Semua Bab Abang Ojek VS Ibu Polwan: Bab 91 - Bab 100

303 Bab

Bab 91: Menuju Alun-alun

Bab 91: Menuju Alun-alun  Tanpa mematikan laptopnya, Karin kemudian bangkit. Ia berjalan tergesa-gesa menuju lemari pakaian, membuka pintunya dan lantas mengobrak-abrik isi di dalamnya.Ia mencari pakaian seragam olah raga Polda Sumteng. Beberapa saat mencari, ia mulai panik. Ia memang sudah cukup lama tidak memakai seragam olah raga itu, dan tentu saja lupa di mana tepatnya seragam tersebut berada.Akhirnya, seragam olah raga berhasil ia temukan di tumpukan pakaian paling bawah. Ia menghirup nafas yang dalam sebentar, merasa lega, lalu selanjutnya ia mulai berkejaran dengan waktu.Jarak rumahnya ke kawasan CFD memang terbilang cukup jauh. Dibutuhkan waktu setengah jam lebih untuk sampai ke sana. Dengan catatan, mobilnya tidak tertahan kemacetan di titik mana pun.Sementara, jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan waktu hampir pukul delapan pagi. Senam massal akan dimulai sebentar lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

Bab 92: Yang Bertemu Yang Menghindar

Bab 92: Yang Bertemu Yang Menghindar  Tiba-tiba saja, ada yang menepuk bahunya dari belakang, plok! Disusul sebuah suara yang ringan dan juga girang.“Heii..!”Hekal terkejut. Serentak ia hentikan langkah dan serentak pula ia membalikkan badan. Ia semakin terkejut lagi saat menyadari bahwa yang menepuk bahunya tadi adalah..,“Anjeli?” Sapa Hekal seakan tidak percaya. Ia sampai menarik kepalanya sedikit ke belakang.“Hehehe..,” yang disapa tertawa pelan.Gadis berjilbab dan berkacamata minus ini sedikit malu-malu berdiri di depan Hekal, yang ianya merupakan sepupu jauh sang teknisi Naikin ini. Di mana, hubungan kekerabatannya terlalu ‘mbulet’ untuk dipahami.Yaitu, Anjeli adalah cucu dari adik ipar kakak kakek dari pihak ibu Hekal.Dia adalah adalah orang yang menggunakan nama profil di facxbook sebagai Bidadari Di Balik Kaca. Ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-30
Baca selengkapnya

Bab 93: Rentangkan Tangan

Bab 93: Rentangkan Tangan  Cuaca kota Bandar Baru cukup bersahabat pagi ini. Tidak mendung, tetapi juga tidak panas. Gerumbulan awan berbondong-bondong datang, seiring langkah sang bayu yang menggiringnya dari utara.Sementara matahari yang sinarnya pagi ini juga cukup lembut, bisa ditatap Aje hanya dengan menggunakan mata telanjang. Setelah beres memasukkan jaket miliknya dan milik Tiara ke dalam jok motor, ia pun kembali menaikkan putrinya ke atas gendongan.Tiara yang kini bergelayut di dada Aje, berceloteh riang, dan merasa sangat ‘excited’ dengan banyaknya orang-orang di kawasan CFD ini.Aje lalu berjalan tenang menuju ke alun-alun kota yang jaraknya tidak terlalu jauh. Bukan, bukan, alun-alun bukanlah tujuan utamanya. Ia hanya ingin ke satu pojok di taman kota yang letaknya persis berhadapan dengan alun-alun itu.Sebelum memasuki taman yang sangat luas itu, ia berencana akan mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

Bab 94: Gemu Famire

Bab 94: Gemu Famire  Hekal berdiri di sini, di tempat yang telah diperjanjikan bersama Ayumi. Menunggu si pujaan hati itu, Hekal menyandarkan punggungnya pada batang pohon kerai yang tumbuh di sisi depan pagar sebuah kantor instansi.Tangannya bersedekap, dan ia tak ambil peduli pada puluhan ibu-ibu centil tak jauh di depannya yang sedang merentangkan tangan untuk menyesuaikan barisan. Sama tidak pedulinya ia pada ribuan orang di alun-alun seluas lapangan bola ini dengan gerakan serupa.Sebentar kemudian ia mengarahkan pandangannya ke arah panggung nun jauh di depan sana. Samar-samar, mata sang jejaka ini melihat ada enam orang Polwan yang berdiri dalam satu formasi yang..,“Mau ngapain Polwan itu?” Tanya Hekal dalam hati.“Berbaris petantang-petenteng pula di situ kebanyakan gaya!”Hekal menyipitkan mata. Sinar matahari pagi yang menyilaukan dan menyorot tepat ke a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya

Bab 95: Remah-remah Kertas

Bab 95: Remah-remah Kertas  Begitu senam berakhir, Olive cepat undur diri ke belakang. Ia mendahului rekan-rekannya sesama Polwan, melakukan balik kanan bubar jalan.Ia melompat turun dari atas panggung, begitu saja dan tanpa menggunakan tangga. Rasa cemburu membuat dirinya tak sabar ingin segera meninggalkan area alun-alun.Sembari membawa hatinya yang hancur, Sang Duta Keselamatan Lalu Lintas ini berlari-lari kecil menuju sebuah komplek perkantoran, di mana sebelumnya tim Ditlantas membuat base camp di situ.Sampai di salah satu gedung, ia terus menyasar ke arah belakang, tepatnya menuju rest room. Oh, bukan, sama sekali bukan. Ia bukan sedang ingin berhajat, besar ataupun kecil. Ia hanya ingin menyembunyikan diri dan wajahnya dari pandangan orang-orang.Namun anehnya, wajah yang ingin ia sembunyikan malah sekarang ia pandangi pula lewat sebuah cermin besar yang ada di rest room ini. Ya, Olive
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Bab 96: Balon Gas

Bab 96: Balon Gas  Bersamaan dengan berakhirnya lagu Gemu Famire dari alun-alun tadi, Aje pun sampai di dalam taman. Bersama Tiara di dalam tas gendongnya ia berjalan berputar-putar, mencari Anjeli.Ramainya orang  di dalam taman ini membuat ia kesulitan mencari sosok wanita yang ia harap bisa menjadi pelabuhan yang berikut bagi cintanya itu.Beberapa saat Aje masih berjalan berputar-putar di dalam taman. Sembari berjalan itu, ia mengambil ponselnya dari saku celana, dan mencoba menelepon Anjeli lewat sebuah aplikasi.Tetapi, sayang. Mungkin akibat jaringan seluler yang sedang sibuk, panggilan Aje itu tidak terhubung. Sampai beberapa kali mengulang panggilan, tetap juga tidak terhubung.Sementara Tiara yang menempel di gendongan depan, tampak riang saja. Kali ini ia sedikit tak acuh pada keramaian orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ia begitu asyik memandang ke atas, pada balon Hello Kitt
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya

Bab 97: Ada Kecut-kecutnya

Bab 97: Ada Kecut-kecutnya  Hari sudah beranjak siang. Orang-orang sudah mulai berduyun pulang. Suasana alun-alun semakin sepi, menyisakan beberapa orang saja yang tengah sibuk membersihkan dan membereskan sisa acara senam massal tadi.Sementara itu, di dalam taman, Hekal duduk termangu di salah satu bangku. Rasa kecewa akibat penampikan dari Ayumi belum lama tadi, ditambah rasa cemburu karena Ayumi telah dimiliki oleh lelaki lain, membuat sang teknisi Naikin ini kehilangan semangat untuk melakukan apa-apa.Hekal terus saja melamun. Sampai lewat tengah hari, driver ojek part time ini tetap saja melamun. Ia berpikir, dan berkata-kata di dalam hati untuk menawarkan rasa pahit yang seakan tak mau pergi ini.“Alaah..! Cuma Ayumi!”“Siapa sih dia?”“Cuma seorang perempuan yang bekerja sebagai petugas administrasi di Naikin.”Hekal mengingat-ingat lagi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Bab 98: Aku Yupi Padamu

Bab 98: Aku Yupi Padamu  Olive terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka, bahwa Hekal benar-benar membelikannya sebungkus yupi! Bukan bungkus yang kecil, tetapi bungkus yang besar, satu kilo!“Nih, yupi, aku bawain untuk kamu,” kata Hekal, menyodorkan sebungkus yupi pada Olive, persis ketika sang Polwan ini sudah mempersilahkan Hekal masuk ke dalam rumahnya.  “Ooo..! Jadi ini yang namanya yupi.” Batin Olive, sambil menerima pemberian Hekal dengan tangannya.  Tanpa berkata apa-apa Olive lalu membuka bungkus yupi, mengambil beberapa butir sekaligus, untuk selanjutnya langsung ia emut dan ia kunyah-kunyah.Ternyata, yupi adalah sejenis permen atau gula-gula, dengan tekstur yang lunak lembut serupa jelly, dan permukaannya terdapat taburan gula. Dalam satu bungkus ini terdiri dari warna yang bermacam-macam. Tetapi semua rasanya sama saja. Yaitu, kenyal legit man
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya

Bab 99: Yang Cemberut

Bab 99: Yang Cemberut  Beberapa saat kemudian, Olive masih saja mencari cara untuk mengusir Hekal. Sulit memang, berkata-kata menggunakan majas kepada orang yang sedang tidak peka.Hingga akhirnya, Olive pun sampai pada keputusannya akan berkata secara blak-blakan. Namun, mendadak saja terdengar suara salam dari ambang pintu.“Assalamu alaikum..,”Hekal dan Olive serentak menoleh.“Waalaikum salam,” jawab mereka pula berbarengan.Ternyata, yang mengucap salam dan lantas memasuki rumah barusan adalah ibunda Olive sendiri.Setelan yang dikenakan ibunda Olive sekarang berupa baju kurung, berwarna hijau muda dengan jilbab yang coraknya senada. Mungkin, ibu Olive ini baru saja pulang dari arisan RT, atau pengajian di mushola.Hekal yang memang telah mengenali pun sontak bangkit dari sofa. Sedikit grogi ia lantas menganggukkan kepalanya ramah, disambut pula
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-08
Baca selengkapnya

Bab 100: Doa Yang Cengeng

Bab 100: Doa Yang Cengeng  Pukul tiga sore, akhirnya Hekal pun pulang dari rumah Olive. Ia mengendarai motornya dengan perasaan seperti melayang di awang-awang.Untuk sebentar tadi, ia memang merasa terhibur dengan perbincangannya bersama ibu Olive dan juga Olive sendiri. Meskipun, sang Polwan itu menunjukkan gelagat seperti orang yang bisulnya mau pecah.Hekal memaklumi saja hal itu, dan ia masih punya banyak stok prasangka baik untuk Polwan yang kini telah menjadi sahabatnya itu.“Sahabat?” Tanya Hekal dalam hati.“Iya, sahabat, tidak kurang, tidak lebih.”“Lagipula, mana mungkin dia suka kepadaku. Apalagi jatuh cinta!”“Seandainya pun dia suka kepadaku, manalah mungkin aku berani memacari dia.”“Aku tembak dia dengan cinta, dia balas menembak aku dengan pistol. Dor! Aaaak..! Matilah aku!”Sesekali, Hekal ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status