Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 161 - Chapter 170

303 Chapters

Bab 161: Naik ke Awan

Bab 161: Naik ke Awan  Sang janda yang merana ini berharap, bahwa Aje-lah yang akan menerima order darinya.Kali ini, apakah Karin akan berhasil mendapatkan Aje? ******** DI TEMPAT LAIN..,Untuk sementara, Aje mematikan aplikasi drivernya. Jaket seragam Ayo-Jek-nya juga sudah ia tanggalkan dan ia simpan pula di dalam bagasi motor. Ia punya satu keperluan yang membuatnya terpaksa melakukan itu.Juga karena keperluan itu pula, sekarang ia memasuki lift yang ada di sebuah gedung pencakar langit. Gedung ini merupakan salah satu dari beberapa gedung yang paling tinggi di kota Bandar Baru.Setelah pintu lift tertutup, Aje lantas memencet tombol dengan tampilan nomor yang paling besar. Artinya, ia akan menuju ke lantai yang paling atas pada gedung ini.Diselang-seling dengan penumpang lift yang masuk dan juga keluar, hingga tak lama kemudian.., ting! Terd
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

Bab 162: Tujuh Wajah

Bab 162: Tujuh Wajah  “Kamu sudah mengambil buah jeruk itu..,”“Seperti dulu kamu mengambil buah jeruk milikku waktu pertama kali kita bertemu..,”Aje tersentak. Cepat ia menoleh ke arah asal suara. Segera saja ia melihat seorang wanita  yang tengah duduk dengan posisi yang membelakangi dirinya.Pantas saja Aje tidak melihatnya ketika baru sampai tadi. Sosok wanita itu rupanya tersembunyi di antara dua pot bunga yang berdaun rimbun.Sekian detik kemudian, wanita itu menoleh pada Aje. Sekali lagi sang driver ojek ini pun tersentak. Sebuah ingatan dari masa lalu berkelebat-kelebat di dalam benaknya. Sayang, ingatan terhadap paras wanita ini begitu samar.“Wanita ini.., wanita ini..,” desis Aje dalam hati.“Sepertinya aku pernah bertemu dengan dia..,”“Di mana??”Nona X, adalah wanita yang sangat cantik untu
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

Bab 163: Tahi Lalat

Bab 163: Tahi Lalat  “Coba lihat, apakah ada kutil di belakang leherku ini?”Lisa menyipitkan sedikit matanya, menelisik bagian belakang leher Aje itu.“Tidak ada kan??” Tanya Aje, masih menunduk.  Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perlahan. Wajahnya mulai pias, dan sorot matanya seperti orang yang telah kehilangan harapan. Aje menarik tubuhnya lagi dari meja.“Ada lagi? Ciri-ciri fisik Rio yang paling kamu ingat?”Lisa menelan ludah. Leher jenjangnya tampak naik turun ketika ia melakukan itu. Sebentar kemudian, ia pun teringat sesuatu.“Dia.., dia.., dia pernah menjalani operasi usus buntu,” katanya lagi pada Aje.Saat ini, Aje benar-benar tak perduli jika yang ia lakukan ini adalah tabu. Sungguh ia ingin lepas dari segala syak wasangka yang telah menderanya selama ini.Maka spontan saja ia menggeser kursi
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

Bab 164: Mendengarkan dan Didengarkan

Bab 164: Mendengarkan dan Didengarkan  BEBERAPA SAAT KEMUDIAN..,Mau tidak mau, Aje terpaksa duduk lebih lama lagi di kafe AwanZ ini. Ia tertahan dengan kisah yang dituturkan oleh Lisa.Kisah yang cukup pahit sebenarnya. Akan tetapi, entah mengapa, Aje merasa kesulitan untuk menumbuhkan rasa empatinya pada Lisa.Mungkin karena yang bersangkutan lebih banyak melibatkan birahi di dalam lika-liku hidupnya itu? Entahlah. Aje hanya mendengarkan, menyimak, tanpa berkomentar apa-apa.Lisa bercerita tentang masa lalunya. Tentang dia yang berasal dari keluarga berada dan mapan sebelum kejatuhannya. Tentang dia yang menjalin kasih dengan kakak kelasnya semasa SMA bernama Rio.Tentang dia yang sudah beberapa kali melakukan hubungan intim dengan kekasihnya itu. Kemudian, tentang Rio yang meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan.Seiring dengan kejatuhan perekonomian orangtuanya, juga pasca d
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

Bab 165: Bidadari di Dalam Halte

Bab 165: Bidadari di Dalam Halte  Karin masih duduk di dalam halte bus. Masih di posisinya semula sejak ia mendudukinya ketika pertama kali sampai tadi.Jika pun ada yang berubah, itu hanyalah cara duduknya. Kadang bertopang kaki, kadang bertopang dagu, malah kadang sampai membungkuk. Sesekali ia juga sampai menggoyang-goyangkan kakinya.Sang Srikandi ini tak peduli pada silih bergantinya orang-orang di halte ini. Juga sama tak pedulinya ia dengan bus-bus metro yang datang untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, lalu pergi lagi.Sesekali, Karin mengangkat wajah, lalu menoleh kanan dan kiri. Memang tidak ada yang ia cari, hanya sekadar melepaskan kejenuhan mata dan hatinya yang sejak tadi tiada luput dari layar ponselnya sendiri.Hatinya mulai resah, dan pikirannya mulai gelisah. Sudah berapa kalikah ia melakukan order ojek? Sepuluh? Pastinya lebih. Dua puluh? Sekitar itu. Dan tak pernah sekali
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 166: Ye-ye-ye!

Bab 166: Ye-ye-ye!  Aje lantas mengklik satu tombol di aplikasi drivernya.Terima?Yes!           ******** “Yes!” Pekik Karin dengan suara tertahan.Seketika saja wajahnya berbinar, dan senyumnya pun sontak mengembang. Kemudian, seperti mau memastikan bahwa matanya tidak salah dalam melihat, ia mendekatkan layar ponselnya ke depan wajah. Sekali lagi ia membaca informasi yang tertera dari sistem Ayo-Jek.Memang benar, matanya tak salah melihat. Ia mendapat ojek! Dengan driver yang bernama KA Jabbar! Oh, saking gembiranya sang Srikandi ini, ia sampai mengepalkan tangannya, lalu mengulang yes-nya yang tadi sampai beberapa kali.“Yes! Yes! Yes!”“Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih, oh, Tuhanku.., akhirnya aku mendapat ojek!”Di seberang sisi kanannya,
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

Bab 167: Menang Kuis

 Semakin dekat, entah mengapa, tiba-tiba saja Aje merasa penasaran. Seperti apakah orang yang bernama Jazmin ini? Apakah ia orang yang sama dengan sosok yang bersahabat dengannya di facxbook?Cantikkah dia? Menarikkah dia? Masih gadiskah? Atau sudah jandakah? Seorang mahasiswi seperti Monalisa tadi? Atau seorang karyawati, mungkin? Wanita karir, mungkin?Sayang, seribu kali sayang. Untuk kali ini Aje masih belum bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya itu. Kenapa? Alasannya adalah, ada pada motor yang ia kendarai sekarang ini.Tepatnya, persis sebelum memasuki jalan Diponegoro tadi, ada sesuatu yang tiba-tiba membuat dirinya merasa tak nyaman. Ia merasakan motornya tiba-tiba menjadi oleng.Semakin lama, semakin oleng, dan semakin sulit untuk ia kendalikan. Sepertinya ada masalah pada roda belakang.“Ada yang tidak wajar, nih,” batin Aje, seraya menepikan motornya di pinggir jalan.Setelah motornya berhenti, seket
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 168: Yang Lemas

 Malam harinya, Karin duduk di teras samping, di tempat paling favorit di antara semua bagian rumah orang tuanya ini. Ia memandang pada samsak yang tergantung di pojok pekarangan, yang nyaris tidak pernah ia tinju dan ia pukul lagi.Terhitung sejak ia bertemu dengan Aje di GOR Bhayangkara beberapa waktu yang lalu, ia bahkan sudah tidak pernah menyentuh samsak itu lagi.Ia pernah berencana akan melolosi samsak, melepasnya dari tiang gantungan dan menyimpan di gudang belakang.Akan tetapi, Lestari keponakannya itu menahan. Lestari bilang, ia ingin belajar tinju. Supaya ia bisa memukul lelaki kurang ajar yang, andai, andai saja ia bertemu dengan lelaki kurang ajar itu.“Sekalian, supaya aku sehat,” kata Lestari waktu itu.“Sekalian juga untuk membakar lemak.”Waktu Lestari mengucapkan kata ‘lemak’ tadi, ia menunjuk bagian perutnya yang memang tampak sedikit berlipat, apalagi ketika ia duduk. Olah
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 169: Tewasnya Seekor Nyamuk

 Tuing..! Tuiing..! Tiba-tiba ponsel Olive berdering. Siapakah yang mengirim pesan? Pikir Olive dengan penasaran.Tangan kiri Olive bergerak menyamping, menjangkau ponsel di ujung ranjang. Ia membuka pesan dan segera membacanya.“Assalamu alaikum, Olive,” begitu isinya.“Hemmh.,” Olive hanya menggumam. Wajahnya langsung cemberut dengan spontan.Lepas itu tangannya terjatuh kembali ke kasur. Ia enggan membalas pesan yang baru masuk ini. Kenapa? Karena ternyata pesan itu berasal dari seorang lelaki, yang namanya ada di dalam daftar orang-orang yang menaksir dirinya.“Hekal begitu kek, yang nge-chat aku,” gerutu Olive.Tuing..! Tuingg! Ponsel Olive berdering lagi. Ada pesan lain, dari orang yang lain pula.“Malam minggu begini, kamu main ke mana, Liv?”Nah, tuh, pesan ini juga berasal dari orang yang juga menaksir dirinya.Tuing..! Tuiing..! Ada pesan masuk lagi.
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 170: Penampikan Yang Keempat

 Sang nyamuk pun tewas karena terbunuh dengan begitu mengenaskan. Sementara pelaku pembunuhan itu, kini tertawa dengan begitu lepasnya. “Hahaha..!”Tawa Hekal yang begitu lepas segera disusul pula oleh tawa Mas Heru, tetangganya yang penghobi burung pekicau itu.“Hahaha..! Sumpah mati, Kal. Mas tidak bisa bayangkan, kok bisa-bisanya kalian semua teknisi di Naikin Electronic jatuh cinta pada perempuan yang sama. Siapa? Siapa tadi namanya kamu bilang?”“Ayumi.., hihihi..!” Jawab Hekal masih tertawa.“Nah, iya, Ayumi, dan kalian semuanya ditolak!”“Hahaha..! Iya, Mas.”“Ditolak secara berjamaah! Hahaha..!”Hekal dan Mas Heru terus membincangkan perihal penampikan yang dilakukan Ayumi terhadap Jarot, Hendra, Alex dan Hekal sendiri. Diselang-seling dengan tawa keduanya yang haha-hihi.Obrolan tentang perempuan, khususnya yang terkait de
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status