Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 181 - Chapter 190

298 Chapters

Part 181. Almeda dan Ibu Mertua

Untuk sejenak, Almeda terdiam. Dia menatap ibu mertuanya itu dengan tatapan lekat. Semua orang yang pernah ditolak, lalu suatu waktu orang yang menolakmu justru mendekatimu. Tentu saja hal itu sedikit aneh. Tapi Almeda tetap tenang. Karena lampu lalu lintas sudah berubah hijau, dia kembali mengemudi. “Mama mau menjadi ibuku? Menganggap aku seperti anak Mama sendiri?” Almeda hanya penasaran jawaban seperti apa yang akan diberikan oleh Bu Risti saat pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. “Kalau kamu menganggap aku tidak bisa menjadi ibumu, kenapa kamu memanggilku Mama?” Berhenti sejenak sebelum dia kembali membuka mulut untuk berbicara. “Mama salah sudah menolak kamu karena latar belakang keluarga kamu. Setiap malam, Mama selalu berpikir apa yang harus Mama lakukan untuk meminta maaf sama kamu. Mama malu sudah mengeluarkan kata-kata kasar di masa lalu hanya untuk membuat kamu meninggalkan Gema. Bahkan menggunakan cara kotor.” Mereka sampai di sebuah mal besar dan Almeda mengarahkan
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Part 182. Kisah Denial

“Benar, itu saya.” Perempuan bernama Crystal itu tersenyum lebar. Tampak merasa lega karena dia benar-benar bertemu dengan orang baik.Denial hanya mengangguk setelah memasukkan perkakas mobil yang digunakan untuk mengganti ban. Ekspresinya masih tampak tak acuh seperti biasa. “Masuk dan pulanglah. Saya akan menunggu.” Crystal tampak tergagap mendengar ucapan Denial. Dia tidak fokus dan hanya terus menatap Denial dengan pikiran bercabang ke mana-mana. “Ini sudah larut malam.” Denial kembali berbicara, menatap ke sekeliling yang sudah benar-benar sepi. “Atau mau saya antarkan?” Jangan berpikiran Denial sedang menggoda atau sebangsanya. Dia benar-benar peduli. Mengingat dia memiliki dua ‘adik’ perempuan, dia tak bisa mengabaikan Crystal begitu saja. Kalau Permata atau Almeda yang ada di posisi Crystal, dia pasti juga akan merasa panik. “Oh, nggak perlu. Saya berani pulang sendiri.” Akhirnya Crystal bersuara. “Terima kasih sudah membantu saya. Lain kali, saya akan mentraktir untuk t
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Part 183. Denial Si Bebal

“Jauhi dia.” Begitu kata lelaki itu dengan nada tak senang. “Dia kekasihku. Dan akan segera menjadi istriku.” Denial tak pernah terlibat dengan masalah remeh temeh seperti ini sebelumnya dan dia harus merasakannya kali ini. Mengedikkan bahunya tak acuh. Denial menjawab santai. “Saya tidak pernah mendekatinya, jadi tidak ada alasan buat saya untuk menjauhinya. Kalau kalian ada masalah, jangan libatkan saya. Saya sungguh tidak memiliki urusan apa pun dengannya. Saya rasa kamu tidak perlu memeringatkan saya.” Denial pergi begitu saja setelah mengatakan itu. Membuat lelaki asing itu menggeram marah. Menatap Denial dengan kejam seolah dia ingin menghajar sampai babak belur. Berbeda dengan lelaki yang tidak dikenal oleh Denial tersebut, Denial juga melupakan pertemuan dan percakapan itu begitu saja seolah dia tidak pernah terlibat apa pun dengan lelaki itu. Di balik harinya yang tidak menyenangkan, sebuah kabar baik datang dari Almeda. Dia diminta untuk datang ke rumah Gema untuk menden
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Part 184. Denial dan Pertemuan

Denial memesan satu kopi sebelum ke kantor. Malam sudah menghitam dan waktunya dia bekerja. Lelaki itu semakin menyukai keheningan. Awalnya rasa sepi terasa menyesakkan, tapi dia mulai menikmatinya. “Sepertinya, kita lebih sering bertemu sekarang.” Lelaki paruh baya itu lagi. Tapi sekarang bersama dengan Crystal di sampingnya. Apa lelaki itu adalah ayah Crystal? Pertanyaan itu muncul di kepala Denial tapi tak disuarakan. “Baru pulang kerja?” tanya lelaki paruh baya itu. “Baru mau berangkat.” Ada keterkejutan yang ditunjukan oleh lelaki itu, terlebih lagi Crystal. Jawaban itu tentu saja mengejutkan. “Baru mau bekerja di malam hari?” Denial hanya mengangguk dan segera pamit setelah mendapatkan kopi pesanannya. Crystal dan lelaki paruh baya itu terus mengikuti perginya Denial dari balik dinding kaca kafe melalui tatapannya. Ada ketertarikan yang kental dari tatapan yang diberikan oleh Crystal. Dan itu disadari oleh lelaki paruh baya yang ada di depannya. Lelaki itu menyeringai. “
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Part 184. Makan Malam

Denial berdiri di depan Crystal saat Randi merangsek maju dengan amarah membara di wajahnya. Denial tidak akan membiarkan lelaki itu menyakiti Crystal. Tentu ini bukan karena dia sudah mulai menaruh rasa. Tapi dia tidak akan membiarkan perempuan disakiti di depan wajahnya. Randi yang tadinya menunjukkan kemarahannya itu akhirnya tertawa sinis. “Kamu benar-benar ingin berurusan denganku? Kamu tidak tahu siapa aku?” Denial tidak menjawab. Jika Randi berpikir Denial akan takut padanya, maka lelaki itu salah besar. Lagi pula, siapa lelaki itu pun tidak penting baginya. Denial tidak membutuhkan informasi apa pun tentang lelaki itu. Tapi Randi menjelaskan dirinya sendiri. “Aku adalah pemilik perusahaan JR Grup. Aku bisa menghabisimu tanpa menyentuhmu.” Denial masih tidak terlihat takut sehingga membuat Randi merasakan puncak kemarahannya tak bisa dibendung. Kepalan tangannya menguat bersiap untuk menghajar lelaki yang ada di depannya. Selama ini, tidak ada yang berani melawan dirinya. T
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Part 186. Mencoba Menjalin Cinta

Denial terdiam dengan tatapan mengarah lurus pada mata Crystal. Tidak pernah menduga jika gadis itu akan mengeluarkan kata-kata yang mengejutkannya. Tidak ada yang salah ketika seorang perempuan menyatakan cintanya kepada lelaki yang disukainya lebih dulu. Tapi Denial tentu merasa aneh. Dua saudaranya …. Tidak. Jika Denial terus membandingkan semua wanita dengan Permata dan Almeda, itu benar-benar menyusahkan. Jelas, karakter orang berbeda. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah, apakah dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Crystal?Denial meraba hatinya yang terdalam dan mencari jawaban yang dibutuhkan. Ada ketidakyakinan yang muncul di sana. Sebelum ini dia tidak pernah menjalin hubungan cinta dengan siapapun. Apakah dia bisa membuat orang lain bahagia ada di sampingnya? “Kamu nggak perlu menjawab perasaanku.” Tiba-tiba saja Crystal kembali bersuara membuyarkan lamunan yang muncul di dalam kepala Denial. “Aku hanya mengatakannya. Nggak menuntut apa pun dari kamu. Perasaa
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Part 187. Permintaan Crystal

“Semoga aku bisa menjadi orang yang bisa membuatmu tersenyum dan bahagia.” Kata-kata itu terngiang di telinga oleh Crystal membuatnya harus tersenyum sepanjang hari. Dia semalam sudah tidak tidur, tapi siang ini dia bahkan pergi ke butiknya untuk bekerja. Perasaannya sedang luar biasa baik dan dia merasa bisa mengembangkan segala imajinasinya untuk menggambar. Hampir sore ketika dia keluar dari butik dan mendapati Radit menunggunya di luar butik. Lelaki itu tampak menatapnya dengan dingin dan tak bersahabat. Melangkah mendekat pada Crystal, lalu berdiri tepat di depan gadis itu. “Ikut denganku!” perintahnya seolah dia memerintahkan seorang karyawannya. “Aku ingin bicara denganmu.” “Bicara tentang apa?” tanya Crystal enggan. “Aku rasa nggak ada yang harus kita bicarakan.” “Nggak ada yang perlu dibicarakan? Kamu pikir masalah kita sudah selesai?” Radit adalah lelaki yang mudah sekali tersulut emosi. Terlebih lagi ketika keinginannya tidak dipenuhi. Crystal sudah terbiasa dengan em
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Part 188. Dua Saudara Perempuan Denial

Denial mengatakan jika dia akan berbicara serius kepada dua saudara perempuannya. Dia bertanya di mana mereka harus bertemu dan rumah Denial lah yang akan menjadi tempat pertemuan itu. Namun ketika mereka datang bersama dengan keluarganya, Denial justru tidak ada di rumah. Dia hanya mengatakan kepada bibi jika dia akan segera kembali. Satu jam berlalu dan Denial datang dengan membawa Crystal bersamanya. Keterkejutan yang ditunjukkan oleh tamu-tamunya tampak tak main-main. Gerak-gerik yang ditunjukkan oleh Denial memang tidak berubah. Tapi keberadaan Crystal dengan lelaki itu tentu menjawab semua pertanyaan di dalam setiap kepala yang ada di sana. “Sorry lama. Nggak tahu kalau di jalan macet padahal weekend.” Begitu kata Denial setelah duduk satu sofa dengan Crystal.Ditatap begitu intens oleh empat orang dewasa dengan tatapan tanya dan kecurigaan yang mendalam, tentu saja membuat Crystal gugup luar biasa. Tangannya dingin dan jantungnya berdetak begitu keras. Demi apa pun, Permata d
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

Part 189. Kekacauan

“Bu, Ibu harus segera ke butik. Ada masalah di sini.” Crystal yang tadinya ingin beristirahat itu mengurungkan niatkan karena panggilan dari salah satu pegawainya. Dia bergegas menuju butiknya dan melihat apa yang terjadi. Perasaannya tiba-tiba merasa ada yang tak beres mengingat betapa paniknya pegawainya saat menelponnya. Dalam perjalanan, mati-matian gadis itu berkonsentrasi menyetir agar sampai dengan selamat ke butiknya. Saat dia sampai di tempat itu, untuk sekilas tidak ada yang aneh dari. Saat dia masuk ke dalamnya, jantungnya hampir mencelos keluar. Semua gaun-gaun yang dipajang tidak berbentuk. Ada robekan baju di mana-mana. “Ibu!” Para karyawannya mendekat dan wajahnya menunjukkan kepanikan yang luar biasa. “Apa yang terjadi? Kenapa butik kita seperti ini?” “Ada seseorang yang sengaja menghancurkan butik kita, Bu.” Seorang karyawan laki-laki mendekat. “Saya sudah mengecek CCTV. Tapi CCTV sengaja mereka rusak.” Crystal tak bisa berkata-kata lagi setelah melihat betapa m
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

Part 190. Pembatalan

“Terima kasih. Aku nggak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk membalasnya.” Crystal menunduk takzim. “Maaf kalau harus menyeret kamu dalam masalahku.” “Aku sudah bersedia bersama denganmu. Aku pikir kita bisa berbagi apa pun termasuk masalah. Aku akan ada di dekatmu dan menerima kamu seperti kamu menerimaku.” Ucapan itu membuat Crystal merasa ketergantungannya pada sosok Denial semakin merajalela. Perasaan yang dia miliki terasa semakin tumbuh menjadi besar setiap waktu. Satu hal yang dia takutkan adalah ketika Denial pergi dari hidupnya. Bagaimana kalau ada sosok perempuan lain yang mungkin saja akan lebih menarik hati Denial? Tangan Crystal saling menguat ketika perasaan takut itu muncul di dalam hatinya. Denial berani lebih dari sebelumnya. Menarik tangan Crystal, lalu merangkumnya ke dalam genggaman tangannya yang besar. Melingkupinya dengan hangat.“Jangan berpikir sesuatu yang buruk yang hanya akan membuat perasaanmu kacau. Jangan pikirkan nanti akan bagaimana, hadapilah saja
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status