Share

Bab 182 Merasa Iri

Mama Arriel menekuk bibirnya ketika pulang dari rumah Ale dan Alca. Dia langsung melemparkan tasnya. Merasa begitu kesal sekali.

“Kamu kenapa?” Papa Adriel begitu penasaran dengan istrinya. Merasa aneh dengan apa yang dilakukan sang istri.

“Aku kesal. Mauren bisa bermain dengan Dima leluasa, sedangkan aku?” Mama Arriel merasa kesal sekali. Dia melihat iparnya yang tidak mau memberikan ruang pada dirinya bermain dengan anaknya.

Papa Adriel tahu ke mana arah pembicaraan sang istri. Apalagi jika bukan istrinya yang sedang iri dengan iparnya.

“Aku harus meminta Ale untuk segera hamil. Agar aku bisa punya cucu juga.” Mama Arriel seolah tidak terima dengan keadaan ini. Dia merasa jika menantunya harus segera memberikannya cucu.

“Tapi, Dima masih kecil. Bagaimana bisa kamu memintanya memberikan cucu?” Dima baru satu tahun. Masih terlalu kecil untuk memiliki anak. Tentu saja menurutnya tidak pas jika menantunya harus hamil.

“Kata dokter boleh jika sudah satu tahun. Jadi aku akan minta A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Mama arriel kayak anak kecil aja minta cucu kayak minta es cream ...hadeeuh parah
goodnovel comment avatar
tintiin
papa Alca sungguh bijak... sabar maa...sabar...
goodnovel comment avatar
Dewi Sylvaina
kadang rasa iri memang tak bisa dielak, meski dia orang baik sekalipun hhhhh...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status