Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 241 - Chapter 250

303 Chapters

Bab 241: Pulang

Bab 241: Pulang  Sesaat kemudian, Karin pun tersadar bahwa ia telah melompat terjalu jauh. Ada banyak langkah yang  ia lewati dan itu berdampak pada terciptanya kesalahpahaman ini.Karin butuh beberapa menit lagi untuk bisa meredam gemuruh di dalam dadanya. Sang Polwan ini terus menyeka air mata, dan mengusap sisa-sisanya menggunakan ujung jari. “Jangan salah paham, Aje..” katanya lembut, seraya berbalik lagi.Ia kemudian mengambil duduk pada kursi yang ada di depan Aje. Maka sekarang, dua insan ini, sang duda dan sang janda ini, untuk pertama kalinya duduk saling berhadapan.“Maksudku tadi adalah.., aku ingin bertemu dengan Tiara.., boleh?”“Bertemu..? Hanya bertemu..?” Tanya Aje yang terisak. “Iya, bertemu, boleh?”Aje menganggukkan kepalanya beberapa kali. Lepas itu ia pun menunduk, tak berani menatap wajah K
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 242: Dengan Segenap Kasih

Bab 242: Dengan Segenap Kasih  Karin berjalan memasuki kawasan perbelanjaan itu. Entah ke store yang mana tujuannya, juga entah keperluan apa yang ingin dikerjakannya. Aje hanya duduk menunggu dengan sabar. Sesekali ia merebahkan dirinya ke jok, dan menghirup aroma khas wanita dari mobil Karin ini.Tak lebih dari setengah jam kemudian, Karin telah kembali. Bersamanya sekarang ada sebuah bungkusan, yang ketika ia letakkan di jok belakang pada mobilnya ini, tahulah Aje bahwa itu adalah sebuah kado.Apa isinya? Tentu saja, Aje tak tahu. Namun, nanti, ia juga akan tahu.  ******** Sampailah mereka di kawasann Rowo Bening, yang selalu Karin susuri di setiap ada  kesempatan. Di sini, Karin semakin melambatkan laju mobilnya.“Belok kanan, Bu,” kata Aje memberi arahan, seraya menujuk ke depan.“Itu, jalan kecil yang di depan itu?”
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 243: Pencarian

Bab 243: PencarianDi mata Olive, semuanya telah berubah. Dunia seakan tak lagi ramah. Ke mana pun Olive melangkah, ia merasa berada di bawah todongan mata orang-orang yang menghukumnya dengan pandangan menuduh.“Pembunuh!”“Pembunuh!”Ketika Olive mencari siapa yang menghujatnya itu, ternyata, itu adalah suara hati nuraninya sendiri! Oh, betapa Olive merasa tersiksa dengan semua yang telah terjadi ini.Olive memang belum mengetahui kepastian kabar tentang Hekal. Namun, mengingat ia yang malam itu telah meninggalkannya, juga mengingat segala kemungkinan yang bisa saja berlaku, Olive selalu bergidik ngeri.Terbayang di benaknya, Hekal yang tak berdaya setelah ia tembak itu, lalu didatangi oleh pembegal atau perampok.Motor, ponsel, dompet, dan uangnya diambil, lalu Hekal yang tak berdaya dihabisi dan jasadnya dibuang sembarangan saja ke sungai.Olive menangis!Terbayang pula kemungkinan yang lain, Hekal yang lemah dan bercucuran darah itu didatangi sekawanan anjing liar, yang kemudian
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 244: Kemarahan Anjeli

Bab 244: Kemarahan Anjeli “Apa kamu tahu di mana Hekal sekarang?”Anjeli, yang sampai detik ini belum mengetahui bahwa Olive-lah yang menembak Hekal, lanjut bertanya.“Apa untungnya aku memberi tahu kamu?”Pertanyaan balik Anjeli itu membuat Olive tertunduk lagi. “Mungkin, tidak ada untungnya bagi kamu. Tapi paling tidak, kamu bisa membantuku, supaya bisa tercapai banyak kemaslahatan bagi semua orang.”Anjeli yang sadar, telah kalah dalam bersaing mendapatkan cinta Hekal, langsung saja merasa su’uzon dengan kata-kata Olive barusan tadi.“Urusan apa kamu mencari dia??”“Aku.., aku mau meminta maaf.”“Meminta maaf? Untuk apa? Memangnya kamu punya salah dengan dia?”“Karena.., aku telah mencelakai dia.”“Mencelakai dia? Oh ya? Apa yang kamu maksud dengan kata ‘mencelakai’ di sini?”Olive mau menjawab, tapi tertahan, mulutnya pun terbuka tanpa mengeluarkan suara. Entah apakah ia berani menuturkan semuanya, sejujur-jujurnya.Tiba-tiba saja Anjeli terperangah. Kedua matanya yang tertabir
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 245: Gadis Bersepeda

Bab 245: Gadis Bersepeda Maka setidaknya, sampai malam ini, selain Olive hanya ada tiga orang yang mengetahui perihal penembakan Hekal itu. Mereka adalah Karin, Vivian, dan yang terakhir tentu saja Anjeli.Orang tua Olive sendiri masih belum mengetahui insiden ini. Mereka hanya merasa heran, dan tak habis pikir pada perubahan sikap Olive yang amat drastis.Tiap ibunya bertanya, sang Duta ini menjawab bahwa semuanya baik-baik saja. Hanya kebetulan sedang banyak tugas, begitu alasan Olive selalu.Karin, yang dalam hal ini begitu perhatian pada Olive, selalu menekankan untuk menjaga rahasia ini. Karin pula yang memberi arahan pada Olive, supaya masalahnya ini ia selesaikan dengan cara kekeluargaan.Olive pun mengamini harapan Karin itu, agar masalah ini tidak melebar ke mana-mana, khususnya ke institusi kepolisian tempat mereka bertugas.Sebab, jika hal ini terjadi, Olive akan dihadapkan pada Propam—Profesi dan Pengamanan. Yaitu, suatu divisi di tubuh kepolisian yang bertugas menegakka
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 246: Romansa Padang Ilalang

Bab 246: Romansa Padang Ilalang  Sepasang burung merbah berkicau bersahut-sahutan, perdengarkan lagu cintanya dengan nyaring, menikmati titian muhibahnya di pohon jambu mete yang sarat buah.Romansa dua burung yang berbeda kelamin itu sesekali terganggu, oleh ungkut-ungkut celoteh perkutut yang monoton, sirik dan cemburu.  Di dalam kamarnya, Hekal berbaring lemah. Ia memandangi pohon jambu mete dengan berfokus pada sepasang merbah yang kicaunya tak terganggu oleh perkutut itu.      Ibunya, dengan diantar oleh Eci, sedang pergi ke Negeri Intan, untuk mengambil kain perca di beberapa rumah konveksi jahit.Sementara Eca, setelah pulang sekolah tadi, sekarang tengah pergi pula ke pasar, untuk mengambil keranjang-keranjang kuenya yang kosong dari beberapa pedagang.   Rupanya, sepasang burung merbah itu mengingatkan Hekal pada kisah cintanya bersama Oli
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 247: Dengan Syarat

Bab 247: Dengan Syarat Hekal duduk di beranda rumah, pada sebuah kursi rotan yang menimbulkan suara ‘kriet’ ketika Olive juga mengambil duduk di sampingnya.Hekal sengaja menghadap sedikit ke samping, supaya bisa memandangi pohon jambu mete yang tadi dihinggapi sepasang merbah, sekaligus menghindari tatapan Olive yang begitu lekat pada wajahnya.Sepasang burung merbah yang ia lihat tadi rupanya telah pergi. Kali ini, panggung harmoni di dahan-dahan jambu mete itu digantikan pula oleh beberapa lebah madu, yang ramai bergemuang mengisap nectar yang tersisa dari bunga-bunga jambu.  “Hekal..,” kata Olive lirih.“Aku antar kamu ke rumah sakit yuk.”Hekal menggeleng lemah, masih belum mau menatap wajah Olive. Sebelah tangannya memegangi kaki kiri yang terasa begitu sakit seakan mau tanggal.“Tidak perlu, Liv, aku baik-baik saja kok.”
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 248: Satu Peluru

Bab 248: Satu Peluru  Perjalanan pulang pun mereka teruskan kembali. Hingga satu jam setelahnya, mereka telah sampai di jalan lintas penghubung antar kota.Aneka macam kendaraan dengan berbagai jenis dan ukuran pun segera melarutkan mereka di dalam arus yang seakan tiada henti.  “Kamu yakin Liv, masih bisa nyetir?” Tanya Vivian dari posisi duduknya di jok kiri.“Iya, aku yakin, Vian,” jawab Olive, sesekali masih terisak.“Kamu tidur saja dulu. Nanti kalau aku capai, kamu aku bangunkan,” sambungnya lagi.Tak lama kemudian, Vivian yang kedua matanya tetap awas memperhatikan jalan, mulai merasa aneh. Laju mobil Olive ini sepertinya tidak tetap di jalur kiri, akan tetapi semakin ke tengah.Sementara itu, nun di sana, dari arah yang berlawanan, ada sebuah truk tronton besar yang tengah melaju ke arah sini.Beberapa detik kemudian, jarak an
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 249: Cinta Seribu Tahun

Bab 249: Cinta Seribu Tahun  ********Teruntuk: Hekal Pratama.Seorang lelaki dalam keluarga cemara di Negeri Intan sana. Ah, Hekal..,Aku bahkan masih bisa mengingat dengan jelas, momen ketika dulu kita bertabrakan di jalan Melur itu.Hujan gerimis merinai tipis. Aku mengemudi mobilku dengan membawa sisa tangis. Pandangan mataku berbayang dan berkaca-kaca. Lalu dari balik persimpangan kamu muncul begitu saja.Pada akhirnya aku sadar Hekal.., bahwa ternyata memang akulah yang bersalah, karena tidak menyalakan lampu sein dan berbelok tiba-tiba.Kalau aku mengenang kejadian itu, aku merasa malu, Kal. Sungguh aku merasa malu.Aku ini seorang Polwan, di Polda, dari Ditlantas, seorang Duta pula, melakukan pelanggaran remeh ala emak-emak yang.., fiuh!Aku bilang, kamu yang salah.Kamu bilang, aku yang salah.Dan kita bertengkar tak sudah-sudah.
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 250: Antara Hidup dan Mati

Bab 250: Antara Hidup dan Mati  Pada momen yang amat kritis ini, Karin masih bisa bersyukur, karena sejak dari kantornya di Polda tadi ia tetap membawa pistol miliknya yang ia sembunyikan di balik baju.Mengapa? Karena pistol miliknya ini bisa ia pergunakan untuk..,“Olive..,” kata Karin tenang, meskipun jantungnya berdegup kencang tak keruan.Ia berjalan pelan, dan sangat hati-hati menuju ke jendela, lalu membuka tirainya setengah seakan ingin melihat keadaan di luar sana.Olive pun mundur ke belakang, menjauhi Karin, masih dengan pistolnya yang menempel dahi.  “Pistol yang kamu pegang itu..,” ujar Karin sembari melipat kedua tangannya di dada, memandang ke luar jendela lewat tirai yang tadi ia buka setengah.  “Itu kamu dapat dari Biro Logistik, kan?”“Maka, Mbak berani memastikan, bahwa pistol kamu itu jenisnya berb
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status