat, Bu.” “Ibu ingat saat itu, orang itu membawakanmu makanan. Dan terlihat kecewa saat kamu sudah pergi.” Denial tidak menanggapi lagi. Memilih menatap bunga-bunga yang tertanam rapi di pinggir dinding panti. Bayangannya berkelana di masa lalu. Tempat itu adalah rumah baginya. Dia dididik dan dibesarkan di tempat itu dengan suka dan duka. Sekarang, entah ke mana teman-teman seperjuangannya dulu. Denial tidak ingin m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Part 205. Hanya Kemungkinan

“Memang masalah yang Mas bilang sudah terselesaikan?” tanya Crystal pada akhirnya. Gadis itu menghindari tatapan Denial yang seolah menusuknya. “Selama kita hidup, kita nggak akan pernah jauh dari yang namanya masalah. Kalau nunggu masalah selesai sepenuhnya, harus mati dulu.” “Sembarangan.” Crystal cemberut kesal. Namun pada akhirnya dia pun kembali bertanya. “Mas tapi katanya mau beli rumah dulu. Sedangkan uangnya dipakai aku. Kita tinggal di apartemen aku aja ya.” “Tinggal di mana aja juga boleh. Aku nanti akan bilang sama Permata dan Almeda tentang masalah rumahnya.” Pembicaraan itu cukup sampai di sana. Crystal tentu bersedia menikah dengan Denial secara sukarela. Dia sudah benar-benar jatuh cinta dan ingin menghabiskan hidupnya bersama dengan lelaki itu. Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Tidak ada lagi drama yang tidak perlu. Denial setiap malam menginap di rumah Crystal hanya untuk bisa tidur. Lambat laun, dia sudah bisa hidup normal seperti orang-orang kebanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya

Part 206. Cerita Usang

Denial membuka matanya saat malam semakin larut. Crystal ada di pelukannya dan sudah tenggelam dalam mimpi indah. Denial tahu dia melakukan kesalahan besar dengan tidur di kamar kekasihnya tanpa ikatan pernikahan. Tapi percayalah, mereka tidak pernah melakukan sesuatu di luar batas. Mereka benar-benar hanya tidur. Karena itulah yang mereka butuhkan sekarang. Denial bangun dan melepaskan tangan Crystal yang membelit perutnya dengan erat. Keluar kamar, lalu berdiri di balkon sambil mengeluarkan rokok dalam bungkusnya. Sesekali, jika pikirannya terlalu kalut, dia akan menggunakan rokok sebagai pelarian. Angin malam menerbangkan rambut-rambutnya yang sudah acak-acakan. Tatapan Denial mengarah pada langit gelap yang ada di depannya. Pikirannya menerawang jauh ke depan sana. Setelah percakapan yang terjadi beberapa jam yang lalu, dia menjadi berpikir tentang apakah harus dia mencari tahu tentang masa lalu yang sudah di kuburnya? Satu sisi hatinya menolak, tapi satu sisinya lagi menerima.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya

Part 207. Barang Usang

Mendengar ucapan Radit, lelaki kepercayaan om Rudy itu tidak menanggapi. Sudah tahu tabiat Radit yang seperti itu membuatnya hanya perlu melihat dari jauh. Dia pun segera melaporkan tentang obrolannya bersama dengan Radit kepada bosnya. Dan om Rudy sepertinya juga tahu apa yang akan dilakukan oleh putranya tersebut.“Biarkan saja dia melakukan apa pun yang dia inginkan. Tapi kamu juga harus memastikan dia tidak berbuat sesuatu yang membahayakan Almeda.” Begitulah tanggap om Rudy yang hanya dijawab anggukan oleh lelaki itu. Om Rudy sudah menelantarkan Almeda sejak kecil dan membuat putrinya menderita. Jadi, meskipun Almeda barangkali tidak akan menerima om Rudy, tetap saja dia harus melindunginya. Sudah cukup hanya Marta yang pernah mencelakai Almeda sampai hampir mati. Ada banyak hal baik yang ingin om Rudy lakukan untuk Almeda untuk sedikitnya bisa menebus rasa sakit yang dulu pernah Almeda rasakan. Tentu saja semua itu tak akan pernah cukup. Tapi setidaknya dia ingin melakukannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Part 208. Terpuruk

“Mas.” Crystal menggenggam tangan Denial yang gemetar dengan surat tersebut masih dipegang erat. Kekhawatiran Crystal semakin menjadi ketika air mata mengalir dari netra sang kekasih. Bu Kasih bahkan ikut menangis karena itu. Lalu beliau berlalu begitu saja dari sana dengan mengusap air matanya. Hal-hal semacam ini sebenarnya sering sekali terjadi. Dan ini bukan pertama kalinya beliau menyerahkan atribut yang digunakan saat anak-anak asuhnya ketika pertama kali ditemukan di depan panti asuhan. “Semua akan baik-baik saja. Mas bisa mengeluarkan semua tangis Mas di depanku.” Denial pasti tidak pernah berpikir dia akan kembali menangis di depan Crystal setelah kejadian beberapa minggu yang lalu di mana dia baru saja mengunjungi panti asuhan ini. Ternyata saat dia melihat pakaian kecil dan juga membaca surat yang ditinggalkan, dia tak bisa membendung luapan emosi yang ada di dalam hatinya. “Maaf sudah membuatmu khawatir.” Denial akhirnya bisa menahan dirinya agar tidak terlarut dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Part 209. Kedatang Rudy

Pertemuan dengan bu Cintya berakhir. Beliau seolah menyadari jika Crystal tidak akan berkonsentrasi bekerja, oleh karena itu dia memilih menjadwal ulang pertemuan mereka. Crystal benar-benar bersyukur karena bu Cintya begitu baik kepadanya. Maka sekarang dia pun bisa menemani Denial di rumahnya. “Bapak nggak keluar dari tadi, Bu.” Bibi memberitahukan kepada Crystal saat Crystal sudah ada di rumah Denial. Sejak Denial masuk ke kamarnya siang tadi, tidak sekalipun dia keluar. Bahkan kini siang sudah digantikan malam. “Jadi dia juga nggak makan dong, Bi?” “Nggak, Bu. Saya tadi sudah ketuk pintu kamarnya tapi nggak ada sahutan. Jadi saya biarkan dulu nunggu Ibu datang.” Crystal sudah membawa makan malam, lalu dia meminta bibi untuk menyiapkan selagi dia memanggil Denial. Namun benar, bahkan Denial benar-benar tidak menyahut saat Crystal memanggilnya. Ketukan pintu dan panggilan Crystal tak berhenti dan sungguh nihil. Lalu, Crystal mencoba membuka pintu kamar lelaki itu yang ternyata
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya

Part 210. Akhirnya Mereka Bertemu

“Saya masih butuh waktu memikirkan tentang ‘hubungan’ yang terjadi tiba-tiba ini.” Ini baru satu bulan. Mungkin akan lebih banyak waktu untuk Almeda bisa menerima perubahan ini. Meskipun om Rudy sudah menjelaskan dengan amat jelas tentang kelalaiannya di masa lalu sampai tidak pernah sekalipun menjenguk Almeda saat kecil, semua masih menyakitkan untuk Almeda.Untuk mempertahankan istri yang dicintainya, seharusnya dia bisa tetap mengurus Almeda kala itu. Dibandingkan mengasuh keponakannya, bukankah lebih baik dia mengasuh putrinya sendiri. Almeda menyuarakan pikiran itu. Tapi om Rudy segera menjelaskan.“Di dalam pikiran saya saat itu, jika saya memilih mengasuh kamu, saya takut istri saya tiba-tiba datang dan menjadi salah paham. Saya takut itu semakin menyakiti hatinya. Karena itu saya memilih membesarkan Radit. Dia dulu bisa menjadi pelipur lara bagi saya.” Sesungguhnya Almeda semakin muak dengan pikiran jika dirinya dari dulu memang tidak pernah diinginkan. Tapi semua itu sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status