Aku langsung menoleh ke sumber suara. Ketika aku melihat ibuk, aku segera mencium tangannya dengan takzim. Aku berusaha untuk tersenyum di depannya. Meskipun saat ini tangisku akan meledak karena sakit yang kurasa tidak bisa tertahankan lagi. Aku menjawab pertanyaannya. "Iya, Bu. Aku baru aja sampai ke sini. Ini teman aku. Kenalin Bu, namanya Birana."Birana langsung mengulurkan jabatan tangannya kepada Ibuk. Lalu, dia memperkenalkan dirinya sendiri. "Perkenalkan, aku Birana. Sahabat dekatnya Ghinda, Bu.""Oh iya salam kenal, Birana," jawab ibuk dengan ramah. "Ayo kita masuk dulu," imbuhnya lagi mempersilahkan kami masuk.Aku dan Bira melangkahkan kaki mengikuti Ibuk dari belakang untuk masuk kedalam rumahnya. Benar yang dikatakan Mbak Ayu, di dalam rumah itu sudah banyak makanan yang tersaji dan juga sanak keluarga jauh yang sempat ku kenal hadir di sini. Ada sebagian dari mereka tampak kebingungan ketika melihatku. Mungkin mereka bertanya-tanya mengapa aku bisa hadir di acara persia
Read more