Beranda / Romansa / Istri Warisan CEO / Bab 311 - Bab 320

Semua Bab Istri Warisan CEO: Bab 311 - Bab 320

360 Bab

Bab 311 S2 Rumah Baru

Akhirnya rumah yang diimpikan jadi juga. Butuh waktu satu tahun untuk membangun rumah tersebut dari awal sampai benar-benar bisa ditempati. Dima dan Dira cukup antusias sekali ketika melihat rumah impian mereka telah jadi.Hari ini mereka mulai pindah. Sekali pun belum lulus kuliah, Mama Ale mengizinkan mereka pindah. Pertimbangannya tentu saja karena yang dibangun Dima dan Dira dekat dengan rumah mereka.“Apa semua barang kalian sudah dibawa ke sini?” Mama Ale memastikan pada Dira.“Sudah, Ma. Sudah dibawa semua.” Dira mengangguk.“Kamu ini, seperti rumah jauh saja. Jika sampai nanti ada yang ketinggalan, tentu saja tidak masalah ‘kan. Mereka bisa ambil di rumah.” Papa Alca menggeleng heran. Seperti anaknya tidak akan kembali ke rumah saja.Mama Ale langsung tertawa. Dia lupa jika anaknya tinggal tak jauh dari rumah.Hari ini Dima dan Dira memindahkan barang-barang mereka. Tak hanya Mama Ale dan Papa Alca saja, tapi juga Arlo. Karena waktu itu Dima dan Dira membantunya pindahan. Akhi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Bab 312 S2 Pesta Rumah Baru

Malam ini semua keluarga datang untuk merayakan rumah baru milik Dima dan Dira. Oma Mauren, Oma Arriel, Opa David, dan Opa Adriel datang untuk melihat rumah milik Dima. "Ada berapa kamar di sini?" tanya Oma Mauren. "Empat kamar di bawah dan empat kamar di atas." Dima menjelaskan. "Kalau kamarnya banyak di bawah, Oma bisa menginap." Oma Mauren begitu senang karena jika dia menginap, tidak perlu susah-susah naik ke lantai atas. "Iya, Oma. Kamar bawah ini memang aku siapkan khusus untuk Oma dan Opa. Satu kamar di untuk Oma Mauren dan Opa David, satu kamar untuk Oma Arriel dan Opa Adriel." "Kamu memang anak pintar." Oma Arriel mencubit pipi cucunya. Dia memang tahu jika kakek dan neneknya tidak mungkin naik ke lantai atas. Dima tersenyum bangga. Dia memang selalu tahu bagaimana keluarganya. Jadi bisa memperkirakan dengan baik."Lalu Mama dan Papa di mana?" Mama Ale pun tak mau kalah. "Mama dan Papa di lantai atas." Dima tersenyum. Mama dan papanya tentu saja masih aman jika naik tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Bab 313 S2 Lamaran

Hari ini Arlo akan melamar Fazila. Hanya beberapa keluarga inti dan perwakilan saja. Mengingat keluarga Arlo tidak mau membebani keluarga Fazila.Arlo hanya ditemani oleh Mama Ale, Papa Alca, Dima, Uncle Liam. Saat sampai mereka disambut oleh paman Fazila.Mereka saling berkenalan. Ternyata paman Fazila itu adalah paman dari keturunan papa Fazila. Jadi kelak dia yang akan menjadi wali.Seorang gadis belia keluar dengan membawa nampan. Menyajikan minuman untuk para tamu.“Ini siapa?” Mama Ale menatap gadis yang baru saja meletakan minuman di atas meja.“Ini Almeta, Ma. Adik Fazila.” Arlo memperkenalkan Almeta pada sang mama.“Kamu cantik sekali. Sama persis dengan kakakmu.” Mama Ale memuji Almeta.“Namanya juga kakak adik. Pasti mirip.” Dima berbisik meledek sang mama.Mama Ale hanya menatap malas pada sang anak.“Kamu umur berapa?” Mama Ale begitu tertarik untuk bertanya.“Dua puluh, Tante.” Almeta menjelaskan.“Kuliah?” tanya Mama Ale lagi.“Iya, kuliah semeter awal.” Almeta mengangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Bab 314 S2 Salah Menebak

Akhirnya hari ini Arlo akan lamaran. Acara lamaran diadakan di rumah Fazila. Rumah kecil itu disulap jadi tempat acara lamaran. Sengaja hanya keluarga inti saja yang hadir. Mengingat rumah Fazila tidak terlalu besar.Arlo dan keluaranya langsung dipersilakan masuk. Duduk di kursi yang telah disiapkan. Berhadapan dengan kursi dari keluarga Fazila.Pembawa acara membuka acara lamaran tersebut. Menanyakan apa yang membuat keluarga Janitra datang.Perwakilan keluarga adalah Uncle Liam. Dia menyampaikan niat kedatangan mereka yaitu untuk melamar Fazila.Keluarga Fazila menerima kedatangan mereka. Namun, meminta Arlo sendiri yang menyampaikannya.“Apa benar Arlo ingin melamar Fazila?” Pembawa acara bertanya pada Arlo.“Benar, saya ingin melamar Fazila. Menjadikannya sebagai istri saya.” Dengan percaya diri Arlo menyampaikan hal itu.“Baiklah, kalau begitu, bagaimana jika kita tunggu jawabannya dari Fazila saja. Kita panggil saja Fazila.” Pembawa acara meminta orang untuk memanggil Fazila.D
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Bab 315 S2 Program Kehamilan

“Kapan waktu yang pas untuk kami bisa program kehamilan, Dok?” tanya Dira.“Memang kapan kalian mau rencana punya anak?” Dokter menatap Dira dan Dima. Karena mereka adalah pasien rutin setiap bulan dan sudah berlangsung selama tiga tahun. Jadi mereka sudah akrab.“Sebentar lagi saya skripsi. Setelah itu wisuda. Jadi saya rasa setahun lagi saya mau hamil.” Dira mencoba menceritakan hal itu pada dokter.“Kehamilan bisa terjadi setelah kamu berhenti menggunakan pencegahan kehamilan antara satu bulan sampai satu tahun. Jadi kamu bisa mengira-ira sendiri, kira-kira kapan kamu akan hamil.” Dokter menjelaskan.“Jadi andai saya berhenti memakai pencegahan kehamilan setelah skripsi, belum tentu langsung hamil, Dok?” Dira memastikan lagi.“Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Bisa jadi kamu langsung hamil, bisa jadi beberapa bulan setelahnya. Jadi tergantung tubuhmu.”Dira mengerti yang dijelaskan oleh dokter. Mungkin setelah ini akan membahasnya dengan Dima.Kali ini, seperti biasa Dira melakukan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-11
Baca selengkapnya

Bab 316 S2 Perdebatan Fazila Dan Almeta

“Almeta takut jika sendiri. Karena itu sebelum kami punya anak, dia bisa tidur di kamar sebelah.” Fazila mencoba menjelaskan hal itu.Dira mengangguk mengerti. Dia mengulas senyumnya ketika mendapatkan jawaban itu.“Jangan perlakukan aku seperti anak kecil, Kak.” Almeta sedikit kesal. “Berikan saja aku di kamar di atas. Lagi pula apa yang perlu aku takutkan.” Dia sedikit kesal dengan yang dilakukan kakaknya. Sang kakak benar-benar memperlakukan dirinya seperti anak kecil.“Sudah, dengar saja kataku.” Fazila masih merasa jika keputusannya sudah benar. Jika dekat, dia bisa menjaga adiknya.Almeta hanya melirik malas. Kakaknya selalu begitu. Membuatnya benar-benar tidak berkutik.Dima dan Dira merasa bingung dengan situasi ini. Mereka merasa jika Almeta dan Fazila tidak seakur yang mereka bayangkan. Ada banyak perdebatan yang terjadi.“Ayo lihat bagian lain.” Arlo sudah biasa melihat hal semacam itu. Jadi dia memilih menghindar. Malas mendengar perdebatan kakak dan adik itu.Dima dan Dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-11
Baca selengkapnya

Bab 317 S2 Berlebihan

“Kita duduk di sebelah sini saja.” Fazila menunjuk tempat duduk tepat tengah.“Boleh.” Arlo mengangguk.“Kami pesan di sini—““Dua. Yang satu di sini.” Almeta memotong ucapannya kakaknya seraya menunjuk tempat duduk yang berada di pojok. Almeta yang tadinya berdiri di belakang Fazila, tiba-tiba langsung menerobos. Berdiri tepat di samping sang kakak.Fazila langsung menoleh ke arah adiknya. Adiknya benar-benar tidak sopan menyela ucapannya.“Jadi mau pesan di tengah dua dan di pojok satu?” Pegawai bioskop yang melayani tiket bertanya.Fazila langsung mengalihkan pandangan pada pegawai bioskop. “Iya, pesan dua di tengah dan satu dipojok.” Dia pun membenarkan hal itu.Arlo langsung membayar tiket tersebut. Saat tiket didapat, akhirnya mereka memilih menunggu. Mereka duduk di ruang tunggu. Kebetulan film masih setengah jam lagi.“Aku akan pesan popcorn dulu.” Arlo berdiri kembali.“Biar aku saja, Kak.” Almeta langsung berinisiatif untuk menawarkan diri.“Baiklah.” Arlo tentu tidak kebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Baca selengkapnya

Bab 318 S2 Apa Aku Salah?

“Kenapa bicara seperti itu?” tanya Fazila menatap lekat pada adiknya.“Karena aku merasa memang aku adalah sumber masalah sebenarnya. Kak Zila terlalu perhatian padaku. Terlalu peduli padaku. Padahal harusnya Kak Zila biarkan saja aku. Jangan pikirkan aku. Fokus saja pada kehidupan Kak Zila sendiri.” Almeta tidak mau karena dirinya hubungan sang kakak jadi berantakan. Dia ingin kakaknya baik-baik saja. Menjalani hidup dengan calon suaminya, tanpa terus memikirkan dirinya.Fazila termangu ketika mendapati kata-kata yang keluar dari mulut adiknya. Tidak menyangka jika adiknya berpikir seperti itu.“Bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu. Kamu adikku satu-satunya. Mama dan papa sudah menitipkan kamu padaku. Lalu, bagaimana bisa kamu mengatakan hal itu?” Fazila meneteskan air mata. Benar-benar kecewa dengan apa yang dipikirkan oleh adiknya. Selama ini dia berusaha menjaga adiknya, tetapi sang adik justru tidak mau menerima semua itu.“Aku tahu Kak Zila ingin menjaga aku, tapi aku bukan ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Baca selengkapnya

Bab 319 S2 Bicara Dari Hati

“Kenapa kamu langsung bicara seperti itu tadi?” Dira tidak habis pikir dengan suaminya. Bisa-bisa melakukan hal itu. Padahal jelas-jelas Arlo dan Fazila sedang bertengkar.“Biar saja. Dengan begitu mereka bisa berbaikan. Mereka mau menikah. Jika hanya hal sepele membuat mereka bertengkar dan membuat mereka mengakhiri rencana pernikahan. Itu akan sangat bahaya.” Dima merasa keputusannya sudah tepat. Karena dengan begitu adik dan calon adik iparnya itu bisa akur.Dira merasa jika sang suami memang benar. Mereka justru jadi penengah untuk Arlo dan Fazila.“Menurutmu apa yang menjadi masalah mereka?” Dira menatap sang suami.“Entah.” Dima menaikkan bahunya tanda tidak tahu.Dira memikirkan apa yang menyebabkan apa yang menjadi alasan Arlo dan Fazila bertengkar.“Jangan pikirkan orang lain. Fokus saja dengan kita. Cepat selesaikan skripsimu. Setelah itu ayo kita pergi bulan madu lagi.” Dima menghentikan pikiran sang istri yang berkelana ke mana-mana.Membahas skripsi membuat Dira seketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya

Bab 320 S2 Lulus

“Aku lulus.” Dira yang keluar setelah selesai sidang skripsi pun langsung memeluk sang suami. Dia benar-benar senang sekali akhirnya lulus juga.Dima yang mendengar hal itu pun merasa ikut senang. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga.“Selamat, Sayang.” Dima mengeratkan pelukannya. Tidak sia-sia selama ini dia membantu sang istri.“Terima kasih kamu sudah membantu aku.” Tanpa bantuan sang suami, tentu saja semua tidak akan cepat selesai.“Sama-sama. Sudah jadi tanggung jawabku membantumu.” Dima melepaskan pelukannya. Kemudian menghapus air mata Dira. “Jangan menangis. Ini hari bahagiamu.” Dima mencoba meyakinkan Dira.“Iya.” Dira Mengangguk.Dima langsung memakaikan selempang yang bertuliskan Jadira Luna, SE. Sebuket bunga pun diberikan pada Dira.“Sekali lagi selama, Sayang.” Dima mendaratkan kecupan di dahi sang istri.Dira begitu terharu sekali. Mendapatkan perayaan yang luar biasa.“Dira.” Mama Ale menghampiri Dira.Dira langsung mengalihkan pandangan. Ternyata keluarga D
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
36
DMCA.com Protection Status