Semua Bab Abang Ojek VS Ibu Polwan: Bab 121 - Bab 130

303 Bab

Bab 121: Seperti Kuntilanak

Bab 121: Seperti Kuntilanak  Tiba-tiba saja..,Kling..! Kliing..! Kliiiing..!Ponsel Hekal berdering. Sang driver ojek ini sampai terlonjak saking terkejutnya. Satu tangannya melepaskan rengkuhan Lisa, dan segera mengambil ponsel dari saku celana yang kini sudah lebih sempit dari biasanya. Ternyata, ada sebuah panggilan telepon dari..,“Huuh!  Si mentel lagi!” Gerutu Hekal dalam hati.Si mentel, alias Olive.   “Mengganggu saja!” Sang teknisi Naikin ini tak menjawab. Ia hanya menekan tombol silence, lalu segera kembali menghadapi Lisa. Baru saja Hekal akan melanjutkan babak pemanasan yang tadi..,Kling..! Kling..! Kliiiiiiiiing..!Ponsel Hekal berdering lagi, dan betapa kesalnya si lelaki bujang ini saat menyadari bahwa yang menghubungi dirinya adalah, Olive lagi!Teringat wejangan Olive saat menghiburnya pasca ditampik Ayumi temp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-29
Baca selengkapnya

Bab 122: GOR Bhayangkara

Bab 122: GOR Bhayangkara  Keesokan harinya, pukul tiga sore.., Tak lama setelah keluar dari markas Polda Sumatera Tengah, Karin mengendarai mobilnya ke arah selatan. Ia berhenti sebentar di sebuah perempatan dengan lampu merah, lalu mengambil rute lewat jalan Diponegoro.Sang Srikandi ini belum berniat untuk pulang ke rumah. Meskipun jam dinasnya di hari Sabtu ini sudah berakhir, tetapi tugasnya sebagai pengasuh perguruan karate telah menanti pula. Mau tidak mau, kali ini Karin harus turun tangan langsung melatih anak-anak didik karatenya. Sebab, pelatih-pelatih junior bawahannya banyak yang sedang berhalangan.Keinginan Karin untuk mundur dari kepengurusan, dan apa pun itu yang terkait dengan bela diri karate, sepertinya belum bisa terwujudkan untuk tahun ini. Ia harus menunggu seorang kohai, yaitu adik seperguruan di bawahnya, untuk naik tingkat sabuk terlebih dahulu supaya bisa menggantikan dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Bab 123: Tiga Markas

Bab 123: Tiga Markas  “GOR Bhayangkara?” Aje membatin.Sembari menarik resleting jaket Ayo-Jek-nya ia terus saja mencermati layar ponsel. Titik penjemputannya memang tidak jauh, dekat saja. Jalan Lily, bahkan dapat dikatakan masih terletak di belakang masjid tempatnya duduk ini. Akan tetapi, titik pengantarannya ternyata cukup jauh.Aje memang tidak sedang memperhitungkan jarak. Toh, itu semua berbanding lurus dengan tarif ojek yang sudah dipatok oleh sistem.Satu hal yang tiba-tiba membuat jantungnya berdegup tak keruan adalah, bahwa rute yang akan dia tempuh ketika mengantar penumpang nanti akan melewati sebuah markas polisi, yaitu sebuah Mapolsekta—Markas Kepolisian Sektor Kota.Itu yang pertama. Lalu yang kedua, beberapa kilometer setelah itu ia juga akan melewati markas polisi yang lebih besar, dengan jumlah personel yang lebih banyak dan satuan yang lebih lengkap, yaitu Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 124: Para Pendekar

Bab 124: Para Pendekar  “Berdoa, selesai!”Seusai berdoa dan mengangkat wajah inilah, Karin menyadari bahwa ada seseorang yang tidak ada di dalam kelompok sabuknya. Dia adalah seorang anak lelaki, masih kelas dua SMP, berpostur gemuk, pendek, dan berwajah chubby atau tembam.Saat ini Karin memang tidak ingat dengan namanya. Namun, ia sangat mengenali wajah dan penampilan si anak, berikut juga alasan yang melatarbelakangi dirinya belajar karate. Sebab, si ayah sendiri yang pernah menceritakan hal itu pada Karin sewaktu mendaftarkan anaknya beberapa waktu lalu.Sang anak itu ternyata sering di-bully oleh teman-temannya di sekolah. Sosoknya yang memang inferior itu tidak sanggup dan juga tidak berani untuk melawan.Karin, sang master karate ini, memang selalu menegaskan kepada semua orang bahwa karate yang ia ajarkan bukan dipergunakan untuk berkelahi, bukan untuk tampil sok jagoan, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 125: Si Gendut Susah Turun

Bab 125: Si Gendut Susah Turun  Sampai di sebuah ujung dari barisan, Karin putar badan, berbalik lagi untuk menuju ke barisan murid yang lapis berikutnya. Tiba-tiba saja, ia melihat ada sebuah motor yang mendekati arena latihan. Ia sontak tersenyum saat melihat seorang anak gemuk pendek yang duduk di jok belakang motor itu.Dia adalah anak yang ia tunggu kedatangannya sejak tadi. Si chubby, korban bully, yang ia beri perhatian khusus sesuai dengan amanah dari orang tuanya. Bersamaan dengan itu, di dalam benak Karin pun segera melintas sebuah ide untuk memberi hukuman pada si chubby karena keterlambatannya itu.Karin berjalan di antara barisan anak-anak karate, menuju motor yang ditumpangi oleh si chubby. Beberapa detik kemudian, barulah sang master karate ini menyadari, bahwa motor yang baru tiba itu adalah milik seorang driver ojek. Nah, itu, jaket hijaunya kelihatan jelas toh?Maka, spontan saja ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Bab 126: Tak Mau Toto

Bab 126: Tak Mau Toto  Pukul empat sore..,Briptu Olivia Razak, alias Olive, sedang duduk di dalam sebuah halte bus yang letaknya masih tidak jauh di depan markas Polda Sumatera Tengah. Ia telah sengaja meninggalkan mobilnya di areal parkir Ditlantas sana dan berjalan menuju ke halte ini.Kebetulan hari ini Olive bisa pulang lebih cepat dari biasanya. Jam dinasnya di hari Sabtu memang berakhir pukul dua belas, dengan pengecualian jika tidak ada tugas yang urgen atau mendadak.Namun, mengapa ia tidak segera pulang ke rumah dengan mengendarai mobilnya, dan malah duduk berdiam diri di dalam halte ini?? Sampai berjam-jam lho!Apakah ia akan pergi ke suatu tempat dengan menggunakan bus metro? Apakah ia memiliki suatu janji? Atau apakah ia sedang menunggu seseorang?Apa pun itu, ia tampak tidak peduli dengan beberapa calon penumpang yang juga duduk di halte yang sama. Ia juga tidak peduli dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

Bab 127: Menggosip Yuk!

Bab 127: Menggosip Yuk!  Kebetulan, hari ini tidak banyak gawai di dealer Naikin Electronic tempat Hekal bekerja tadi. Sehingga ia bisa pulang lebih cepat dari biasanya.Peraturannya memang begitu, jam kerja di hari Sabtu memang hanya sampai pukul dua belas saja. Dengan pengecualian jika ada peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki, maka jam kerja sisanya dihitung lembur.Hekal duduk melamun di warung kopi Bang Fahmi. Menemani dirinya, ada ponsel yang tergeletak begitu saja di atas meja. Ada juga sebungkus rokok yang letaknya berdampingan bersama pasangannya, sebuah korek api.Sebatang rokok dari yang sebungkus tadi, sudah disulut Hekal. Sudah dihisap dua kali, dan sekarang masih terjepit di antara dua jari Hekal dengan abu yang memanjang, nyaris jatuh.Hekal sudah menyalin seragam teknisi Naikin Electronic-nya dengan sebuah kaos oblong berwarna abu-abu. Jaket Ayo-Jek miliknya juga sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

Bab 128: Putri Kembang Kuncup

Bab 128: Putri Kembang Kuncup  Pukul sepuluh malam..,Di sebuah rumah yang terletak di jalan Kereta Lama..,Olive sedang duduk bersandar di sebuah sofa yang ada di ruang tengah rumahnya. Kedua kakinya ikut naik ke sofa, terlipat sedemikian rupa di depan dadanya. Lalu di atas lututnya itu bertengger satu bundel berkas yang ia baca lembar demi lembarnya.Srekk..! Srekk..! Suara kertas saling bergesekan.Berkas itu adalah materi edukasi lalu lintas untuk anak-anak sekolah. Jehan, rekannya sesama duta juga memiliki salinan berkas yang sama.Mereka berdua harus menguasai isi materi tersebut, karena kelak akan menyampaikannya pada anak-anak sekolah, jika jadwalnya sudah rampung disusun nanti.Huff.., Olive tidak bisa berkonsentrasi! Tiap sebentar ia selalu saja teringat pada Hekal, seorang lelaki yang diam-diam telah mencuri hatinya itu. Seorang lelaki biasa, seorang pria yang sederhana,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

Bab 129: Pertandingan Yang Seru - Part I

Bab 129: Pertandingan Yang Seru - Part I Angin berhembus semilir. Pepohonan yang tumbuh di taman ini pun serentak menggoyangkan ranting-rantingnya. Setiap daun menimbulkan suara gesek simfonis yang melenakan.Sementara dari atas, putik-putik bunga berguguran, dicumbui oleh lebah yang bergemuang, dan dibelai sayap-sayap burung prenjak dan juga murai.Di dalam taman yang asri ini, Aje berjalan dengan langkah yang pelan dan tenang. Ia menggandeng tangan Diana sang istri, yang mengiringi langkah sembari bermanja dengan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Mereka berdua bercengkerama dengan begitu asyiknya. Tentang banyak hal, di mana salah satunya adalah tentang anak di dalam kandungan Diana yang sudah memasuki usia lima bulan.Dari hasil pemeriksaan kandungan sebelumnya, mereka berdua telah mengetahui bahwa si calon jabang bayi berjenis kelamin perempuan. Aje dan Diana selalu mengucap syukur d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Bab 130: Pertandingan Yang Seru – Part II

Bab 130: Pertandingan Yang Seru – Part II  “Bagaimana? Pertandingannya jadi, kan?” Tanya Polwan Lestari.“Jadi, jadi, Mbak!” Sahut Diana cepat.Mata Aje melotot ketika memandang Diana, tapi pandangannya berubah nanar ketika menatap sang Polwan. Aje menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tetap merasa keberatan.Mendapat gelengan kepala suaminya itu Diana cemberut. Wajahnya berubah drastis menjadi tampak sedih sekaligus manja. Seperti ingin disayang, seperti ingin diperhatikan, dan seperti ingin dituruti setiap keinginannya. Tambahan lagi, Diana lalu mengelus-elus perutnya sendiri. Sedikit merengek ia berkata pelan pada sang suami.“Demi anak kita, Yim..,”“Supaya dia nanti jadi Srikandi..,”  Tak pelak, sekarang Aje sudah tak bisa lagi mengelak. Terlebih dulu mendesah kesal, Aje pun membalikkan badannya ke arah sang Polwan. Sebua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status