Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 231 - Chapter 240

303 Chapters

Bab 231: Dalam Kepasrahan

Bab 231: Dalam Kepasrahan  “Ayim. Aku mau minta sesuatu, boleh?”“Hemm-hemm, mau minta apa?”“Kalau aku pergi, kamu menikah lagi ya..,”“Hush! Jangan bilang begitu, Na. Kita akan melewati ini semua, Sayang. Kamu akan segera pulih, dan menjalani hidup seperti semula.”“Kita akan hidup bersama sampai tua, mengasuh dan membesarkan anak kita sampai dia dewasa.”“Ayim.., jaga anak kita..,”Aje tersentak!Cepat ia mengangkat wajah, yang entah sudah berapa lama tertelungkup di atas lututnya sendiri. Ia merasakan sesuatu yang ganjil  di sini.Oh, begitu nyatanya suara almarhumah Diana tadi. Seakan-akan baru saja ia hadir di ruang tahanan ini dan membisikkan kalimat itu di telinganya.Aje mengedarkan pandangannya yang sayu  ke sekitar ruang tahanan. Suasananya lengang, lembab, dan dingin, m
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 232: Dia Tidak Bersalah!

Bab 232: Dia Tidak Bersalah!  “Saya minta, bebaskan dia!” Sontak Bripka Bimo terperangah mendengar kata-kata Karin itu. Ia menatap bola mata Karin untuk mencari kesungguhan. Karin pun balas menatapnya dan bahkan tak berkedip.Bripka Bimo kemudian tersenyum tipis. Sebatang rokok yang sejak tadi belum ia nyalakan, sekarang ia sulut dan mengisap asapnya dalam-dalam.“Hehehe.., santai dulu, Mbak. Kita bicarakan baik-baik.”“Membicarakan baik-baik, kita sedang melakukannnya,” sahut Karin.“Saya kira, ada yang salah dengan maksud Mbak sekarang ini.”“Tidak, tidak ada yang salah.”“Ada!” potong Bripka Bimo tegas.“Oh ya?”“Semua itu ada prosedurnya, Mbak.”“Prosedur ya? Oke, sekarang saya tanya. Apakah Mas Bimo juga sudah menjalankan prosedur dengan benar
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 233: Operasi Penangkapan

Bab 233: Operasi Penangkapan  Tiba-tiba Hekal merasa heran. Sudah dua hari ini ia tidak bisa menghubungi Olive. Panggilan teleponnya selalu tak diangkat, atau sengaja ditolak.Tak jarang hanya dijawab oleh sistem operator seluler yang sejak dulu bunyi redaksinya tidak pernah berubah.“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Tekan 1 untuk meninggalkan pesan.., bla.., bla..,”Bahkan, dari sekian banyak pesan chat yang ia kirim pada Olive tak ada satu pun yang dibalas. Hal itu melahirkan ribuan tanda tanya di dalam benak driver ojek part time ini.“Aneh,” gumam Hekal sembari memasukkan ponselnya kembali ke saku celana.Jujur, sepanjang hari ini ia sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya di Naikin Electronic. Ia khawatir telah terjadi  apa-apa pada Olive. Sakit, misalnya. Atau, kecelakaan..,“Astaghfirullah!”
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 234: Dor!

Bab 234: Dor!  Hekal sampai menyipitkan matanya. Ia menajamkan pandangan, berusaha memperjelas penglihatan yang samar karena cahaya malam yang temaram.Secercah cahaya dari bulan terpantul di ujung laras pistol Olive, berkilau mengerikan dan, belum lagi habis rasa terkejutnya..,“Aku mau menanyakan sesuatu ke kamu, Hekal.” Kata Olive dingin, sedingin revolver yang ia pegang dengan kedua tangan, juga sedingin angin yang baru saja melintas membawa beberapa daun kering.“Aku minta kamu jawab pertanyaanku ini dengan jujur!”Sungguh, Hekal tidak mengerti dengan perubahan sikap Olive yang amat drastis ini. Hekal tersenyum gugup, sebelah tangannya pun terangkat dan menunjuk.“O.., Olive.., pistol itu, pistol sungguhan? Atau pistol mainan?”“Kamu kira??” Sahut Olive yang tiba-tiba geram, dilamun bayangan ayah kandungnya yang terkapar tak berny
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 235: Ketukan di Pintu Pagar

Bab 235: Ketukan di Pintu Pagar  Karin sudah mengurus semua hal yang berkaitan dengan penangguhan penahanan untuk Aje. Rencana berikutnya, ia juga akan membersihkan nama Aje pula dan membebaskannya dari status tersangka secara permanen.Untuk memenuhi semua persyaratan itu, Karin telah mengajukan dirinya sendiri sebagai penjamin. Dan syukurlah, ia mempunyai seorang rekan yang cukup karib di Direktorat Narkoba hingga setiap proses yang ia tempuh itu mendapat kemudahan.  Maka sekarang, seluruh personel di Unit Narkoba Polsekta Payung Kencana tidak akan bisa berkilah atau membantah, termasuk komandannya sekali pun.Sebab, Karin sudah memiliki surat resmi yang dikeluarkan oleh Direktorat Narkoba Polda Sumteng. Bisa dikatakan, ini adalah surat sakti yang jika perintah pembebasan Aje tak dituruti, seluruh personel Unit Narkoba di Polsekta Payung Kencana bisa kena mutasi, syukur-syukur tidak
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 236: Reticulatus  

Bab 236: Reticulatus     “Aku.., aku tak tahu, Mbak. Aku tadi meninggalkan dia.., untuk mengalihkan perhatian Tim Elang yang mau menangkapnya.” “Tim Elang? Menangkap pacar kamu??” Karin semakin tak mengerti saja dengan semua penuturan Olive ini. “Memangnya, siapa pacar kamu itu??” “Namanya Hekal Pratama. Dia bekerja sebagai teknisi di dealer Naikin Electronik. Dia juga bekerja sampingan dengan menarik ojek.” “Ojek?” Tanya Karin dengan wajahnya yang terperangah, karena dalam waktu bersamaan ia juga teringat pada Aje. “Iya, Mbak. Driver Ayo-Jek.” “Oooh.., jadi, Hekal ini, adalah driver ojek yang dulu pernah kamu ceritakan ke Mbak? Yang kalian pernah bertabrakan lalu KTP kalian tertukar?” “Iya, Mbak.” “Kamu.., kamu menembak dia??” “Aku tidak sengaja, Mbak.., aku hanya..,”  “Astagfillahal Adzim.., Olive!” Pekik Karin yang tiba-tiba marah. Ia sa
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 237: Marcel

Bab 237: Marcel  Malam ini Anjeli merasa gusar sekali, sekaligus cemburu yang luar biasa, karena menemukan foto Hekal di facxbook sedang bersama seorang wanita, yang ia kenali sebagai Olive.Ya, seorang Polwan yang diakui Hekal sebagai sahabatnya.“Sahabat? Sahabat apaan?”“Cara duduk kamu di dalam foto ini bukan cara duduk sahabat!”“Ini lagi! Olive.., nempel-nempelin badan ke pundak Hekal!”“Ganjen banget!”Anjeli baru saja akan mematikan ponsel dan bangkit menuju peraduan ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Menyadari siapa yang menelepon, kening Anjeli pun mengernyit.“Hekal?”Tanpa menunggu ditelepon ulang, Anjeli segera menerima panggilan.“Syukurlah, kamu mau mengangkat teleponku,” kata Hekal dari seberang sana.“Malam-malam begini menelepon, ada apa?”&ldqu
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 238: Jejak Yang Terhapus

Bab 238: Jejak Yang Terhapus  Matahari sudah mulai menyingsing di ufuk timur, ketika Olive dan Karin sampai pada lokasi penembakan Hekal.Suasananya masih cukup temaram, sebagian sudah terang-terang tanah. Gerimis nan tipis turun perlahan dari langit yang bersemburat merah, menyambung rinainya tadi malam yang sempat terjeda.Mereka berdua  menggunakan mobil Olive yang kali ini dikemudikan oleh Karin. Setelah mobilnya berhenti, Olive segera turun dan berlari dengan langkah yang gontai, menuju titik di mana Hekal tadi malam jatuh dan terkapar. Ternyata.., Hekal tidak ada!Olive panik bukan kepalang, menoleh-noleh dan mencari. Sekian detik kemudian ia menyadari, ternyata motor Hekal juga tidak ada!Oh, apa yang terjadi dengan Hekal tadi malam setelah ia meninggalkannya? Pikir Olive yang kian cemas dan gundah.“Hekaaal..!” Pekik Olive yang lagi-lagi tangisnya peca
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 239: Udara Kebebasan

Bab 239: Udara Kebebasan  Sepasang kaki, terbungkus sepatu pantofel hitam kilat, tengah berjalan di kawasan markas Polsekta Payung kencana. Mantap langkahnya menjejak di sepanjang lorong yang menuju ke ruang tahanan di bagian belakang.Berturut-turut, ruang demi ruang berpintu jeruji besi terlewati oleh sepasang kaki tadi. Hingga sampailah si pemilik langkah di depan sebuah ruang tahanan yang paling ujung.“Hei, kamu!” Serunya memanggil.  Seorang tahanan mengangkat kepala, sekaligus mengacungkan jari telunjuknya pula.“Saya, Pak?”“Bukan kamu!” Hardik si pemilik langkah tadi, seorang personel polisi yang kebetulan sedang bertugas piket ini.“Tapi itu, yang di belakang kamu lagi!”Semua tahanan, termasuk Aje, serentak menoleh-noleh, bertukar pandang dengan sesama tahanan, lalu kembali menoleh pada petugas yang memanggil di
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 240: Jangan Ambil Anakku

Bab 240: Jangan Ambil Anakku  “Masuk!”Suara seorang wanita!Dengan jantung yang berdegupan Aje pun mendorong pintu, lalu masuk ke dalam ruangan yang ukurannya tak seberapa besar ini.Di dalam sini ada beberapa meja, lengkap dengan kursi-kursi lipat yang letaknya tak beraturan, juga sebuah whiteboard yang menempel di salah satu dinding.Selain itu, masih di dinding, ada sebuah peta besar yang menggambarkan kota Bandar Baru. Lalu di bidang yang lain lagi, ada foto presiden dan wakil presiden, mengapit lambang negara Indonesia di tengahnya.  Sembilan atau sepuluh langkah memasuki ruangan, Aje segera melihat sosok seorang wanita yang tengah berdiri membelakanginya.Wanita itu mengenakan seragam PDH—Pakaian Dinas Harian—polisi, berupa kemeja lengan pendek yang body fit, dan celana panjang dengan warna senada.Wanita itu, seorang Polwan tentu saja, be
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status