Home / Romansa / Istri Warisan CEO / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Istri Warisan CEO: Chapter 271 - Chapter 280

360 Chapters

Bab 271 S2 Alasan Apa?

“Nanti jika ditanya mama, kita jawab apa? Kenapa kita menginap di hotel?” Dira menatap Dima yang sedang sibuk menyetir.“Bilang saja kita menghabiskan waktu berdua untuk bercinta.” Dima menjawab sambil tersenyum. Merasa lucu dengan jawabannya sendiri.“Kak ….” Dira memukul lengan Dima. Kesal sekali dengan jawaban dari sang suami. Jika menjawab seperti itu jelas membuatnya akan semakin malu.Dima hanya tertawa saja. “Jawab saja jika kita kemalaman setelah makan malam.”“Kalau ditanya kenapa menginap dua hari?” Dira masih mencari celah kemungkinan pertanyaan apa yang akan diberikan oleh mertuanya.Dima mengembuskan napas. Sang istri ada-ada saja. Mamanya juga tidak akan bertanya sampai sedetail itu. “Jawab saja jika kita mau menikmati tidur di hotel.” Dia memberikan ide jika mamanya bertanya.“Baiklah.” Dira mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengerti apa yang akan dijawabnya pada sang mama.Akhirnya mereka sampai di rumah juga. Saat sampai tampak Mama Ale, Papa Alca, dan Arlo berada di te
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more

Bab 272 S2 Kenapa Tidak Bilang?

“Oh … iya, Mama sampai lupa bilang, jika kemarin Oma bilang jika ada jadwal yang kosong di hotel Davis sekitar dua bulan lagi. Jadi kemungkinan pernikahan kalian bisa dilaksanakan dalam dua bulan.” Mama Ale menjelaskan. Kemarin mertuanya datang untuk memberitahu hal itu. Jadi dia menyampaikan pada anaknya. “Apa tidak terlalu cepat jika dua bulan, Ma.” Dira yang sedari tadi menunduk pun akhirnya bicara. Dia merasa waktu dua bulan adalah waktu yang begitu cepat sekali. “Tidak juga. Dua bulan Mama rasa waktu yang cukup. Semua sudah disiapkan oleh WO. Tinggal menyiapkan gaun pernikahan saja. Jadi tidak ada masalah. Undangan juga sudah dibuat WO. Akan disebar dua minggu sebelum pesta pernikahan.” Mama Ale menjelaskan dengan detail. Dira mengangguk-anggukkan kepalanya. Merasa jika semua diurus WO, pastinya akan mudah dan juga cepat. Mereka melanjutkan makan dengan menambahkan obrolan kecil. Tentu saja obrolan tentang pesta pernikahan nanti. Karena gaun yang akan dipilih harus dibuat, jad
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Bab 273 S2 Jangan-Jangan Tahu

Semalam Dima harus gigit jari karena Dira memutuskan untuk tidak berhubungan selama belum bisa mengecek kehamilan. Terpaksa dia harus menunggu hal itu.“Kemarin wajahmu berseri-seri, Kak. Kenapa sekarang muram?” Arlo melihat sang kakak yang begitu berbeda dengan kemarin.“Sejak kapan kamu jadi ahli ekspresi?” Dima menatap malas pada adiknya itu.Arlo langsung tutup mulut. Dia tahu jika sang kakak sedang tidak dalam keadaan baik. Jadi dari pada ditelan mentah-mentah oleh sang kakak.Dira tahu apa yang membuat suaminya sedikit kesal. Apalagi jika bukan gara-gara semalam dia menolak keinginan sang suami. Bukan niatnya melakukan hal itu. Namun, sebelum dia tahu jika hamil, dia tidak mau sampai melakukannya lebih dulu.“Ma, aku akan tinggal di apartemen mulai minggu depan.” Di tengah-tengah makan, Arlo menjelaskan pada sang mama.Mama Ale membulatkan matanya. Benar-benar terkejut sekali. Dia tidak menyangka jika anaknya memutuskan untuk pindah. “Kenapa kamu harus tinggal di apartemen? Apa
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Bab 274 S2 Gosip Di Kantor

Dima hanya tersenyum. Dia merasa jika bisa jadi karyawan sudah tahu. Jadi wajar para karyawan tersenyum pada Dira. Jika sampai mereka cemberut, jelas Dima akan bertindak. Tidak rela jika istrinya diperlakukan seperti itu.Lift terbuka, Dima dan Dira segera keluar dari dalam lift. Saat sampai di depan ruangan Dima, tidak ada Ana di kursi sekretaris. Tampak wanita lain yang berada di sana. Wanita setengah baya itu tampak berdiri menyambut Dima. Mungkin umur wanita itu sekitar empat puluh tahun. Dira berpikir jika wanita itu adalah karyawan lama di Janita.“Selamat pagi, Pak.”“Pagi.” Dima mengangguk.“Perkenalkan saya Aina, sekretaris baru pengganti Ana.” Aina memperkenalkan diri.“Terima kasih, Aina. Semoga kamu betah di sini.” Dima segera berlalu ke ruanganya.Dira masih di tempatnya berpijak. Masih memikirkan kenapa Ana diganti. Suaminya tidak mengatakan apa-apa.“Perkenalkan saya, Aina, Bu.” Aina mengelurkan tangan pada Dira.“Panggil saja Dira, Bu.” Dira segera menerima uluran tan
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Bab 275 S2 Mesra-Mesraan Di Kantor

“Aku minta ….” Dima menggantung ucapannya. “Kak, cepat katakan mau apa?” tanya Dira. Dia sudah di atas pangkuan Dima. Takut jika ada yang lihat dalam keadaan seperti ini. Dima mengangsur tubuhnya. “Kak Dima mau apa?” Dira panik. Takut suaminya melakukan yang tidak-tidak di kantor. Dima langsung tertawa. Melihat sang istri panik itu memang membuatnya gemas. “Kak, jangan bercanda. Cepat katakan apa mau Kak Dima.” Dira memukul tangan Dima yang melingkar di tub“Aku mau kamu jangan panggil aku ‘kak’. Aku merasa tidak nyaman dengan panggilan itu. Kamu ini istriku. Bagaimana bisa memanggil aku ‘kak’. Seperti adikku saja.” Dima sedikit menekuk bibirnya. Merasa kesal dengan panggilan Dira selama ini. Dira pikir Dima akan minta apa. Ternyata hanya meminta hal itu saja. “Baiklah. Lalu aku panggil apa?” tanyanya memastikan. “Panggil ‘sayang’ atau ‘honey’ atau ‘baby’ atau apa saja yang mesra.” Dima memberikan beberapa panggilan yang bisa dipilih Dira. Dira langsung memikirkan panggilan a
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Bab 276 S2 Beberapa Cara

Mama Ale cukup terkejut dengan pertanyaan Dira. Dia merasa pertanyaan itu benar-benar di luar nalarnya. “Kamu belum siap jika punya anak?” tanya Mama Ale.“Belum, Ma. Aku mau kuliah dulu. Jika kuliahku selesai, baru rencananya aku akan punya anak.” Dira menyampaikan apa yang menjadi alasannya.Mama Ale terdiam. Jika dilihat dari umur mungkin Dira memang belum siap untuk menjadi seorang ibu. Dia ingin mengejar pendidikan lebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Jadi wajar jika dia memilih jalan mencegah kehamilan. Walaupun mungkin dia bisa memberikan kemudahan untuknya, tetapi nyatanya Dira memilih untuk tidak hamil lebih dulu. Sebagai orang tua yang baik, bukankah dia harus mengizinkan anak-anak mereka melakukan apa yang anak-anak inginkan.“Ada beberapa cara.” Mama Ale mencoba menjelaskan.Dira dengan saksama mencoba mendengarkan. Dia harus memahami apa yang dijelaskan oleh mertuanya.“Cara pertama bisa pasang alat di dalam organ intim kita. Tapi, jika belum pernah melahirkan, di
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 277 S2 Kenapa Membahas Ini Di Sini?

“Dim, Mama mau bicara sebentar.”Sejak tadi Mama Ale menunggu waktu yang pas untuk bicara. Setelah makan malam, Dima memilih untuk ke kamarnya dan baru turun saat ingin menjemput Dira. Di saat inilah Mama Ale menggunakan waktu untuk bicara.“Tampaknya serius, Ma.” Dima menarik kursi di meja makan. Kebetulan tadi dia berniat untuk minum lebih dulu sebelum berangkat menjemput istrinya.“Serius tidak serius.” Mama Ale tersenyum.“Tentang apa ini?” Dima semakin penasaran sekali. Dia merasa jika ada hal yang benar-benar penting yang ingin dikatakan sang mama“Tadi pagi Dira bertanya tentang cara pencegahan kehamilan.” Mama Ale pun menjelaskan apa yang membuatnya sampai harus bicara dengan sang anak.Dima sebenarnya cukup terkejut ketika Dira bertanya pada mamanya seperti itu. Tampaknya memang Dira berniat serius untuk belum memiliki anak.“Mama sebenarnya tidak masalah jika kalian mau menunda kehamilan lebih dulu. Karena memang mengingat Dira ingin fokus kuliah dulu. Tapi, kamu tahu sendir
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 278 S2 Aku Pikirkan Dulu

“Sayang, pertanyaanmu itu sangat menyinggung sekali?” Dima tidak habis pikir dengan yang ditanyakan Dira. Bisa-bisanya Dira bertanya hal konyol itu.Dira memikirkan pertanyaannya tadi. Dia bingung kenapa bisa pertanyaannya menyinggung. Dia merasa pertanyaannya tadi biasa saja. “Memang kenapa pertanyaanku menyinggung?” Dira yang tidak tahu pun memilih untuk bertanya.“Sayang, saat kamu bertanya apa aku pernah mencoba alat pengaman pria, itu seolah kamu menuduh aku sudah pernah melakukan hubungan suami-istri dengan wanita lain.” Dima mencoba menjelaskan apa yang dikatakan Dira padanya tadi.Dira mencerna penjelasan Dima barusan. “Aku tidak menuduh. Bukankah jika kamu belum pernah mencobanya tinggal jawab tidak.” Dia masih merasa pertanyaannya biasa saja.Dima mengembuskan napasnya. Berusaha untuk tetap tenang ketika sang istri masih tetap dengan pendiriannya. “Sayang, aku belum pernah melakukan hubungan suami-istri selain denganmu. Jadi aku tidak tahu.” Dima mencoba menjelaskan.“Kalau
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 279 S2 Menggoda Sekali

“Bu Dira.” Ana memanggil Dira.“Kak Ana kenapa panggil ‘Bu’?” Dira merasa canggung ketika Ana memanggil seperti itu. Padahal awalnya Ana hanya memanggil nama padanya. “Karena Bu Dira adalah istri Pak Dima. Jadi saya memanggil ‘Bu’.” Ana mengungkapkan apa yang menjadi alasanya memanggil hal itu.Dira tidak mau memaksakan semuanya. Dia tahu pasti jika ini adalah bentuk penghormatan Ana padanya. “Baiklah.”“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf karena sudah bertindak kasar pada Bu Dira waktu itu. Saya memang menyukai Pak Dima, tetapi tidak tahu jika Pak Dima sudah memiliki istri.” Ana sadar pekerjaan sangat sulit di dapatkan. Jika sampai dikeluarkan, tentu saja dia takut.“Aku juga minta maaf. Karena memang tidak mengatakan jika aku adalah istri Pak Dima. Karena memang pesta pernikahan kamu belum bisa dilaksanakan, jadi kami merahasiakan itu.” Dira memberikan alasan yang masuk akal.“Saya harap Bu Dira tetap mengizinkan saya bekerja di Janitra.”“Aku tidak punya kuasa apa-apa. Semua k
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 280 S2 Apa Masih Bisa?

“Sayang, aku datang.”Dengan semangat Dima membuka pintu kamar mandi. Dia hanya memakai handuk sebatas pinggang. Wajahnya semringah ketika akan bercinta dengan sang istri.Sayangnya, Dima harus kecewa ketika tiba-tiba mendapati sang istri tertidur di tempat tidur.“Sayang ....” Dima memanggil sang istri.Tak ada jawaban dari sang istri. Tentu saja itu membuat Dima harus menelan kecewa. Saat sedang bergairah, sang istri justru meninggalkan sendiri.“Dia tidak tahu bagaimana tersiksanya aku.” Dima mengembuskan napasnya.Sebenarnya Dima bisa saja membangunkan Dira. Namun, dia tidak mau mengganggu istirahat sang istri. Apalagi tadi terlihat jika sebenarnya sang istri sangat lelah.“Sepertinya aku memang harus mandi air dingin untuk meredakannya.” Dima tidak punya pilihan. Karena dia benar-benar tidak bisa mengganggu sang istri.Akhirnya Dima kembali ke kamar mandi. Kembali mandi. Berharap hasratnya yang menggebu itu segera turun.Sekitar satu jam berlalu. Dira segera bangun. Dia tersadar
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
36
DMCA.com Protection Status