Home / Romansa / Istri Warisan CEO / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Istri Warisan CEO: Chapter 181 - Chapter 190

360 Chapters

Bab 181 Langkah

Mendengar suara istrinya yang berteriak, Alca yang sedang mengecek keadaan air sebentar langsung masuk ke dalam kamar. Saat masuk dia terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya. “Sayang.” Ale melihat ke arah suaminya. Dia begitu terkejut melihat anaknya. “Dia berdiri?” Ale tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Baby Dima tampak berdiri, berpegangan pada tempat tidur. Mungkin karena tadi ditinggal papanya, dia berusaha untuk mengejar papanya. Namun, karena tidak bisa merangkak, mungkin dia memilih untuk berdiri langsung. Tubuh Baby Dima yang belum stabil langsung terjatuh ketika berdiri terlalu lama. Alca yang jaraknya berada jauh lebih dekat langsung berlari untuk menangkap. Beruntung gerakan Alca tepat para waktunya. Baby Dima dapat terselamatkan dan jatuh ke pangkuan sang papa. Ale bernapas lega karena anaknya tertangkap. Jika tidak, pasti anaknya akan terbentur. Ale segera menghampiri sang anak. Memeluk sang anak dengan erat. Dia tidak menyangka anaknya melewatkan fase merangka
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Bab 182 Merasa Iri

Mama Arriel menekuk bibirnya ketika pulang dari rumah Ale dan Alca. Dia langsung melemparkan tasnya. Merasa begitu kesal sekali. “Kamu kenapa?” Papa Adriel begitu penasaran dengan istrinya. Merasa aneh dengan apa yang dilakukan sang istri. “Aku kesal. Mauren bisa bermain dengan Dima leluasa, sedangkan aku?” Mama Arriel merasa kesal sekali. Dia melihat iparnya yang tidak mau memberikan ruang pada dirinya bermain dengan anaknya. Papa Adriel tahu ke mana arah pembicaraan sang istri. Apalagi jika bukan istrinya yang sedang iri dengan iparnya. “Aku harus meminta Ale untuk segera hamil. Agar aku bisa punya cucu juga.” Mama Arriel seolah tidak terima dengan keadaan ini. Dia merasa jika menantunya harus segera memberikannya cucu. “Tapi, Dima masih kecil. Bagaimana bisa kamu memintanya memberikan cucu?” Dima baru satu tahun. Masih terlalu kecil untuk memiliki anak. Tentu saja menurutnya tidak pas jika menantunya harus hamil. “Kata dokter boleh jika sudah satu tahun. Jadi aku akan minta A
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Bab 183 Diskusi Dulu

“Yang dibilang Alca benar. Dia juga harus mendiskusikan ini dulu. Bukan main asal melakukan apa yang kamu minta.” Papa Adriel mencoba menengahi. Dia juga tidak tega dengan anaknya yang dipaksa seperti itu. “Berikan mereka waktu untuk berdiskusi.” Papa Adriel menatap istrinya. Meyakinkan sang istri. Mama Arriel tidak mau menunda keinginannya. Namun, melihat anak dan suaminya sepakat, dia pun tidak punya pilihan. “Baiklah, mama akan menunggu. Tapi, mama tidak mau lama menunggu. Kalian bicarakan hari ini. Besok mama mau sudah ada keputusannya.” Papa Adriel merasa heran sekali. Tetap saja istrinya memaksa segera. Walaupun memberikan waktu. Papa Adriel pun memberikan isyarat kedipan mata pada anaknya. Meminta anaknya untuk menuruti apa yang dilakukan mamanya. Alca tidak punya pilihan lagi selain mengiyakan permintaan sang mama. “Baiklah, besok aku akan memberikan keputusan.” Akhirnya Alca setuju. Mama Arriel merasa lega akhirnya anaknya mau mendengarkannya. Jika sudah begini dia lega. D
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Bab 184 Kami Setuju

“Kita yang berhak memutuskan. Mama harus menghargai. Jika pun mama tidak terima, mungkin dia akan kecewa untuk beberapa saat. Lagi pula kita hanya menunda untuk dapat waktu yang tepat. Bukan tidak akan melakukannya.” Alca mencoba dari sudut pandangnya. Ale merasa jika mama mertuanya akan sangat kecewa pastinya. Hal itu membuatnya merasa bingung. Harus menuruti keinginan mertuanya atau tidak. “Aku akan menuruti keinginan mama.” Ale menjelaskan apa yang menjadi keputusannya. Sejak tadi menemani anaknya tidur, dia memikirkan keputusannya. Ale merasa tidak bisa egois karena mama mertuanya pasti tersiksa. Melepaskan anak untuk menikahi janda, sudah sesuatu yang berat pastinya bagi Mama Arriel. Apalagi saat menikah dirinya hamil. Mungkin jika Alca menikah dengan wanita single, pasti dengan mudah istrinya akan hamil. Jadi Mama Arriel tidak perlu menunggu waktu lama. Jika dihitung penantian Mama Arriel sudah cukup lama. Alca terkejut dengan keputusan istrinya. Dia pikir sang istri tidak ak
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bab 185 Pertengkaran

Mendengar pertanyaan yang tiba-tiba terdengar itu membuat Ale, Alca, dan Mama Arriel mengalihkan pandangan. Mereka melihat Mama Mauren yang tiba-tiba muncul dari balik tembok. Sepertinya Mama Mauren mendengar pembicaraan antara Alca dan Mama Arriel tadi. “Apa benar kalian mau menjalani program kehamilan?” Mama Mauren kembali bertanya lagi. Mama Mauren tadi datang setelah Mama Arriel datang. Karena asisten rumah tangga di luar, jadi dia dapat masuk dengan mudah. Saat masuk, Mama Mauren mendengar suara iparnya. Awalnya, Mama Mauren mendengar suara Mama Arriel yang bertanya perihal Dima. Saat hendak menghampiri, dia dikejutkan dengan pertanyaan tentang rencana memiliki anak. Akhirnya, dia mengurungkan niatnya dan memilih mendengarkan. Alangkah terkejutnya ketika mendengar jika Ale dan Alca berencana untuk melakukan program kehamilan. “Ren.” Mama Arriel berdiri. Wajahnya semringah. Dia masih belum bisa menyadari jika iparnya tidak suka dengan pertanyaannya tadi. “Jadi rencananya Ale dan
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bab 186 Akan Membawa Dima

Mama Mauren terdiam. Dia tidak menduga jawaban Mama Arriel akan seperti itu. Jika ditelisik lebih dalam, tentu saja benar adanya jika Ale kini bukan menantunya. Kini Ale menjadi istri Alca yang artinya memang dia adalah menantu dari iparnya. “Jika kamu melakukan program kehamilan dan memilih menelantarkan Dima, maka aku akan membawa Dima.” Mama Mauren menatap Ale. Jika Ale hamil, jelas Dima tidak akan mendapatkan ASI, lalu untuk apa dia bersama Ale jika seperti itu. Jika hanya diberikan susu formula pun, dia dapat mengasuhnya sendiri. Ale membulatkan matanya. Tidak menyangka jika akhir dari perdebatan mertuanya itu adalah mengambil Dima darinya. Tentu saja dia tidak akan membiarkan hal itu. Dima adalah satu hal yang berharga untuknya. Tidak mungkin jika dia memberikan anaknya pada mertuanya. Alca juga tak kalah terkejut dengan permintaan Mama Mauren. Dia jelas melihat jika sang istri begitu kaget dengan ucapan Mama Mauren. Dia tahu jika istrinya tidak akan bisa kehilangan anaknya.
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bab 187 Membujuk

Alca menghubungi Papa David dan Papa Adriel. Kebetulan kedua pria paruh baya itu sudah tahu masalah ini. Jadi mereka mau saat diajak bertemu oleh Alca. Alca memilih berbicara di restoran dekat rumah agar pembicaraan itu tidak didengar istrinya. Tak mau menambah pikiran sang istri. Saat sampai di restoran, Alca menceritakan semuanya dengan detail. Tak membela siapa pun. Baik Mama Mauren atau pun Mama Arriel. “Sekarang bagaimana, Pa?” Alca menatap Papa Adriel dan Papa David. Dua pria itu saling pandang. Mereka di sini bingung memberikan pendapat. Keduanya merasa apa yang dilakukan istri mereka ada benarnya. “Mama Arriel ingin sekali memiliki cucu. Jadi wajar jika dia meminta aku dan Ale untuk memberikannya, tapi posisinya Dima masih minum ASI. Di sisi lain Mama Mauren tidak rela jika Dima minum susu formula.” Alca benar-benar bingung harus menuruti mana yang harus dituruti. “Ini adalah pilihan sulit, Al. Aku tidak mau membela siapa-siapa, keduanya punya pemikiran masing-masing.” Pa
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bab 188 Menghindar

“Aku tidak akan memisahkan Dima dari Ale.” Mendengar jawaban itu membuat Papa David lega. Ada setitik harapan. Paling tidak pertengkaran ini akan berakhir. “Karena aku tidak mau memisahkan Ale dengan Dima, maka aku akan mencegah Ale untuk melakukan program kehamilan. Jika Arriel mau cucu, biar saja dia menunggu sampai Dima dua tahun.” Mama Mauren dengan percaya dirinya menjawab. Papa David terperangah dengan jawaban sang istri. Dia pikir sang istri akan menghentikan aksinya. Namun, ternyata hanya berubah haluan saja. “Coba lihatlah dari sudut pandang Arriel. Dia merelakan anaknya demi keinginan Dima. Padahal bisa saja dia menolak. Apalagi Ale seorang janda. Ditambah Ale hamil anak Dima. Namun, mereka mau demi permintaan terakhir Dima. Jika Alca menikah dengan seorang gadis, mungkin saja Arriel sekarang sudah punya cucu. Karena hampir dua tahun Alca menikah. Jadi jika dia berharap anak dari Alca itu adalah hal wajar.” Papa David mencoba menjelaskan lagi. Siapa tahu sang istri menger
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 189 Keadaan Canggung

Mama Arriel dan Mama Mauren akhirnya turun. Melihat istrinya yang turun, akhirnya para suami memilih untuk turun. Takut jika terjadi peperangan lagi. Mama Arriel dan Mama Mauren berjalan bersama masuk ke dalam rumah. Mereka saling melemparkan lirikan tajam. Papa Adriel dan Papa David hanya bisa saling pandang. Mereka menjadi pengawal istri-istri mereka agar tidak terjadi apa pun. Berjalan tepat di belakang para istri. Ale dan Alca begitu terkejut ketika melihat orang tua mereka datang. Kali ini begitu lengkap. Jadi mereka merasa sedikit aneh. Apalagi kemarin para mama baru saja bertengkar. Sambil memeluk sang anak, Ale menatap suaminya. Meminta pendapat sang suami tentang mama mertuanya yang datang. “Tenanglah.” Alca meyakinkan sang istri. Papa David melihat wajah tegang Ale. Tentu saja itu membuatnya tidak tega. “Jangan buat keributan.” Papa David berbisik pada sang istri. Melihat anak dan menantunya membuatnya merasa harus memberikan peringatan pada sang istri. Mama Mauren hany
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 190 Membujuk Ale Lagi

Hari ini Mama Mauren mengajak Ale untuk pergi bermain ke playground. Menikmati waktu bermain dengan Baby Dima. Mama Mauren begitu senang bisa menemani cucunya bermain. Baginya Baby Dima adalah satu hal paling berharga dari Dima. Baby Dima sibuk naik mobil-mobilan. Mama Mauren mendorong cucunya itu. Keliling area permainan. Tak hanya itu Mama Mauren juga bermain mandi bola di sana. Baby Dima suka sekali bermain bola. Melihat anaknya yang bahagia membuat Ale ikut senang. Sejenak dia melukapkan masalah yang terjadi antara dirinya, Mama Mauren dan Mama Arriel. Sekitar dua jam, mereka bermain. Menghabiskan waktu bersama. Hingga akhirnya mereka berhenti bermain saat Baby Dima sudah lelah. Ale segera mengganti baju anaknya dan menidurkan di stroller. Bayi kecil yang sudah lelah itu segera tertidur. Mungkin karena sudah lelah, maka cepat sekali tidur. “Karena Dima tidur, sebaiknya kita makan dulu. Nanti jika dia tidak bangun, tinggal menyuapi makan siang.” Mama Mauren mengajak Ale untuk
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
36
DMCA.com Protection Status