Home / Romansa / Istri Warisan CEO / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Istri Warisan CEO: Chapter 221 - Chapter 230

360 Chapters

Bab 221 S2 Menjemput

Siapa dia?” tanya Wina, salah satu cleaning servis pada Ina.“Dia cleaning servis baru.”Kemarin Wina libur. Jadi tidak tahu jika ada cleaning servis baru.“Bule kesasar jadi cleaning servis.” Wina tertawa ketika mengetahui jika ada orang asing yang menjadi cleaning servis. Ina tidak menanggapi ucapan Wina. Wina memang selalu saja begitu jika ada anak baru. Apalagi anak baru yang sekarang wajah cantik blasteran. Jadi tentu saja mengusiknya.“Hai, Ina.” Dira menyapa Ina.“Hai, Dira.” Ina tersenyum. Dia segera mengalihkan pandangan pada Wina. “Dira, kenalkan ini Wina.” Dia memperkenalkan temanya itu.“Hai, aku Dira.” Dira memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.“Wajah bule, nama tetap lokal,” ledek Wina. “ Wina.” Dia memperkenalkan diri seraya menerima uluran tangan Dira.Dira tersenyum. Tak terlalu menanggapi.“Ayo, Dira.” Ina mengajak Dira melanjutkan pekerjaannya.Dira mengikuti Ina untuk melanjutkan pekerjanya. Mereka akan membersihkan toilet di lobi. Karena tadi banyak pela
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 222 S2 Naik Motor

“Iya, kamu pikir siapa!” Dima menatap malas pada Dira. Dira menekuk bibirnya, sedikit kesal. Bagaimana dia tahu jika itu adalah Dima. Karena pria di depannya itu memakai helm. Terlebih lagi suara yang tertahan helm, membuatnya tidak dapat mendengar suara asli Dima. Dima segera berbalik. Naik lagi ke motornya. Dira pun segera mengekor di belakang Dima. “Ini.” Dima memberikan helm pada Dira. Dira segera memakai helm tersebut. Kemudian naik ke atas motor. Sayangnya, karena motor begitu tinggi, Dira nyaris jatuh. Untung saja Dima sigap memegangi tubuh Dira. “Apa kamu tidak bisa hati-hati?” Dima melemparkan pertanyaan bernada sindiran. “Aku sudah hati-hati. Motornya saja yang terlalu tinggi.” Dira menyalahkan motor Dima. Dima menyatukan giginya untuk menahan kekesalannya itu. “Sudah pegang pundakku.” Dia menepuk pundaknya. Dira segera memegangi pundak Dima. Kemudian naik ke atas motor. Akhirnya setelah bersusah payah, dia bisa naik motor juga. Dima melihat Dira dari pantulan kaca s
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 223 S2 Menikahkan Kamu Dengan Dima

Dira dan Dima duduk bersebelahan. Berharapan dengan Ale dan Alca. Dira benar-benar tidak tahu apa yang akan dibicarakan. “Dira, sebenarnya yang ditulis mamamu bukan sekadar menitipkanmu pada kami saja. Tapi, ada hal lain.” Alca memulai pembicaraan dengan Dira. Dira cukup terkejut ketika mendengar hal itu. Dia pikir jika mamanya hanya sekadar menitipkan. “Lalu apa yang mama inginkan?” tanya Dira penasaran. “Ini.” Alca memberikan amplop yang diberikan surat yang diberikan Dira waktu itu. Dira segera membuka surat yang diberikan Alca padanya. Membaca apa yang terdapat di dalam surat wasiat yang ditulis mamanya sebelum meninggal. Alangkah terkejutnya Dira, ternyata mamanya meminta Alca untuk menikahkan dirinya dengan anak Alca. Sebagai luka di masa lalu. “Kenapa mama harus minta hal seperti ini?” tanya Dira. Dia tidak habis pikir. Kenapa bisa mamanya meminta hal konyol seperti ini. “Sebenarnya, aku dan mamamu adalah sepasang kekasih sebelum aku menikah. Saat itu aku harus menik
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 224 S2 Terkurung

“Aku sudah bilang bukan jika rambutmu harus dicat hitam. Apa kamu tidak mendengarkan perintahku?” Dira hanya bisa diam ketika mendengar cacian dari kepala HRD. Sejak kemarin dia memang diminta untuk mewarnai rambutnya. Namun, karena semalam menangis, dia lupa melakukannya. “Maaf, Bu. Saya janji besok sudah saya cat.” Dira menjawab sambil menundukkan kepalanya. Merasa takut dengan kepala HRD tersebut. “Baiklah, jika besok rambutmu itu tidak dicat hitam, aku benar-benar akan memecatmu. Tidak peduli siapa yang berada di belakangmu.” “Baik, Bu.” Dira menangguk. Kepala HDR segera pergi meninggalkan toilet di lobi. Tinggal Dira saja yang ada di sana. Dira merasa lega karena masih dikasih kesempatan lagi. Entah apa yang harus dilakukannya jika tidak diberikan kesempatan. Ternyata pembicaraan kepala HRD tadi didengar oleh Dima. Dia yang tadi melihat Dira ke toilet lobi segera mengejarnya. Namun, justru mendengarkan omelan dari kepala HRD. Dima merasa kasihan juga. Pasti semalam Dira tida
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 225 S2 Dira Hilang

Dima sudah sampai di rumah. Dia segera masuk ke kamarnya. Membersihkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar. Berniat menunggu makan malam. “Kamu sudah pulang, Dim.” Ale yang keluar dari kamar tampak terkejut melihat anaknya. Dia pikir sang anak belum pulang. “Iya, sudah dari tadi.” Dima menuruni anak tangga. “Mama pikir kamu belum pulang. Karena Dira juga belum pulang.” Ale tidak melihat Dira pulang. Jadi dia pikir Dira pulang bersama Dima. “Dira belum pulang?” Dima begitu terkejut sekali. “Belum?” Ale menggeleng. “Apa jangan-jangan dia tidak tahu jalan?” Ale mencoba menebak. “Mana mungkin dia tidak tahu jalan. Tadi pagi saja dia sampai di kantor dengan selamat.” Dima tidak percaya jika Dira tidak sampai di rumah karena tidak tahu jalan. “Lalu ke mana dia, Dim?” Ale panik ketika Dira tak kunjung pulang. “Aku akan cari dia.” Dima segera kembali ke kamar. Mengambil jaket dan kunci motor. Dengan segera Dima mengambil motornya. “Dim, kabari mama jika bertemu Dir
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 226 S2 Mencari Dira

Dira terus memanggil sampai akhirnya dia lelah. Dia tak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa meminta bantuan siapa pun.Dira benar-benar merasa takut berada di ruangan sendiri seperti sekarang. Ingatannya kembali pada bagaimana papanya mengurungkannya kala itu. Terasa tersiksa sepi sendiri.Sejak kecil hubungan rumah tangga orang tua Dira memang tidak baik. Papa Dira selalu memukul mamanya. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari rumah. Sejak saat itu Dira tidak tahu di mana keberadaan papanya. Jika ditanya, tentu saja Dira akan menjawab jika papanya sudah mati.Dira duduk di lantai. Melipat kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara kaki dan dadanya. Dia hanya bisa menangis. Meratapi dirinya yang selalu sendiri.Saat menjaga mamanya, Dira selalu sendiri, dan kini dia sendiri juga. Dira berpikir mungkin memang dia akan sendiri terus.Dira yang kelelahan menangis pun lambat laun memejamkan matanya. Tubuhnya lemas perlahan merebah di lantai. Energinya sudah terpakai habi
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 227 S2 Menjaga Dira

“Aku menemukannya di ruang rapat, Pa. Sepertinya dia terkunci di sana.” Dima menjelaskan pada papanya.Alca merasa heran bagaimana bisa orang terkunci di dalam ruang rapat.“Kamu yakin dia terkunci, tidak ada yang sengaja mengunci?” Alca menatap anaknya.“Aku akan cari tahu besok, Pa.” Dima juga yakin jika Dira dikunci, bukan terkunci. Pasti ada orang yang sengaja mengunci Dira.Dima kembali ke dalam kamar setelah mamanya mengganti baju. Dira masih memejamkan matanya. Tak bangun sama sekali.Arlo yang datang pun segera memberikan obat pada Dima. Dengan cepat, Dima meminumkan obat tersebut.Dira yang begitu kelelahan, mengikuti saja. Dia tidak sadar sama sekali ketika Dima memintanya minum obat.“Aku akan menjaganya, mama dan papa bisa tidur.” Dima menatap kedua orang tuanya.Alca menatap sang istri. Meminta sang istri untuk menuruti apa yang dikatakan sang anaknya.“Baiklah, kami akan tidur. Kamu jagalah Dira.” Alca menepuk bahu Dima.Mendapatkan kode sang suami Ale pun mengerti. “Jag
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 228 S2 Salah Tingkah

Seketika pipi Dira menghangat. Dia salah tingkah ketika mendengar ucapan Dima. Sudah dipastikan jika kini pipinya pasti sudah memerah bak tomat busuk.Dima pun juga akhirnya menyadari ucapannya. Dia sedikit menyesali apa yang baru saja diucapkan. Namun, dia tidak bisa menarik ucapannya.“Jika kamu sudah bisa bangun, bersihkan tubuhmu, aku akan ambilkan makan.” Dima mengalihkan pembicaraan. Tak mau sampai membuat Dira tidak nyaman.“Iya, aku akan segera mandi.” Dira yang salah tingkah berusaha untuk tenang.“Baiklah.” Dima segera keluar dari kamar Dira. Memberikan ruang pada Dira.Saat Dima keluar, Dira menjadi jauh lebih tenang. Karena tidak salah tingkah di depan Dima.Dira segera menyibak selimutnya. Bersiap untuk mandi. Saat melihat ke arah bajunya, Dira mulai berpikir. Siapa gerangan yang mengganti bajunya.“Apa Kak Dima yang mengganti?” Dira melemparkan pertanyaan itu pada dirinya sendiri. “Tidak mungkin.” Dira menggeleng. “Pasti Tante Ale.” Dia menebak hal itu. Jika berada di ru
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 229 S2 Memecat

Siapa yang Anda tugaskan untuk membersihkan ruang rapat?” Dima menatap tajam pada kepala cleaning servis.“Saya menyuruh dua cleaning servis, Pak. Tapi, bukan Dira yang saya suruh.”“Kalau begitu panggil dua orang itu!” Dima masih tidak terima jika ada yang menyuruh Dira tanpa sepengetahuan atasannya.“Baik, Pak.”Kepala cleaning servis segera keluar dari ruangan Dima. Kemudian memanggil dua orang yang disuruhnya membersihkan ruang rapat.“Wina, Ina, kalian ikut saya ke ruang Pak Dima.”Wina dan Ina saling pandang. Mereka tidak menyangka jika hal ini sampai ke CEO mereka. Entah apa hubungan Dira sebenarnya dengan CEO Janitra, sampai-sampai CEO-nya sendiri yang turun tangan.Mereka berdua langsung ke ruangan CEO. Mereka menemui Dima di sana.Dima yang melihat dua wanita itu memerhatikan dua wanita itu. Satu wanita dia kenal, karena wanita itu pernah berdebat dengan Dira. Namun, yang satunya Dima tidak kenal.“Siapa di antara kalian yang menyuruh Dira membersihkan ruang rapat?” Dima lan
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 230 S2 Berdua di Rumah

Bab 230 S2 Dima dan Dira berada di rumah berdua. Kebetulan Ale mengajak serta asisten rumah tangga karena ada beberapa barang yang ingin dibeli. Jadi dia butuh bantuan. Setelah makan siang, Dima masuk ke kamar untuk mengganti baju. Begitu juga Dira, dia masuk ke kamar juga untuk mengambil cat rambutnya. Karena tidak ada yang bisa dia kerjakan, dia memilih untuk mewarnai rambutnya. Dira mengambil air lebih dulu ke dapur untuk membuat cairan cat rambut. “Kamu mau apa?” Dima yang melihat Dira langsung bertanya. Dira menoleh ke arah belakang. Di mana Dima berada. “Mau cat rambut.” Dima hanya menangguk-anggukkan kepalanya. Setelah menyiapkan cairan cat rambut, Dira segera membawanya ke taman belakang. Dia sudah membawa kaca di taman belakang. Dima yang penasaran pun ikut ke taman belakang. Melihat apa yang dilakukan Dima. Dira melapisi tubuhnya dengan kain agar tidak mengenai bajunya tak lupa dia memakai sarung tangan agar tangannya tidak terkena cat rambut. Di depan cermin, Dira
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
36
DMCA.com Protection Status