Aku terdiam sejenak. Lebih tepatnya, aku memastikan apakah dia benar-benar memanggilku dengan sebutan Addri? Tapi, lelaki itu malah tersenyum. Wajahnya masih sama seperti dulu, tampak teduh dipandang. Membuat detak jantungku berdetak tak karuan. Tapi aku tersadar sesuatu, “Astaga, Ghinda! Ingat, kamu sudah bersuami. Mengagumi lelaki lain itu dosa!” Aku berusaha untuk mengingatkan diriku.“Kamu bener Addri?” tanyanya lagi memastikan. Kali ini aku tidak salah dengar, lelaki ini memang menyebutkan nama akhirku. Dengan gugup, aku menjawab, “I-iya. Saya Addri.”Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Dia memang benar-benar Mas Ginan. Lelaki yang dari dulu mengejar cintaku, tapi aku tolak berulang kali dan lebih memilih Mas Adam. Padahal, seluruh keluargaku lebih setuju jika aku menikah dengannya. Namun, waktu itu aku sangat mencintai Mas Adam. Tidak peduli meskipun Mas Ginan terdengar lebih mapan dalam finansial. Itu lah cinta yang sifatnya buta.“Dunia sempit sekali ya. Fina
Read more