Beranda / Romansa / Istri Warisan CEO / Bab 321 - Bab 330

Semua Bab Istri Warisan CEO: Bab 321 - Bab 330

360 Bab

Bab 321 S2 Jadi Bulan Madu

Ternyata semua tidak semudah yang Dima dan Dira bayangkan. Setelah tidak mencegah kehamilan lagi, Dira justru tak kunjung datang bulan. Alhasil, mereka masih menunda bulan madu.“Coba jangan stres. Pikirkan yang baik-baik saja agar kamu bisa cepat datang bulan. Jangan juga terlalu memaksakan untuk segera punya anak. Kita masih punya banyak waktu. Tidak perlu harus sesegera mungkin.” Dima berusaha untuk meyakinkan Dira. Dia takut sang istri stres karena ingin segera memiliki anak. Jadi membuatnya tidak kunjung datang bulan.Dira merasa jika bisa jadi itulah alasannya tidak kunjung datang bulan. Pikirannya hanya fokus pada keinginan memiliki anak. Tentu saja justru membuatnya lama datang bulan. Belum lagi hormonnya yang belum kembali normal pasca memakai pencegah kehamilan.“Sebaiknya hari ini kita tidak ke mana-mana. Gunakan waktu untuk istirahat saja.” Dima membelai lembut rambut Dira.“Lalu mau apa di rumah?” Dira merasa pasti akan membosankan jika di rumah saja.“Bagaimana jika kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya

Bab 322 S2 Sensasi Berbeda

Tepat saat Dira mengalihkan pandangan, Dima menatap. Mereka saling beradu pandang. Perlahan Dima mendaratkan bibirnya di bibi sang istri. Sayangnya, sebelum bibirnya sampai di bibir sang istri, aksinya itu dihentikan. Dira meletakan jarinya di depan bibirnya. Membuat Dima tidak dapat mencium sang istri.“Kenapa?” tanya Dima.“Jangan di sini.” Dira langsung menarik tangan Dima. Mengajaknya untuk masuk ke dalam kamar.Dima tersenyum. Tentu saja dia senang ketika sang istri mengajaknya untuk melakukannya di dalam.Mereka berdua segera ke lantai bawah. Saat menuruni anak tangga, mereka mulai berciuman. Dima mendorong Dira berjalan mundur, tanpa melepaskan tautan bibirnya.Tepat di tempat tidur, Dima mendorong sang istri ke tempat tidur. Perlahan tangan Dima mulai bergerilya. Sayangnya, lagi-lagi Dira menghentikan aksinya itu.“Kenapa lagi?” tanya Dima. Dia merasa sedikit kesal karena dua kali dilarang sang istri.“Tutup dulu kacanya. Aku tidak mau dilihat ikan-ikan.” Dira malu-malu menjel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya

Bab 323 S2 Buru-Buru

Dima dan Dira menghabiskan waktu tiga hari di hotel. Menghabiskan waktu bersama hanya di dalam kamar hotel saja. Tidak ada agenda pergi sama sekali. Hanya keluar untuk makan sesekali. Selebihnya mereka makan di kamar hotel. Mereka tidak mau terlalu lelah. Jadi mereka memutuskan di kamar saja. Lagi pula dengan pemandangan indah di kamar, mereka tidak perlu jauh-jauh pergi. Hari ini Dima dan Dira sudah kembali bekerja. Karena kini sudah tidak kuliah, Dira lebih bisa fokus untuk bekerja. “Aku sudah kirim laporan dari pabrik. Kamu cek dulu saja.” Dira meletakan berkas sekalian memberitahu sang suami. “Bailah, aku akan cek.” Dima mengangguk. Kemudian kembali ke meja kerjanya. Beberapa saat kemudian Arlo datang ke ruangan Dima. “Kak Dima ada di ruangannya, Ra?” tanya Arlo. “Ada, masuk saja. Sejak tadi dia menunggumu.” Dira mempersilakan Arlo untuk masuk ke ruangan Dima. “Baiklah.” Arlo mengangguk. Kemudian mengayunkan langkahnya ke ruangan Dima. Sebelum membuka pintu, dia mengetuk pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 324 S2 Membuat Anak

“Kita harus membuat anak malam ini.” Sesuai saran dokter, mereka harus berhubungan seminggu dua sampai tiga kali. Dira mengambil jalan tengah tiga kali. Jadi hari ini mereka akan melakukannya, besok mereka tidak berhubungan suami-istri. Jadi selang-seling. Itu lebih mudah untuk menghitungnya.“Memang hari ini jadwalnya?” tanya Dima memastikan.“Iya.” Dira menangguk pasti.“Ayolah kalau begitu.” Dima langsung memasang sabuk pengaman di tubuhnya. Kemudian memutar kunci mobil untuk menyalakan mesin mobil. Dengan gerakkan cepat, Dima menginjak pedal gas. Melajukan mobilnya pulang ke rumah.Mereka sampai di rumah setelah satu jam melakukan perjalanan. Tak menunggu lama, mereka segera masuk ke kamar.“Aku mandi dulu.” Dira tidak nyaman jika harus langsung melakukannya dalam keadaan berkeringat. Apalagi seharian dia bekerja.“Kita mandi bersama.” Dima mengedipkan matanya. Kesempatan seperti ini memang jarang-jarang. Jadi harus dimanfaatkan.Dira tersipu malu. Selalu saja suaminya membuatn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 325 S2 Hasilnya

Bab 325 Ale.Dira tidak bisa melanjutkan ucapannya. Memilih memberikan alat tes kehamilan yang baru saja dicoba itu pada Dima.Dima segera membaca alat tes kehamilan itu. Kemarin, dia juga sudah membaca petunjuk penggunaannya. Jadi kali ini dia tahu pasti apa hasil dari garis yang tertera di alat tes kehamilan tersebut.“Kita coba lagi jika sudah telat seminggu.” Dima menarik tubuh sang istri. Membawanya ke dalam pelukannya.Dira mengangguk. Walaupun sedikit kecewa, tetapi dia yakin jika masih ada kesempatan setelah seminggu.“Sudah, jangan bersedih.” Dima mendaratkan kecupan di dahi sang istri. Kemudian menangkup pipi sang istri agar menghadap ke arahnya.Dira menatap sang suami. Kemudian memberikan anggukan pada sang suami.“Ayo, kalau begitu kita berangkat.” Dima kembali mendaratkan kecupan. Namun, kali ini tepat di bibir.Akhirnya mereka berdua bersiap untuk ke kantor. Menjalani hari seperti biasa. Dira berusaha untuk tetap tegar. Masih berharap jika mungkin terlalu dini untuk mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 326 S2 Mual

Dima yang didorong Dira tiba-tiba langsung tersungkur. Tidak adanya persiapan memang membuat tubuhnya tak kuasa menahan dorongan dari sang istri.Dira langsung bangkit dari sofa. Tempat yang dituju pertama kali adalah toilet yang berada di ruangan Dima.Di toilet, Dira memuntahkan semua isi perutnya di wastafel. Tidak kuasa menahan perutnya yang bergejolak.Dima yang melihat sang istri muntah-muntah segera menghampiri. Membantu sang istri dengan memberikan pijatan tepat di tengkuk.Dira terus memuntahkan isi perutnya. Hingga saat merasa semua sudah keluar, barulah dia membersihkan mulutnya.Dengan tubuh yang lemas, Dira menegakkan tubuhnya. Menatap dirinya dari pantulan cermin.“Apa kamu tidak apa-apa?” Dima begitu khawatir sekali.“Sepertinya aku makan terlalu banyak. Jadi aku muntah.” Dira merasa jika dia muntah karena terlalu banyak makan.“Lihatlah akibatnya. Sesuatu yang kamu tidak lakukan membuat kamu seperti ini.” Dima juga merasa jika hal aneh yang dilakukan sang istri itulah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 327 S2 Ke Dokter

Akhirnya setelah kejadian mual melihat makanan, Dira tidak makan selama tiga hari. Dia hanya mau makan buah saja atau minum susu. Perutnya benar-benar mual ketika melihat makanan di atas meja.Selama tiga hari ini, Dima juga bingung. Bagaimana bisa istrinya tidak mau makan  karena mual melihat makanan. Sekuat tenaga memaksa, tetapi tetap saja sang istri tidak mau.Mengingat tidak mau makan dan melihat makanan, Dira tidak mau diajak ke rumah mertuanya. Dia takut saat di rumah mertua diajak makan. Jika menolak, pastinya mereka akan tersinggung. Jika mengatakan apa alasannya, pasti mereka akan bingung.“Kamu sudah tiga hari tidak makan. Apa kamu tidak berusaha untuk makan?” Dima masih berusaha untuk membujuk sang istri.“Aku mau saja makan, tapi kamu tahu sendiri ‘kan jika melihat makanan saja aku sudah mual. Bagaimana bisa aku makannya?” Dira merasa jika dia tidak bisa makan sama sekali. Mual yang dirasakannya terlalu berl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya

Bab 328 S2 Hamil

“Dira hamil, Ma.” Dima dengan semangat memberitahu sang mama.Mama Ale terkesiap. Untuk sesaat dia mencerna ucapan Dima. Saat paham, dia langsung membulatkan mata.“Benarkah?” Mama Ale langsung memastikan ucapan Dima.“Iya, Ma.” Dima mengangguk.Mama Ale langsung beralih pada Dira. “Dira, selamat, akhirnya kamu hamil juga.” Mama Ale langsung memeluk menantunya. Merasa senang sekali akhirnya Dira dapat hamil.“Terima kasih, Ma.” Dira memeluk sang mertua.“Sepertinya kita harus undang keluarga yang lain. Kemudian mengadakan makan malam bersama.” Mama Ale memberikan ide tersebut.Dima dan Dira saling pandang. Membayangkan makan malam bersama tentu saja adalah hal menyeramkan.“Ma, jadi Dira tidak bisa melihat makanan di atas meja. Dia mual, Ma. Sepertinya tidak perlu ada makan malam karena takut membuat Dira tidak nyaman.” Dima mencoba menjelaskan pada Dira.Mama Ale tampak terkejut sekali.“Maksud kalian, Dira tidak bisa makan?” Mama Ale memastikan.“Iya, Ma. Tiap lihat orang makan atau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya

Bab 329 S2 Bersabar

Sejak istrinya hamil, Dima selalu makan sendiri. Walaupun sepi, tetapi dia berusaha untuk tetap kuat. Apalagi sang istri tidak bisa melihat makanan berjajar di atas meja.Setiap hari Dira hanya makan roti atau kentang. Kemudian dia hanya minum jus buah dan sayur. Dira masih mau minum susu. Jadi nutrisinya masih terpenuhi.Selama tidak melihat makanan di atas meja, Dira masih aman. Tidak akan muntah. Keadaannya pun baik-baik saja. Justru tampak tidak sedang hamil.Dima yang baru saja selesai makan, segera kembali ke kamar. Menemui sang istri yang berada di kamar.“Kamu sudah selesai makan?” Dira menatap sang suami yang baru saja masuk ke kamar.“Sudah.” Dira mengangguk.Langkahnya diayunkan menghampiri sang istri yang sedang duduk di sofa seraya melihat ponselnya.“Sedang apa?” tanya Dima seraya mendudukkan tubuhnya tepat di samping sang istri.“Melihat info tentang kehamilan.” Dira menunjukkan ponselnya.Dima mengangguk. Dia ikut membaca apa yang sang istri baca. Menambah ilmu pengeta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-18
Baca selengkapnya

Bab 330 S2 Pernikahan Arlo

Hari pernikahan Arlo dan Fazila akhirnya tiba juga. Semua anggota keluarga merayakan kebahagiaan ini. Dima dan Dira pun tak kalah bahagia dalam menyambut pernikahan Arlo.Dima diminta oleh keluarganya untuk menunggu adiknya. Sepanjang menunggu, dia terus menggoda sang adik.“Bagaimana? Apa jantung aman?” tanya Dima.Arlo menatap malas. Dia benar-benar malas dengan sang kakak yang terus menggodanya. Yang dikatakan sang kakak memang benar. Jantungnya begitu berdebar sekali ketika hari pernikahan. Padahal kemarin, dia tidak merasakan apa-apa.“Aku rasa kamu yang membuat jantungku tidak aman.” Arlo merasa jika itu adalah karena kakaknya yang sedari tadi terus menggodanya. Alhasil dia jadi takut.Dima tertawa. Senang sekali menggoda adiknya itu.“Salah siapa tidak percaya jika pasti kamu berdebar-debar.” Dima tertawa senang.“Iya, aku benar-benar berdebar-debar. Aku takut jika salah mengucapkan ijab kabul.” Arlo memegangi dadanya yang berdebar-debar.Dima tak henti tertawa. “Asal bukan sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status