Home / Romansa / Akibat Sumpah Sebelum Menikah / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Akibat Sumpah Sebelum Menikah: Chapter 91 - Chapter 100

140 Chapters

Kelimpungan

"Pa, Bu. Titip Suci, ya! Ada beberapa hal yang terjadi, jadi kita butuh waktu buat sama-sama nenangin diri. Fariz nggak bisa langsung jemput sekarang, karena Suci pasti nggak mau."Fariz memulai panggilan video call dengan ibu dan bapak Suci, sejam setelah sang istri pergi. "Maaf, ya, Pa, Buk. Fariz belum bisa bener-bener bahagiain Suci. Fariz udah bikin anak Bapak dan Ibuk kecewa, karena terus ngulur-ngulur waktu. Fariz ngaku salah, dan lagi berusaha memperbaiki diri."Dari balik layar ponsel, Pak Ahmad dan Bu Sulis berpandangan. Keduanya yang seolah sudah bisa memprediksi mengangguk pelan tanda mengerti."Wes, rapopo, to, Le. Bapak sama ibuk ngerti. Suci kalau ada masalah, kan begitu. Semoga kamu juga bisa ngerti, kasih dia cukup waktu. Jangan dipaksa, tunggu istrimu luluh sendiri. Yang sabar, ya!" Bu Sulit menyemangati sang menantu yang terlihat murung itu. ***Dua minggu kemudian ...."Udah berapa lama dia begitu?" tanya Bobby pada Tebe saat melihat Fariz membentur-benturkan kep
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

Setia Kawan

Embun di dedaunan mulai berguguran terkena terpaan angin pagi, sementara Mentari mengintip malu-malu dari balik jendela yang terbuka. Bau tanah basah menyeruak indra penciuman perempuan berkerudung biru yang menjorokkan kepala keluar kamar dari balik jendela. Ternyata hujan semalam bukan hanya menyisakan hawa dingin yang menerpa, melainkan rindu yang kembali menyapa.Dua pekan berlalu sejak perpisahan itu. Suci masih terjaga dengan perasaan yang sama. Ketika ego dan nuraninya bergelut dalam satu waktu, sulit baginya untuk memilih antara mengedepankan hati atau logika. Sebagai perempuan berpendirian tinggi, tak mudah baginya menerima kenyataan yang ada dengan tangan terbuka. Butuh waktu untuk meyakinkan diri, bahwa apa yang terikat di masa lalu tak akan bisa memengaruhi masa kini. Namun, nyatanya semua yang diharapkan tak selalu berjalan sesuai keinginan. Benang merah yang mengikat masa lalunya dan Fariz, sudah serupa jurang yang siap menenggelamkan.Hingga rasa kecewa yang bersarang,
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Menyamar

Bobby menghela napas lagi. Dia mengangguk meski tak yakin. "Iye, iye. Nggak terima banget lu.""Bodo." Sherly memalingkan pandangan. "Tapi janji, ya! Habis ini lo mau minta maaf sama Suci!" tuntut Bobby kemudian."Masih gue pikirin."Bobby meraih pergelangan tangan Sherly, lalu mencengkeramnya erat. Lekat lelaki itu menatap wanita berkulit eksotis yang berdiri di hadapan."Nggak bisa. Sebelum berangkat ke sini lo udah janji sama gue."Sherly tertegun, entah kenapa tiba-tiba dia merasa salah tingkah dengan tatapan Bobby. "Ya, tapi--""Kita lakuin ini buat Si Jamal!" tukas Bobby, kali ini mereka sudah mengubah posisi berhadapan, dengan kedua tangan yang bertautan, "walaupun dia cuma beban, tapi kita sayang, kan?"Sherly menatap kedalaman mata Bobby. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang tanpa alasan. "Kalian kenapa, sih?"Fariz yang sejak tadi mendengar suara keributan yang Bobby dan Sherly timbulkan, entah sejak kapan sudah berdiri di tengah-tengah keduanya. Sontak Bobby dan Sherl
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Bertemu Teman Lama

"Kira-kira butuh berapa lama bikin Suci sadar kalau yang ada di depannya itu laki Pe'a-nya?" tanya Sherly lagi."Menurut gue dari awal dia emang udah nyadar, cuma sengaja diem-diem bae. Orang Si Jamal sama sekali nggak ada bakat jadi intel, baru mulai aja dia udah mencuri perhatian. Mana teriak-teriak nawarin somay gratis lagi.""Ya udahlah. Kita liat aja sampe mana usaha dia."Bobby mengangguk, di atas bangku yang hanya muat untuk dua orang itu, dia sengaja merapatkan tubuh. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sherly yang mulai menyadari bahwa tangan Bobby sudah beralih merangkul bahunya, langsung menatap tajam. "Ngapain lo pegang-pegang?"Bobby nyengir. Tak lama dia kembali menurunkan tangannya. "Dikit doang."Beralih pada Fariz. Selesai menghidangkan semua pesanan gratis untuk semua anak-anak pengajian serta staf masjid. Momen yang dia tunggu-tunggu akhirnya tiba, saat Suci yang sejak tadi duduk tak tertarik di pojokkan masjid, akhirnya sudi untuk singgah sebentar. Dengan se
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

Penjelasan

"Ee,eeh. Itu Si Jamal mau dibawa ke mana?" Bobby beranjak dari tempatnya, saatmenyadari Fariz sudah menghilang dari pandangan bersama dengan lelakiberpakaian thobe (gamis laki-laki) setinggi sama.Sherly menahan tangan Bobby, sebelum sempat lelakiitu berlari menghampiri. "Udah, biarin aja! Diliat dari interaksinya,kayaknya mereka udah kenal lama. Mending kita balikin gerobak siomaynya, teruscari makan," usulnya sembari melenggang pergi mendahului.Dua langkah di belakang, Bobby mengekori wanitaberambut cepak dengan kaus dan celana jins tersebut. Sampai saat anak-anak yangsemula berpencar makan siomay, kembali mengerubungi untuk mengembalikan piringsisa tadi. Sembari menerima uluran-uluran piring yang disodorkan, dari dalamtas pinggang yang melingkar, Sherly mengeluarkan segepok uang pecahan dua puluhribuan untuk dibagikan.Bobby tertegun di tempat. Dia sadar bagian itu takada dalam skenario dan sudah pasti inisiatif dari wanita itu sendiri."Apa?" sungut Sherly saat meliha
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

Modus

"Guebangga banget sama lo, Mon." Bobby merangkul bahu Sherly di tengahperjalanan pulang.Matahari hampir tenggelam, awan kelabu yangmenggumpal di langit sudah bersiap menurunkan hujan. Beruntung mereka sempatmengembalikan gerobak siomay ke rumah sang penjual, setelah memberi tambahanbonus di luar uang muka yang sudah Fariz berikan.Wanita itu tersenyum tipis. "Harus. Gue, kanemang wanita yang berpendidikan dan berprestasi." Dia menepuk dada bangga."Dih." Bobby memutar bola mata."Jadi, sekarang lo udah bisa bener-bener ikhlasin Fariz?""Belum tentu.""Ye, nih anak.""Tergantung mood, situasi, dan kondisi.""Serah lo aja, Mon."***"Dari mana aja kalian?" tanya Farizsetibanya Bobby dan Sherly ke kontrakan bersamaan dengan serentaknya hujanderas yang turun ke permukaan."Jalan-jalan. Menikmati udara segar pedesaan.Ya, nggak, Mon?" jawab Bobby sekenanya sembari menyenggol lengan Sherly.Wanita itu hanya mengedikkan bahu, lalumendaratkan bokong di atas bangku bambu yang ada di
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

Yakin dan Percaya

"Mbaaak ...." Fariz berteriak untuk yang ke sekian kalinya, sembari melempar payung serampangan. "Susu sama snack-nya ketinggalan. Saya ambil sendiri, ya. Nanti totalin!"Di balik etalase kaca Suci memejamkan mata, sembari menekan pelipisnya. "Totalin semua, ya! Makasih." Fariz tersenyum begitu manis sembari meletakkan belanjaan yang dia ambil serampangan dari mulai yang tergantung sampai yang dipajang. Suci menghela napas panjang. Dia mengangkat kepala menatap lelaki yang sengaja menghindari pandangannya. "Kesetnya nggak dijual," sahutnya menahan jengkel saat melihat Fariz menyertakan keset ke dalam belanjaan. "Kalau ini?" Fariz menggeser botol minum yang diletakkan di atas etalase. "Itu punya saya." Suci masih berusaha tetap terlihat sabar."Kalau yang ini?"Suci menengadah, kesabarannya sudah benar-benar di ambang batasnya. Dia tahu tujuan Fariz mengulur-ulur waktu hanya untuk berlama-lama bercengkerama dengannya. "Itu sendal saya, Mas.""Oh, kirain. Ya udah yang ini a--""Ud
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Mulai Bersemi

"Kira-kira Suci sama Si Jamal lagi ngapain, ya?" Bobby bertanya pada Sherly saat menyadari bukan hanya dia yang terjaga sampai dini hari ini. Lelaki berdarah Batak itu menatap langit-langit kamar kontrakan sembari menumpukan kedua tangan di bawah kepala, sebagai bantal dengan tubuh hanya beralaskan karpet bergambar bunga. "Menurut lo?" Di atas ranjang, Sherly balik bertanya. Wanita itu terlihat bergelung dalam selimut tebal hingga yang terlihat hanya sebagian sisi wajahnya saja. "Yakin mau tahu pendapat gue?" Bobby mengubah posisi menghadap Sherly. Kedua alis tebalnya naik turun beriringan. "Nggak jadi," pungkas wanita pemilik tinggi seratus delapan puluh senti tersebut, "gue tahu isi pikiran lo yang nggak pernah jauh dari selangkangan.""Ah, masa?" Bobby sengaja menggoda. Dia bangkit dari posisi berbaring. Kemudian menatap Sherly yang berbalut selimut tebal. "Jadi itu alasan kenapa badan lo dibuntel selimut udah kayak ulet nangka? Padahal kalau kita nggak sengaja tidur bertiga,
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Diam-Diam Menghanyutkan

"Kita mau ke mana?" tanya Fariz di tengah perjalanan, saat Suci tiba-tiba mengajaknya pergi. Sudah dua hari sejak tragedi demam dan terjaga sampai dini hari, tubuh lelaki itu bahkan terlihat jauh lebih bugar dari sebelumnya. "Nanti juga kamu tahu. Dari pertigaan, tolong belok kiri!" titah Suci tanpa menjawab pertanyaan yang Fariz ajukan sebelumnya.Lelaki itu hanya mengangguk pelan, lalu mengikuti interuksi. Kendaraan roda empat itu terus melaju dari Kabupaten Lumajang, menuju Surabaya, melewati Tugu Pahlawan dan beberapa tempat wisata hingga akhirnya berhenti di sebuah tempat makan yang cukup terkenal di daerah yang sama. Fariz memarkirkan mobilnya di depan sebuah Depot Gudeg yang berjarak sekitar lima menit jalan kaki dari Tugu Pahlawan. Lokasi tepatnya berada di Jalan Pasar Besar Wetan Nomor 1A, Alun-alun Contong, Bubutan. Tempat ini biasa buka dari pukul 06.00-15.30 WIB.Ada banyak sajian menu gudeg seperti, nasi gudeg pecel, nasi gudeg campur, nasi komplit, dan nasi campur deng
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Tak Salah Memilih

" ... apa pun hal buruk yang orang bilang tentang kamu. Bagiku kamu tetap suami terbaik di mataku."Fariz benar-benar kehilangan kata setelah mendengar semua penjelasan Betrand tentang apa yang dia dan Suci lakukan selama dua pekan terakhir ini. Fariz nyaris tak percaya, ternyata kala sang istri tak ada di sampingnya, Suci justru tengah memperjuangkan hak dan keadilan untuknya. Sementara dia malah menghabiskan waktu dengan meratapi nasib, sampai makan tak berselera, dunia terlihat tak lagi sama, hingga menggalau dengan membabibuta. Seketika rasa malu dan kagum berkecamuk menjadi satu. Tak ada yang lebih Fariz syukuri, selain memperistri seorang Suci Puspitasari. Dunianya tak lagi sama saat perempuan ini hadir dalam hidupnya. Dia mampu mengubah apa yang sebelumnya tak pernah bisa diubah. Dia bisa melelehkan bongkahan es yang mulanya sulit untuk mencair. Dia juga mampu merobohkan benteng kokoh yang bahkan tak bisa orang lain seberangi. Semua medan terjal yang harus dilewati, seolah Far
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status