Share

Bab 23-Menjijikkan

Hotel Adiguna, room 24 lantai 3. Aku sudah menghapalnya sedari tadi. Ku lihat ke bagasi, tidak ada mobil disana. Itu artinya Mas Adam pergi menaiki mobil. Maka, aku pergi dengan memesan ojek online.

Sebelumnya, aku menghubungi Birana. Sahabatku sedari SMA. Teman curhatku. Aku menangis tersedu-sedu, mengadu padanya. Ia sungguh bereaksi tidak terima, juga tidak menyangka Mas Adam bisa seberengsek itu padaku.

"Ghinda! Kamu harus bisa kontrol diri kalau mau ngelabrak mereka, Ghin. Jangan dipaksa kalau kamu nggak sekuat itu mentalnya," katanya padaku berulang kali. Ia lebih mencemaskan kesehatan mentalku.

"Nggak, Ra. Aku harus balas perbuatan mereka ke aku! Aku nggak bisa diam aja. Aku nggak peduli kalau setelah itu kesehatanku memburuk. Yang penting aku harus balas!" jawabku sembari terisak seperti orang yang sudah tidak waras lagi. Berkali-kali ku sapu air mata yang jatuh membasahi pipi.

"Ghin, kalau emang itu kemauan kamu yaudah. Aku cuma bisa dukung. Nanti aku nyusul ya ke alamat hotel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status