Главная / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Глава 141 - Глава 150

Все главы Abang Ojek VS Ibu Polwan: Глава 141 - Глава 150

303

Bab 141: Cita Medika

Bab 141: Cita Medika            Siang pun menjelang. Hari pun berganti-ganti. Hadirkan drama romansa bagi mereka-mereka yang sedang jatuh cinta.Olive begitu bersemangat dalam menjalani pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang polisi wanita, juga dengan amanah yang ia emban sebagai Duta Keselamatan Lalu Lintas.Sementara itu, Hekal juga sibuk dengan aktifitasnya bekerja di dealer Naikin Electronic. Sibuk juga dirinya menata hati pasca diremukkan oleh Ayumi, yang saban hari saban waktu selalu ia lihat lenggak lenggok langkah kakinya di sekitar tempatnya bekerja.Bagaimana dengan Aje?Si duren, alias duda keren ini rupanya tidak sedang sibuk. Setidaknya, sekarang ini. Ia tampak duduk di atas motornya yang terparkir di bawah sebuah pohon peneduh di tepi jalan. Ia menoleh, melayangkan pandangannya ke arah komplek pertokoan tak jauh di sisi kirinya.
last updateПоследнее обновление : 2023-08-18
Читайте больше

Bab 142: Foto Buronan

Bab 142: Foto Buronan            SEMENTARA ITU, DI MAPOLDA...,Aipda Karin Jazmina Zachrie meletakkan ponselnya kembali di meja kerja, setelah membalas pesan dari Kompol Corina dan berharap komandannya itu tak mengganggu dirinya lagi dengan pertanyaan susulan terkait dengan tugas Unit I Renakta.Sang Srikandi ini kembali berfokus pada layar komputer, yang sejak tadi ia pandangi seiring dengan foto-foto yang tertampil silih berganti.“Lho? Mbak Karin di sini?”Suara Briptu Ujang itu membuat Karin tersentak. Sebentar ia mengalihkan pandangannya dari layar komputer ke sosok Ujang yang tanpa ia sadari telah berdiri di samping meja kerjanya.“Hemm.”Karin hanya menggumam pendek untuk menyahut sapaan dari rekan sejawatnya itu, lalu kembali mencermati layar komputernya lagi. Tangan kanannya juga ikut menyusul dengan
last updateПоследнее обновление : 2023-08-19
Читайте больше

Bab 143: Lestari

Bab 143: Lestari            “Maaf mengganggu, apakah benar ini KA. JABBAR?”Serrr..! Darah Aje sontak berdesir. Beberapa saat ia memandangi layar ponselnya dan mencermati setiap kata yang ada di dalam pesan yang baru masuk ini. Aje berpikir keras.Apakah ini berarti, bahwa orang yang mengirim pesan ini mengenal dirinya? Sebagai Aje? Atau juga sebagai KA. JABBAR?Sebentar menoleh pada apotek Cita Medika, Aje pun kembali memperhatikan layar ponselnya lagi. Ia memperhatikan betul-betul pada nomor si pengirim pesan yang ternyata tidak ada di memori kontaknya ini.Antara ingat dan tidak ingat, sepertinya nomor ini pernah melintas di dalam kehidupan Aje. Ia memang tidak hafal pada keseluruhan nomor ponsel yang berjumlah sebanyak dua belas digit ini.Akan tetapi, tiga digit terakhir, yaitu 308, Aje merasa pernah familiar dengan nomor i
last updateПоследнее обновление : 2023-08-21
Читайте больше

Bab 144: Buka Kartu

Bab 144: Buka Kartu  SEMENTARA ITU, DI NAIKIN ELECTRONIC..,Plookkk..! Hekal menepuk jidatnya sendiri. Hampir bersamaan dengan itu ia pun menyeru karena kaget.“Haiyaaa..!” Ucap Hekal meniru gaya A Sun, manajernya yang seorang Hokian itu. Beberapa saat mata Hekal memelototi selembar kertas kecil yang terlapisi dengan plastik tebal di tangan satunya.“Kenapa, Kal?” Tanya Jarot, rekan Hekal sesama teknisi Naikin.“Aku baru sadar,” sahut Hekal, sembari menggoyang-goyangkan secarik STNK di tangannya.“Ternyata pajak motorku sudah mau mati. Eeee.., mana tinggal seminggu lagi!”“Berarti, matinya bulan depan?” Menyusul Hendra yang bertanya.“Iya.” Hekal menyahut. “Aduh, kok bisa lupa sih aku!”“Sini, coba lihat STNK kamu.” Pinta Alex, teknisi Naikin yang lain.Usai menyerahk
last updateПоследнее обновление : 2023-08-22
Читайте больше

Bab 145: Satu Dua Cis Cekrek-cekrek!

Bab 145: Satu Dua Cis Cekrek-cekrek!  Kemudian, apakah Hekal akan membuka kartunya juga? Tentang dirinya yang pernah ditampik Ayumi di arena CFD? “Berarti, Ayumi itu cewek matre ya?” Kata Jarot kemudian, seperti meminta persetujuan pada rekan-rekannya.“Hem-hem, iya, tak salah lagi,” sahut Alex.“Lihat saja pacarnya yang sekarang. Ganteng? Tidak. Keren? Tidak. Cuma menang karena dia pakai motor sport yang jauh lebih keren dari pada punya kita-kita.”Hekal tersenyum mencibir. Entah apakah ia setuju pada pendapat ketiga rekannya, tetapi sekarang ia malah berlagak bijak dengan mengeluarkan fatwa.“Cewek, kalau matre, itu wajar,” katanya.“Semua wanita pasti mengharapkan calon pasangan yang mapan secara ekonomi untuk membiayai hidupnya kelak. Untuk membelikan dia baju yang cantik, untuk membelikan dia bedak gincu dan lipstik.&r
last updateПоследнее обновление : 2023-08-23
Читайте больше

Bab 146: Yang Menyamar

Bab 146: Yang Menyamar  Seperti kebiasaannya beberapa waktu belakangan ini, sepulangnya dari kantor Karin tidak langsung menuju ke rumah, tetapi singgah terlebih dulu di taman Damai Langgeng.Sesampainya di taman itu, Karin memarkirkannya mobilnya secara paralel, persis di samping pohon pinang putri yang banyak tumbuh di sepanjang tepian taman. Masih di dalam mobil ia mengintip-intip suasana taman sebentar.Sejak dari markasnya di Polda tadi Karin sudah menyalin seragam polisinya dengan setelan kasual. Berupa rok jins panjang selutut dengan warna biru muda. Ia padukan itu dengan kemeja kotak-kotak yang modis berwarna putih kombinasi. Untuk kaki, ia memakai sepatu slip on berbahan suede kuning terang.“Sudah cukup?” Pikir Karin sebelum turun dari mobil.“Ada yang kurang?”“Oh, iya.” Karin hampir melupakan sesuatu. Apa itu?“Penyamaran!”
last updateПоследнее обновление : 2023-08-23
Читайте больше

Bab 147: Luput

Bab 147: Luput  Karin terus saja duduk bertopang dagu. Pandangannya yang kosong mengarah ke depan, ke sebuah lorong kecil yang diciptakan dua baris tanaman bunga asoka. Sebuah cup berisi jus mangga ia pegang dengan satu tangannya yang lain.Sesekali ia membenahi rambut palsu yang ia kenakan, menyisir-nyisirnya dengan jari seakan tampak natural. Tidak nyaman sebenarnya. Toh sudah lama ia tidak melakukan penyamaran seperti sekarang ini.Seingatnya, di sepanjang karir dirinya di Ditreskrimum, tidak banyak operasi penyamaran yang pernah ia lakukan. Sepuluh kali? Mungkin lebih. Dua puluh kali? Sekitar itu, Karin tak ingat pasti.Karin pernah menyamar menjadi seorang ibu-ibu yang tengah hamil. Huuu.., sedihnya! Mengingat fakta dirinya yang ingin punya anak tapi tak kunjung hamil.Karin juga pernah menyamar menjadi seorang akuntan, konsultan kecantikan, pekerja salon, sales rokok. Ia bahkan, dengan prof
last updateПоследнее обновление : 2023-08-24
Читайте больше

Bab 148: Pelat Motor Yang Miring

Bab 148: Pelat Motor Yang Miring  Hekal merasa jengkel sendiri, bagaimana ia bisa terlupa dengan alat transportasi milik pribadinya. STNK motor sudah hampir mati, masa berlaku SIM-nya juga sudah hampir habis. Artinya apa? Artinya apa..??Artinya Hekal harus bekerja lebih keras lagi demi bisa mengumpulkan uang. Supaya ia bisa membayar pajak motor yang kali ini bersamaan dengan perpanjangan STNK dan pelat nomor.Nah, yang ini juga tak boleh lupa, yaitu mengurus perpanjangan SIM atau lisensi mengemudinya itu.Surat-surat berkendara bagi Hekal tak boleh diabaikan. Sebab, dari kendaraan itu pula Hekal mencari nafkahnya sebagai driver ojek online. Lain dari itu, ada satu prinsip pada dirinya yang cukup bisa membuat ia bangga. Yaitu..,“Walaupun jelek begini, walaupun mantan berandalan begini, aku ini taat pajak! Syaah..!”Baiklah, Hekal harus menyebut juga alasan lain yang membuatnya
last updateПоследнее обновление : 2023-08-25
Читайте больше

Bab 149: Anak Balam dan Anak Tokek

Bab 149: Anak Balam dan Anak Tokek  Menyaksikan kekonyolan Hekal dengan pelat motornya, Anjeli pun memisuh-misuh di dalam hati. “Dasar kamu, Hekal! Kamu sadar tidak sih, siapa sesungguhnya lelaki yang sejak dulu aku sukai itu..??”Akhirnya, Anjeli pun diam, lalu membuang pandangannya ke arah kanan. Hekal memegang-megang pelat motor Anjeli lagi, sebelum akhirnya berdiri tegak dan berkata sesuatu dengan sedikit gugup.“Eee.., anu, ini, Njel. Aku lagi kepepet nih. Maksudku, kalau boleh, dan kalau kamu tidak keberatan, aku mau pinjam uang ke kamu.”Mendengar kata-kata Hekal itu, spontan saja Anjeli mengumpat.“Huuuh..! Kamu!”Wajahnya pun sontak memerah karena malu. Saking geram dan kekinya gadis berjilbab dan berkacamata ini, ia sampai memukuli Hekal menggunakan tas sandangnya. Plok! Plok!Hekal menangkis-nangkis seperlunya. Plok! Plok!&ldquo
last updateПоследнее обновление : 2023-08-26
Читайте больше

Bab 150: Kurang Vitamin

Bab 150: Kurang Vitamin  “Bik Atun membeli handuk — Main pantun lagi yuk.” “Ogah!”Begitu! Begitu itu isi balasan chat dari Hekal! Mata Olive sampai melotot membaca pesan ini. Hatinya spontan mangkel. Rasa rindu yang sudah sampai ubun-ubun pun kontan saja meledak.“Hekaaal..!” Pekik Olive gemas, sembari menghentak-hentakkan kedua kakinya di kasur. Tubuhnya yang sedang tengkurap pun ikut menggelinjang.Masih dengan geram hatinya, Olive memandangi foto Hekal yang bergaya candid di layar ponselnya ini. Lalu sembari mencubit-cubit foto Hekal, ia pun merepet tak henti-henti.“Kurang asem kamu, Kal! Kurang aseeeemm..!”“Dasar kamu laki-laki kurang vitamin!”“Dasar otak kamu itu kekurangan protein!”“Tidak bisa mikir! Tidak bisa nalar perasaan perempuan!”“Kamu pasti t
last updateПоследнее обновление : 2023-08-28
Читайте больше
Предыдущий
1
...
1314151617
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status