Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Bab 169: Tewasnya Seekor Nyamuk

Share

Bab 169: Tewasnya Seekor Nyamuk

Author: Ayusqie
last update Last Updated: 2023-09-15 23:50:18

Tuing..! Tuiing..! Tiba-tiba ponsel Olive berdering. Siapakah yang mengirim pesan? Pikir Olive dengan penasaran.

Tangan kiri Olive bergerak menyamping, menjangkau ponsel di ujung ranjang. Ia membuka pesan dan segera membacanya.

“Assalamu alaikum, Olive,” begitu isinya.

“Hemmh.,” Olive hanya menggumam. Wajahnya langsung cemberut dengan spontan.

Lepas itu tangannya terjatuh kembali ke kasur. Ia enggan membalas pesan yang baru masuk ini. Kenapa? Karena ternyata pesan itu berasal dari seorang lelaki, yang namanya ada di dalam daftar orang-orang yang menaksir dirinya.

“Hekal begitu kek, yang nge-chat aku,” gerutu Olive.

Tuing..! Tuingg! Ponsel Olive berdering lagi. Ada pesan lain, dari orang yang lain pula.

“Malam minggu begini, kamu main ke mana, Liv?”

Nah, tuh, pesan ini juga berasal dari orang yang juga menaksir dirinya.

Tuing..! Tuiing..! Ada pesan masuk lagi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 170: Penampikan Yang Keempat

    Sang nyamuk pun tewas karena terbunuh dengan begitu mengenaskan. Sementara pelaku pembunuhan itu, kini tertawa dengan begitu lepasnya.“Hahaha..!”Tawa Hekal yang begitu lepas segera disusul pula oleh tawa Mas Heru, tetangganya yang penghobi burung pekicau itu.“Hahaha..! Sumpah mati, Kal. Mas tidak bisa bayangkan, kok bisa-bisanya kalian semua teknisi di Naikin Electronic jatuh cinta pada perempuan yang sama. Siapa? Siapa tadi namanya kamu bilang?”“Ayumi.., hihihi..!” Jawab Hekal masih tertawa.“Nah, iya, Ayumi, dan kalian semuanya ditolak!”“Hahaha..! Iya, Mas.”“Ditolak secara berjamaah! Hahaha..!”Hekal dan Mas Heru terus membincangkan perihal penampikan yang dilakukan Ayumi terhadap Jarot, Hendra, Alex dan Hekal sendiri. Diselang-seling dengan tawa keduanya yang haha-hihi.Obrolan tentang perempuan, khususnya yang terkait de

    Last Updated : 2023-09-15
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 171: Wow-nya Mana?

    “Ah, sayang sekali, Kal.”“Sayang? Sayang sekali? Sayang kenapa? Apanya yang sayang?”“Padahal, kalau menurut Mas, dia itu cocok dengan kamu.”“Wuih, wuihh.., Mas ini, ngawurnya tidak pakai ukuran.”“Ukuran? Hehh, tak ada ukuran yang paling pas untuk menakar cinta, Kal.”“Anjaaayyy..! Kata-katanya, kata-katanya.., keren, Mas! Tak ada ukuran yang paling pas untuk menakar cinta. Syaahh..!”Mas Heru tertawa lagi. “Jujur ya, Kal. Itu tadi kata-kata yang Mas pakai waktu menembak istri Mas untuk yang kelima kalinya.”Wajah Hekal sontak terperangah.“Bagaimana? Bagaimana ceritanya, Mas?” Kejar Hekal yang penasaran.“Jadi, sebelumnya, Mas kan sudah ditolak sampai empat kali tuh. Nah, waktu Mas menyatakan cinta untuk yang kelima kalinya, istri Mas bilang begini ‘kalau nembak cewek pakai ukuran dong!&rsqu

    Last Updated : 2023-09-16
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 172: Kakek Arfan

    Bab 172:Kakek Arfan “Eh, Kak, Kak.., ada yang kangen nih,” kata Eci kemudian.“Siapa?” Tanya Hekal penasaran.“Nih, lihat ya? Lihat nih..,”Eci di seberang sana menggerakkan layar ponselnya sedikit ke arah kanan. Hingga sekarang, di layar ponsel Hekal muncul sosok ibunya sendiri. Hekal segera tersenyum, dan tertawa kecil menyadari dirinya telah dikerjai oleh Eci.Ibunda Hekal, wanita yang berusia setengah abad itu pun tersenyum penuh haru, saat melihat anak lelaki kebanggaannya yang selalu ia rindukan ini.“Assalamu alaikum, Bu,” sapa Hekal di sini.“Waalaikum salam,” sahut sang ibu dari seberang sana dengan suaranya yang lembut nan menenangkan.“Apa kabar, Nak?”“Kabarku baik, Bu, Alhamdulillah. Ibu bagaimana kabarnya?”“Alhamdulilllah, kabar Ibu juga baik. Kamu di rumah

    Last Updated : 2023-09-18
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 173: Kabar Tentang Buronan

    Bab 173:Kabar Tentang Buronan “Garis kekerabatan kita dengan keluarga Kek Arfan kan sudah cukup jauh tuh, jadi supaya menjadi dekat dan kembali erat, kamu menikah saja dengan Anjeli.”Hekal terkejut. Saking terkejutnya, ponsel yang ia pegang sampai terjatuh. Untung saja tangannya sigap menangkap ponsel, tepat dua inci sebelum terbanting di lantai.“Ada apa, Kal?” Tanya Ibu dari seberang sana.“Tidak ada apa-apa, Bu. Tadi hapeku jatuh, untuk bisa aku tangkap.”Setelah itu, Hekal menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia mengalihkan pandangannya sebentar ke dinding rumah kontrakannya, lalu kembali menoleh pada layar ponsel.“A.., aku.., aku menikah dengan Anjeli?” Tanya Hekal seakan tak percaya dengan kata-kata ibunya tadi.“Iya.”“Hemmh..,” Hekal menggaruk-garuk kepalanya lagi. Bersamaan dengan itu ia pun

    Last Updated : 2023-09-19
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 174: Album Kenangan

    Bab 174:Album Kenangan “Karena, para perampok yang berhasil lolos dari sergapan itu melarikan diri ke arah Bandar Baru ini!”Olive tercekat. Tangannya yang memegang ponsel sampai gemetar. Ia memandang ke arah dinding kamarnya dengan tatapan yang kosong. Pandangannya kemudian beralih ke kiri, ke arah meja rias.Olive bangkit perlahan, lalu berjalan pelan menuju meja rias, lantas duduk pula di situ. Tangan kanannya masih memegang ponsel yang tersambung, tangan kirinya kemudian membuka sebuah laci.Sekarang, ia sudah kehilangan perhatiannya sama sekali terhadap kata-kata Karin dari seberang telepon sana. Dari dalam laci itu Olive mengeluarkan sebuah album kecil berwarna coklat tua.Ini adalah album berisi foto-foto lama, yang selalu Olive simpan dan selalu ia jaga dengan baik. Memori dari masa lalu pun berkelindan di dalam benak sang Duta ini, seiring gerak tangannya yang membuka

    Last Updated : 2023-09-19
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 175: Secara Naluriah

    Bab 175:Secara Naluriah “Lagi pula,” imbuh Olive lagi. “Siapa juga jodoh yang bakal kita dapat kalau mencarinya di jalan raya? Paling-paling tukang ojek!”“Hehehe..! Iya, ya?” Sahut Karin dari seberang sana.Olive masih ikut tertawa bersama sang Srikandi itu. Kesedihannya yang terkenang pada ayah kandungnya beberapa saat lalu kini telah hilang. Kemudian, karena masih geli, juga karena dirinya yang teringat pada Hekal, Olive pun berujar lagi.“Kecuali.., ini kecuali ya, Mbak? Kecuali kalau Mbak memang mencari jodoh yang tukang ojek.”“Hehehe.., tahu saja kamu Liv, kalau Mbak mencari jodoh tukang ojek.”“What..??” Tanya Olive yang tersentak.“Eh, tidak ding!” Sahut Karin cepat.“Mbak tadi bilang apa?” Tanya Olive lagi sambil menekan ponselnya lebih kuat ke telinga. Ia merasa

    Last Updated : 2023-09-20
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 176: Lamunan Orang Jomblo

    Bab 176:Lamunan Orang Jomblo “Kira-kira, malam ini Hekal sedang apa ya?” Batin sang Polwan ini.********SEMENTARA ITU, di rumah Hekal..,Beberapa saat setelah menerima telepon dari adik-adik dan Ibunya tadi, Hekal masih berada di ruang depan, yang juga berfungsi sebagai ruang tamu dan sekaligus ruang serbaguna di rumah kontrakannya ini.Ia duduk di sebuah kursi. Kaki kanannya, berikut juga dengan ular sanca yang terajah di betisnya itu, naik dan tertumpu pada lutut yang kiri, bergoyang-goyang.Sementara tubuhnya sendiri tersandar ke belakang, sedikit melorot, dengan kedua tangan yang ia lipat di belakang kepala.Padahal, Hekal tadi sudah mulai mengantuk ketika menerima panggilan video call dari Eci, Eca dan ibunya. Akan tetapi, entah mengapa rasa kantuk itu sekarang malah hilang.Matanya segar, dan otaknya kembali bugar,

    Last Updated : 2023-09-21
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 177: Pohon Melinjo

    Bab 177:Pohon Melinjo “Burung penguin makan kacang ijo — Kamu lagi ngapain hei orang jomblo?”“Hahaha..!”Hekal tertawa geli. Bahunya sampai terguncang-guncang. Beberapa saat setelah tawanya berhenti ia masih tersenyum sembari memandangi layar ponselnya.Hekal ingin membalas pesan dari Olive si Polwan judes itu. Tentu saja dengan pantun juga. Akan tetapi, entah mengapa, sulit, sulit sekali. Malam ini Hekal merasa kepayahan untuk mencari dan mengolah kata.Sebentar tadi ia sudah mendapatkan kata awalan untuk sampiran dalam pantunnya, yaitu;“Kacang kedele kacang ijo..,”“Hemm, kacang kedele kacang ijo..,”“Terus, apa lagi ya?” Hekal terus berpikir. Keningnya sampai berkerut, dan matanya melirik kanan kiri. “Kacang kedele kacang ijo.., alah! Kacang, kacanglah! Ijo, ijolah!”

    Last Updated : 2023-09-21

Latest chapter

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 303: Selendang Cinta

    Bab 303: Selendang Cinta “Saya terima nikah dan kawinnya Karin Jazmina Zachrie binti..,” Kalimat Aje terputus lagi! Bintinya, binti siapa? Aje lupa! Siapa tadi nama ayah kandung Karin? Siapa tadi namanya, ini, lelaki di hadapanku yang menggenggam tanganku ini! Mengapa lidah Aje menjadi kelu begini? Tiba-tiba saja hatinya bergetar dahsyat. Ia merasa tengah berada di dalam sebuah dimensi yang tak terdefinisi. Seakan-akan ia berada di suatu kegelapan, di mana sekarang tengah dipampangkan di depan matanya, seluruh kolase hidupnya yang bersambungan bak deretan potret. Dia yang dulu menikah dengan Diana., Dia yang dulu menjalani hidup nan bahagia.., Diana yang kemudian mengandung.., Diana yang dimasukkan ke ruang operasi…, Diana yang tak sadar dan terus pergi.., Darah Aje mendesir begitu derasnya. Bulu romanya pun serentak meremang. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Namun, tiba-tiba kegelapan yang menyungkupinya tadi menghilang. Digantikan suasana yang terang benderang, de

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri

    Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri “Eeem, ini, Abang ada masalah, Kal.”“Masalah? Masalah apa, Bang?”“Jadi begini, besok malam, eee.., besok malam.., Abang mau.., ini, ckk, eee..,”“Mau apa?” Kejar Hekal.“Emmm, Abang mau melamar seseorang.”“Melamar?”“Iya.”“Siapa?”“Kamu pasti tahu orangnya.”“Mbak Karin?”“Iya.”“Tunggu, tunggu dulu, Bang.”“Kenapa?”“Aku bilang cie dulu ya.”“Silah..,” belum sampai ‘kan’, Hekal sudah,“Ciiieeeee..!”Nah, masalahnya adalah, Aje sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Kerabat terdekat ayahnya yang dituakan justru tinggal di kota yang berbeda dan itu jauh.Aje bisa saja, dan ia berani melakukan itu, melamar Karin seorang diri. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan etika.Semestinya, untuk berbicara dengan orang tua Karin harus melalui perantara orang tua juga, dalam hal ini keluarga.“Abang sudah meminta tolong Pak Sali untuk menjadi perwakilan keluarga Abang. Tapi, dia tidak berani. Grogi, begitu katanya.”“Oh, begini saja, Bang. Aku ada ide.”“Ap

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 301: Bunda Untuk Tiara

    Bab 301:Bunda Untuk Tiara Aje mengendarai motornya dengan perasaan yang melambung. Seakan-akan ia baru saja menghirup gas helium, membuat dirinya dan juga motornya terasa amat ringan.Rasanya seperti mau terbang saja. Mungkin benar apa yang dikatakan pujangga lama dari antah berantah itu, bahwa bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka tak butuh sayap!Seperti inikah dampak dari sesuatu yang dinamakan asmara itu?Apakah ini merupakan pengalaman yang paling baru bagi Aje?Tidak juga. Bersama almarhumah Diana dulu ia pernah merasakan gejolak yang seperti ini. Momen ketika dulu ia bertemu dengan almarhumah Diana pun kembali membayang di dalam benak Aje, seiring dengan perjalanannya bermotor kembali ke rumah.Di dalam bus metro, ya, di situlah ia dulu bertemu dengan Diana sewaktu masih tinggal di Jakarta. Cerita pun bergulir dari beberapa pertemuan hingga menjadi perkenalan.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 300: Kamu Oke Aku Pun Oke

    Bab 300:Kamu Oke Aku Pun Oke “Ayim!”“Jazmin!”Tiba-tiba saja, bumi berhenti berputar, angin berhenti berhembus, bunga dan pepohonan tak bergerak, kupu-kupu diam mengambang.., semua yang ada di taman ini seakan terpasung pada waktu yang abadi.Pelan-pelan, Karin melirik ke arah Aje. Pelan-pelan juga Aje melirik ke arah Karin. Beberapa detik mereka berdua saling bersitatap, lalu serentak saling mengalihkan pandangan. Canggung, grogi, gugup, kikuk.Aje dan Karin telah tertangkap basah dengan kata-kata mereka sendiri, Saat ini Karin merasa bagai pencuri ayam yang terkurung di dalam kandang.Aje pun merasa bagai maling celana dalam yang dipergoki sang pemilik jemuran.“Naaah..!” Kata Olive menunjuk Hekal. “Sudah dengar Kakak kan? Gebetannya Mbak Karin itu cuma Ayim!”“Sudah dengar juga kamu kan?” Sahut Hekal pula. &ldq

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 299: Ayim & Jazmin

    Bab 299:Ayim & Jazmin Aje mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedikit lebih dari biasanya. Ia tidak ingin Hekal terlalu lama menunggu, lalu membuat penerima paket pun ikut menunggu.Barang yang tidak biasa, dengan layanan yang tidak biasa pula. Butuh cepat, begitu kata Hekal tadi. Ongkosnya saja dua kali lipat dari yang semestinya.Sesekali Aje berhenti di lampu merah, atau di ruas jalan yang kebetulan sedang ada kemacetan. Ia barengi proses mengendara motornya itu dengan berpikir, tentang apa pun yang kebetulan melintas di dalam benaknya.Nah, tiba-tiba ia teringat lagi pada mimpinya beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang wanita di bawah joglo yang ditunjukkan almarhumah Diana.Atau, bagaimana jika.., joglo dalam mimpinya itu memiliki pengertian yang tidak harfiah. Artinya bukan joglo dalam bentuk fisik, tapi joglo dalam bentuk yang.., heemm, Aje terus berpikir, terus melamun, se

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 298: Yang Bertengkar

    Bab 298:Yang Bertengkar Sepanjang perjalanannya menuju alun-alun ini, benak Karin terus diganggu dengan banyaknya pertanyaan. Ia tak habis pikir, masalah apa yang sedang dihadapi Olive itu hingga ia meminta bantuan pada dirinya.“Mudah-mudahan, Olive nanti bisa kuat dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Hekal,” harap Karin dalam hati.“Mudah-mudahan aku tidak perlu campur tangan.” Olive bilang di telepon tadi, dia bertengkar dengan Hekal suaminya itu. Pasal apakah? Apakah ini menyangkut fisik Olive yang tidak sempurna lagi dan Hekal yang kakinya juga cacat?“Sepertinya, tidak mungkin.” Bantah Karin pula.Sebab, dengan pandangannya sendiri ia bisa menilai ketulusan Hekal pada Olive dan begitu juga sebaliknya.Atau, ada rahasia lain?Misalnya, Olive frigid, dan Hekal impoxten hingga tak mampu menafkahi batin istrinya itu? Hemm,

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Antara Tangisan dan Orderan

    Bab 296:Antara Tangisan dan Orderan Masih pukul sepuluh pagi, Karin ingin mengambil break dari pekerjaannya dengan keluar menuju kantin yang terletak di antara komplek perkantoran Ditreskrimum dan Ditlantas.Ia berharap segelas teh manis dengan campuran irisan lemon bisa menyegarkan pikirannya.Sejak kemarin ia diperintah oleh Kompol Corina untuk membaca-baca buku, artikel, atau jurnal yang membahas psikologi wanita.Ini terkait dengan sebuah kasus kekerasan dari sebuah Polres yang sekarang tengah mendapat supervisi dari komandannya itu.Karin membaca, membuat resume, dan menyunting semua hal yang perlu dari bacaannya itu, untuk selanjutnya nanti akan ia diskusikan bersama.Tak sampai dua menit kemudian Karin telah sampai di kantin dan segera memesan segelas teh lemon.Ia sengaja memilih duduk di meja yang paling pojok. Selain karena memang itu nalurinya sebagai petugas rese

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Lumer

    Bab 296:Lumer “Aku tadi sudah ke Rowo Bening, Bang,” kata Hekal mulai buka percakapan.“Hem-hem? Ke tempat siapa?”“Tentu saja ke rumah Abang.”“Nah, Abang kan lagi mengojek.”“Itu dia yang aku lupa. Ya sudah, sekalian saja aku silaturrahmi ke rumah Kak Eda. Sekalian juga aku nengokin Tiara.”Aje tersenyum. Ia memindahkan jaket Ayo-Jek-nya dari meja ke kursi, supaya ia bisa melipat tangannya di meja itu. Cangkir kopinya ia geser juga sedikit.“Pantas saja aku pangling dengan Tiara ya, Bang.”“Kenapa?”“Tiara makin comel begitu, pipinya makin chubby, rambutnya pun makin panjang.”Aje tersenyum lagi.“Tiara rupanya sudah lupa dengan aku, Bang. Mau kugendong dia tak mau. Mau kucium apa lagi. Aku keluar dulu, beli es krim, barulah dia mau kugendong. Hahaha.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 295: Duren Montong

    Bab 295:Duren Montong Sepanjang perjalanan pulang ini Aje sesekali tersenyum. Ia merasa geli ketika teringat keberhasilannya melakukan ‘prank’ kecil pada Karin di gazebo tadi.Begitu lucunya mungkin bagi sang Polwan itu. Sampai ia tertawa tergelak-gelak. Berhenti sebentar untuk bertanya jawab, lalu tertawa dan tergelak-gelak lagi.Karin bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya dan mencubiti bahu Aje.Memori di gazebo belum lama tadi ia padan-padankan dengan memorinya yang dulu bersama almarhumah Diana.Prank pura-pura tertidur akibat terkena hipnotis sendiri, dulu juga pernah ia lakukan pada istrinya itu.Betapa senang dan gembiranya Diana ketika itu. Ia tertawa begitu lepas, dan menggeram-gerami dirinya dengan pukulan bantal guling.Aje lalu menangkap bantal guling, menarik tangan Diana pula, lalu segera menyambar bibir Diana yang merona itu dengan ciuma

DMCA.com Protection Status