Ke empat orang tamu tak diundang itu duduk di sofa dengan posisi berhadapan. Saling beradu pandang memerhatikan sang empunya rumah yang memberikan sambutan kurang menyenangkan. Bahkan sampai mereka duduk di ruang tamu sembari menikmati jamuan yang Suci hidangkan, Fariz masih saja memasang tampang berang. "Gue kira cuma Petani yang hobi bercocok tanam, ternyata Anak Beruang lebih rajin. Mana nggak tahu tempat lag--" Fariz melempar kepala Bobby dengan bantal sofa. "Percuma jelasin sama jomblo karatan, mana paham," cibirnya santai dan tanpa beban. "Njir, kalau lo nggak ketemu Suci, kita berdua udah jadi duo jomblo abadi.""Kita?" Fariz mengulangi. "Lo aja kali, gue mah enggak."Pupil mata Bobby melebar. "Idih, idih, belagu amat, lo. Tunggu aja entar, gue dapet anak kyai, idup lo kelar."Senyum miring Fariz tersungging. "Bangun, Nak. Tidur lu kemiringan.""Otakku lo yang miring!"Tak lama setelahnya baku-hantam bantal pun tak terelakkan. Tebe, Obink, dan Bohim yang sudah sangat hafal d
Terakhir Diperbarui : 2023-03-10 Baca selengkapnya