“Benar, itu saya.” Perempuan bernama Crystal itu tersenyum lebar. Tampak merasa lega karena dia benar-benar bertemu dengan orang baik.Denial hanya mengangguk setelah memasukkan perkakas mobil yang digunakan untuk mengganti ban. Ekspresinya masih tampak tak acuh seperti biasa. “Masuk dan pulanglah. Saya akan menunggu.” Crystal tampak tergagap mendengar ucapan Denial. Dia tidak fokus dan hanya terus menatap Denial dengan pikiran bercabang ke mana-mana. “Ini sudah larut malam.” Denial kembali berbicara, menatap ke sekeliling yang sudah benar-benar sepi. “Atau mau saya antarkan?” Jangan berpikiran Denial sedang menggoda atau sebangsanya. Dia benar-benar peduli. Mengingat dia memiliki dua ‘adik’ perempuan, dia tak bisa mengabaikan Crystal begitu saja. Kalau Permata atau Almeda yang ada di posisi Crystal, dia pasti juga akan merasa panik. “Oh, nggak perlu. Saya berani pulang sendiri.” Akhirnya Crystal bersuara. “Terima kasih sudah membantu saya. Lain kali, saya akan mentraktir untuk t
Last Updated : 2023-06-19 Read more